Benteng Kuto Besak
Benteng Kuto Besak adalah bangunan yang pada abad XVIII, menjadi pusat Kesultanan Palembang. Benteng ini mulai dibangun tahun 1780 dengan mengadopsi arsitektur ala Perancis. Uniknya bahan bangunannya menggunakan perpaduan kapur dan putih telur lho.
WISATA BENTENG KUTO BESAK (BKB) PALEMBANG
HALO, TEMEN-TEMEN JUMPA LAGI BARENG SAYA DI CHANNEL YOUTUBE COWOK HITAM MANIS BERKUMIS TIPIS
MELIHATKAN TENTANG KEINDAHAN INDONESIA
DAN BERBAGI TIPS SERTA INFO-INFO MENARIK,
VLOG ACTIVITY YANG BAKALAN DIRILIS
JADI BUAT TEMEN TEMEN JANGAN LUPA
LIKE COMMENTS SUBSCRIBE DAN SHARE !!!
karena itu GRATIS!!!
GUNA MEMBANTU SAYA UNTUK TERUS BERKARYA DAN TERUS MENAMPILKAN KARYA TERBAIