Masjid Agung Surakarta Solo
Wisata Religi mengulik sejarah masjid agung Surakarta Solo
Kali ini channel YouTube Juarsah Gumay mengajak mu ke Masjid Agung Surakarta terletak di sebelah utara Pasar Klewer, atau tepat berada di sisi barat alun-alun lor Keraton Surakarta. Masjid yang memiliki arsitektur Jawa kuno ini merupakan salah satu masjid kuno di Indonesia. Merupakan bagian dari Keraton Kasunanan Surakarta, Masjid Agung menempati lahan seluas 19.180 meter persegi. Masjid ini dipisahkan dari lingkungan sekitar dengan tembok pagar keliling setinggi 3,25 meter. Bangunan Masjid Agung Surakarta merupakan bangunan bergaya tajug yang beratap tumpang tiga dan berpuncak mustaka (mahkota).
Di dalam kompleks Masjid Agung dapat dijumpai berbagai bangunan dengan fungsi kultural khas Jawa-Islam. Juga terdapat maksura, yang merupakan kelengkapan umum bagi masjid kerajaan.
Meskipun bangunan utama masjid memiliki arsitektur Jawa kuno, namun gapura utama masjid ini bergaya Arab Persia. Berada di sebelah timur bangunan induk, gapura ini berdiri megah dengan satu buah pintu utama yang besar, dengan diapit dua pintu kecil di sisi kiri dan kanan. Dari gapura utama, pengunjung bisa duduk di serambi masjid yang memanjang dari selatan ke utara dengan bagian tengah yang menjorok kedepan, sebutannya, tratag rambat.
Selain keunikan bangunan, di sekitar halaman masjid terdapat beberapa hal menarik lain. Di antaranya, pagongan di sisi utara dan selatan setelah memasuki gapura utama masjid. Bentuk pagongan berupa pendapa dengan ukuran bangunan sama. Fungsinya, sebagai tempat gamelan keraton diletakkan dan dimainkan sewaktu perayaan Sekaten. Berikutnya, istal dan garasi kereta untuk raja ketika salat Jumat dan gerebeg. Kemudian, menara adzan yang mempunyai corak arsitektur terinsirasi dari Qutub Minar di Delhi, India. Ada pula istiwak, yaitu gnomon (pancang) yang menjadi bagian jam matahari untuk menentukan waktu salat. Terakhir, gedang selirang, bangunan yang dipergunakan untuk para abdi dalem yang mengurusi masjid.
#masjidagungsolo #masjidagungsurakarta #sejarahmasjudagungsolo #masjidkuno #masjidbersejarah #masjidkratonsolo #jelajahmasjid #masjidtertuadisolo #wisatareligi #bagunanbersejarah #solo #surakarta #yogyakarta
VLOG #1 | Jalan-Jalan ke Pasar Klewer & Masjid Agung Surakarta/Solo 2019
Pasar Klewer merupakan pasar penjual batik terbesar di Indonesia, banyak sekali yang bisa kalian lakukan disini. Selain itu kalian bisa berkunjung ke Masjid Agung Surakarta yang letaknya di sebrang jalan depan pasar Klewer.
Mohon maaf jika dalam pembuatan video ini ada kata-kata yang kurang benar mohon dimaafkan.
Jangan Lupa jika suka dengan video ini untuk LIKE, Komentar, Share & SUBCRIBE!! Adi Topan .R
MENARA MASJID TERTINGGI DI INDONESIA 114 METER - MASJID SRIWEDARI SOLO
Masjid ini memiliki Menara Utama Tertinggi di Indonesia, Konstruksi struktu hanya diselesaikan 39 Hari 40 Malam, Luar Biasa....
The atmosphere outside the grand mosque in Surakarta solo Indonesia
Masjid Kotak di Manahan Solo Mencuri Perhatian
SOLOPOS.TV, SOLO--Masjid Siti Aisyah di Manahan, Solo ini mencuri perhatian karena desain dan fasilitasnya. Masjid dengan luas tanah 925 m2 ini dikenal dengan sebutan 'Masjid Kotak'.
Masjid Agung Surakarta (Explore Solo The Spirit of Java)
Masjid Agung Surakarta, Pusat Kebudayaan Islam di Solo
Masjid Agung Surakarta, dahulu masjid ini bernama Masjid Ageng Keraton Hadiningrat dan dibangun oleh Pakubuwono III pada sekitar tahun 1749. Terletak di sekitar Alun-alun Utara Keraton Surakarta, tepatnya di bagian barat, masjid ini memiliki posisi penting dalam penyebaran Agama Islam di Solo.
Pembangunan masjid ini tidak terlepas dari peran penting yang dipegang oleh seorang raja pada saat itu. Ketika itu, raja tidak hanya menjadi pemangku kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan, tapi juga sebagai penyiar agama. Selain itu, pemilihan lokasi masjid yang dekat dengan keraton terinspirasi dari Masjid Agung Demak yang juga dibangun di dekat keraton dan alun-alun keraton.
Berdiri di atas lahan seluas hampir 1 hektare, bangunan utama masjid yang berukuran 34,2 meter x 33,5 meter mampu menampung sekitar 2.000 jamaah. Sepanjang perjalanannya, masjid ini telah melalui beberapa penambahan dan renovasi.
Bangunan yang pertama dibuat adalah bagian utama masjid. Penambahan pertama dilakukan oleh Pakubuwono IV, yang memberikan kubah di bagian atas masjid. Tidak seperti kubah pada umumnya yang bergaya Timur Tengah, kubah pada masjid ini bergaya Jawa. Bentuknya menyerupai paku bumi.
Penambahan berikutnya dilakukan oleh Pakubuwono X. Pakubuwono membangun sebuah menara di sekitar masjid serta sebuah jam matahari untuk menentukan waktu solat. Pintu masuk masjid pun mengalami perubahan pada masa Pakubuwono X. Pintu bercorak gapuran bangunan Jawa beratap limasan diganti menjadi bercorak Timur Tengah – terdiri dari tiga pintu, dengan pintu yang berada di tengah lebih luas dari kedua pintu yang mengapitnya.
Sementara, Pakubuwono XIII membangun kolam yang mengitari bangunan utama masjid. Pembangunan kolam ini dimaksudkan agar setiap orang yang akan masuk ke dalam masjid dalam keadaan bersih. Tapi, karena berbagai alasan, kolam ini tidak lagi difungsikan. Selain itu, Pakubuwono XIII juga membangun ruang keputren dan serambi di bagian depan.
Penambahan terakhir dilakukan oleh Pemerintah Surakarta. Masih di area masjid, ditambahkan beberapa bangunan dengan fungsi berbeda. Ada perpustakaan, kantor pengelola, dan poliklinik.
MASJID TAMAN SRIWEDARI SOLO
Pembangunan Menara Utama Masjid Taman Sriwedari Kota Surakarta yang direncanakan setinggi 114 M telah dimulai. Konstruksi dimulai pada tanggal 05 Maret 2019. Video ini menunjukkan proses pembangunan dari ketinggian 0 M sampai dengan ketinggian 94,2 M.
Menara ini akan menjadi salah satu landmark Kota Surakarta dan menjadi menara masjid tertinggi di Indonesia. Angka 114 diambil dari filosofi jumlah surat dalam Al Quran. Menara ini dilengkapi dengan lift yang dapat digunakan pengunjung naik ke puncak menara untuk menikmati pemandangan Kota Surakarta. Simak kelanjutannya prosesnya di channel ini dalam video yang akan diupload selanjutnya.
Masjid di Solo Ini Selalu Ramai dan Menarik Minat Wisatawan ? Ada Apa Ya?? - NET JATENG -
Di kota Solo, ada satu masjid modern yang menjadi tujuan wisatawan. Terutama ketika memasuki waktu shalat, mereka memilih beribadah di masjid ini. Namanya, Masjid Raya Fatimah.
Masjid Raya Fatimah ini didirikan pada tahun 1980 oleh pemilik Batik Danar Hadi, Santosa Doellah. Santosa mendirikan masjid ini dengan tujuan menambah amal jariyahnya dan meyakini, akan terus mengalir hingga beliau tutup usia.
Namun awalnya, lokasi masjid bukanlah disini, melainkan di daerah kemlayan, sekitar 200 meter dari lokasi masjid sekarang. Namun karena jumlah jemaah yang terus bertambah, masjid kemudian dipindahkan ke lokasi yang sekarang, tak jauh dari Pasar Singosaren. Bangunan masjid baru ini pun, mulai digunakan pada bulan Oktober tahun 2004 lalu.
Terletak di Jalan Rajiman, Jayengan , Serengan Kota Solo, bangunan ini tak menyerupai masjid. Dengan arsitektur sederhana yang didominasi kaca, sengaja memberikan nuansa modern. Eksterior masjid yang sangat modern, membuatnya seringkali disalahartikan seperti sebuah hotel ataupun gedung pertemuan.
“Begini biasanya seorang wisatawan itu kebiasaannya khususnya yang muslim itu kepengen singgah di satu masjid yang mempunyai satu keunggulan atau mungkin agak beda dari masjid yang lain jadi seperti Masjid Raya Fatimah ini dilihat dari sisi bangunannya arsitekturnya memang sedikit agak beda dengan masjid-masjid yang lain bahkan suatu ketika pernah ada seorang tamu rombongan datang kemari kemudian menanyakan bangunannya kenapa kalau dilihat awalnya seperti hotel tapi setelah masuk masjid sehingga kita jawab pada waktu itu alhamdulillah mendingan kita nampak dari luar hotel namun ketika masuk masjid kemudian di samping itu juga di dalamnya emang kita buat sedemikian rupa barangkali saja ini memang merupakan kesengajaan dari Bapak Santoso yang mempunyai batik danar hadi ini sebagai motif-motif batik sehingga dengan rono ini akan menambah keasrian dan seni daripada masjid kita ini.” Ujar M Thamrin Gozali - Ketua umum takmir.
Begitu memasuki masjid, tersirat jelas perpaduan nuansa modern dan tradisional. Diantara jendela kaca, pengunjung masjid disambut oleh mihrab besar sebagai tempat imam memimpin salat berjamaah. Berada persis di tengah dengan kemiringan sesuai arah kiblat, mihrab yang terbuat dari kayu jati ini dipesan dari jepara. Berhiaskan ukiran motif tradisional yang menyerupai batik, sesuai selera pendiri masjid.
Tak jauh dari mihrab, terdapat mimbar dari kayu jati yang memiliki aksen ukiran yang mirip dengan mihrab. Mimbar dibuat bertingkat dengan bentuk ala mimbar keraton. Di dalam masjid juga terdapat Al Quran besar berukuran panjang 115 centimeter dan lebar 85 centimeter, yang ditulis dengan tangan, menggunakan tinta berwarna emas. Al Quran tersebut merupakan pemberian sahabat sang pendiri masjid, yang ditujukan sebagai pengingat bahwa sejak dahulu, Al Quran telah dipelajari dan juga ditulis oleh tangan.
Nuansa relijius juga tergambar di bagian langit-langit masjid, yang melingkar ukiran tulisan dua kalimat syahadat pada sisi dalam kubah.
Tak heran, jika masjid ini seringkali menjadi daya tarik bagi pelancong yang kebetulan singgah di Kota Solo ini.
Subscribe NET JATENG Official Youtube Channel:
youtube.com/netjateng
Twitter :
twitter.com/NetJateng
Instagram:
@netjateng
Saksikan informasi seputar Jawa Tengah di:
NET Jawa Tengah Setiap Senin - Jumat pukul 5.00 - 6.00 WIB
Live Streaming:
youtube.com/netjateng/live
facebook.com/NetJateng
NET. JAWA TENGAH
CH 54 UHF Semarang | CH 22 UHF Tegal | CH 22 UHF Purwokerto
Solo TV News: PEMBANGUNAN MASJID TAMAN SRIWEDARI MENCAPAI 46.97 PERSEN
A local television in Surakarta.
solotv.id
Masjid Agung Kraton Surakarta, Wisata Religi Kota Solo
Lapora Liputan Magang, Alvian Bangkit W
TRIBUN-VIDEO.COM - Masjid Agung Kraton Surakarta merupakan masjid dengan katagori masjid jami', yaitu masjid yang digunakan untuk salat berjamaah dengan ukuran makmum besar.
Masjid Agung terletak di kawasan alun-alun utara Kraton Surakarta, Kauman, Ps. Kliwon, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57122.
Dikutip dari Wikipedia, Masjid Agung Kraton Surakarta dibangun pada tahun 1763 dan selesai pada tahun 1768.
Masjid Agung Kraton Surakarta mulai didirikan oleh Raja Kraton Surakarta Paku Buwono III pada tahun 1785 M bertepatan dengan 1689l tahun Jawa.
Namun menurut Basit Adnan (1996:12) dan Eko Budihardjo (1989:63) masjid ini didirikan pada tahun 1757 dengan acuan bentuk masjid Demak, tepat 12 tahun setelah peristiwa dipindahnya Keraton Kasunanan Surakarta dari Kartasura ke wilayah desa Sala pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwana III. (Keraton Surakarta didirikan pada tahun 1745)
Dari Pantuan Tribun-Video.com Pada Kamis ( 28/3/2019 ), Masjid Agung Kraton Surakarta memiliki halaman yang sangat luas.
Di samping Masjid Agung Kraton Surakarta terdapat menara setinggi sekitar 30 meter.(*)
Habib Syech - bersama Maulana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani
๑۩๑Dzikir dan Sholawat๑۩๑
Masjid Agung Surakarta
Jum'at, 29 Mei 2009
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf (Solo)
bersama
Maulana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (USA)
Rekaman video2 Habib Syech lainnya tersedia di:
Solo TV News: MASJID SRIWEDARI DILIRIK MENJADI ISLAMIC CENTER
A local television in Surakarta.
KUMANDANG ADZAN MAGRIB MASJID AGUNG KOTA SOLO
Adzan ini saya rekam ketika saya Mau berjamaah sholat magrib di Masjid ini
Suara merdu lembut menggugah hati
Sapi Jokowi Disembelih Pertama di Masjid Agung Solo
PRESIDEN JOKO WIDODO BERKURBAN SAPI DI SEJUMLAH DAERAH DI MASJID AGUNG KERATON KASUNANAN SURAKARTA JAWA TENGAH JOKOWI BERI KURBAN SAPI SATU SETENGAH TON TAHUN INI
VIDEO & EDITOR : ISWARA BAGUS/RADAR SOLO
Ayo subscribe channel ini dan share ke teman-teman kalian
.
.
.
Ikuti juga akun kami:
- Instagram : @radarsolo
- Twitter : @RADARSOLO_
- Facebook : Jawa Pos Radar Solo
- Website : radarsolo.jawapos.com
Alamat : Jl. Kebangkitan Nasional no.37 Sriwedari, Laweyan, Surakarta.
Telpon : (0271) 7653106
Radar Solo TV tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya akan menjadi tanggung jawab komentator sebagaimana diatur dalam UU ITE.
ARSITEKTUR MASJID AGUNG SURAKARTA (SOLO) #FRISTINVLOG
Masjid Agung Surakarta, dahulu masjid ini bernama Masjid Ageng Keraton Hadiningrat dan dibangun oleh Pakubuwono III pada sekitar tahun 1749. Terletak di sekitar Alun-alun Utara Keraton Surakarta, tepatnya di bagian barat, masjid ini memiliki posisi penting dalam penyebaran Agama Islam di Solo.
Arsitektur dari masjid agung surakarta mempadupadankan arsitektur islam budaya jawa di dalamnya. dan meiliki bagian-bagian di dalamnya.
untuk lebih lanjut bisa cek
IG : @Fristin.intan
fb : Fristin intan
twitter : @Fristin.intan
Jam Istiwak Masjid Agung Surakarta - Wide Shot 18 Juli 2013
Liputan Jurnalisme Warga SOLO WIDESHOTERS COMMUNITY
Dari Solo, Jawa Tengah, Farah Dhau & Ilham Ardi melaporkan untuk Wide Shot Metro TV
LIVE Solat Jum'at - Masjid Agung Surakarta (Rihlah Habib Umar bin Hafidz 27-9-2019)
LIVE Rihlah Habib Umar bin Hafidz 2019 -
Solat Jum'at Masjid Agung Surakarta
Bagi yang ingin berpartisipasi dalam liputan perjalanan Habib Umar bin Hafidz 2019, dapat mengirimkan donasinya melalui:
Bank Mandiri
1270008082222
a/n PT. Irstin Nabawy Indonesia
CP: 0878-8080-0893
Download aplikasi Nabawi TV Official untuk kemudahan dalam menyaksikan tayangan Nabawi TV di:
Google Playstore:
iOS App Store:
vlog sejarah dakwah1 masjid agung surakarta solo jawa tengah
tengkyuu sudah nonton vlog pertama gua ini mohon maaf apabila banyak yang salah maklum amatiran , semoga bermanfaat ..
jangan lupa like and subscribe
Kemegahan Grebeg Mulud Keraton Surakarta semasa Sunan Pakubuwono X - Solo Tempo Dulu
Prosesi upacara Grebeg Mulud (Sekaten) memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di Keraton Surakarta semasa pemerintahan Sunan Pakubuwana X.
1. (0:16) Pendapa Dalem Kepatihan Kasunanan Surakarta
2. (0:40) Patih KRA. Sasradiningrat IV mempersiapkan keberangkatan dari Dalem Kepatihan menuju Keraton Surakarta
3. (2:14) Iring-iringan dari Dalem Kepatihan
4. (4:36) Suasana kawasan Pasar Gedhe Harjanagara
5. (5:21) Jalan Purwasari, yang sekarang menjadi Jalan Brigjen. Slamet Riyadi
6. (6:06) Gapura Gladag
7. (7:27) Pasar hiburan dalam rangka Sekaten di Alun-Alun Lor
8. (7:57) Persiapan di dalam Kompleks Kedaton Keraton Surakarta
9. (8:28) Melewati Kori Kamandungan Lor, iring-iringan abdidalem, prajurit, pejabat, dan bangsawan berjalan menuju Sasana Sewayana Siti Hinggil Lor Keraton Surakarta
10. (10:24) Sunan Pakubuwana X berjalan bersama residen Surakarta dikawal dengan abdidalem bedhaya (penari)
11. (11:22) Upacara di Sasana Sewayana Siti Hinggil Lor Keraton Surakarta; tampak Sunan Pakubuwana X duduk di dhampar kencana, di dalam Bangsal Manguntur Tangkil
12. (12:49) Abdidalem membawa gamelan untuk mengawali kirab gunungan
13. (14:09) Pemberangkatan gunungan menuju Masjid Agung Surakarta untuk didoakan oleh ulama dan selanjutnya dibagikan kepada masyarakat
14. (16:21) Tembakan salvo kehormatan mengiringi pemberangkatan gunungan
15. (17:30) Para utusan Sunan Pakubuwana X yang turut mengawal kirab gunungan menuju Masjid Agung Surakarta
Lokasi: Surakarta, Jawa, Hindia Belanda (Indonesia)
Produksi: Koloniaal Instituut
Sutradara: J.C. Lamster
Tahun: 1912
Musik: Gendhing Kinanthi Jurudemung Pl. Br. kalajengaken Gendhing Ayak-Ayak Pl. Br.
© E y e F i l m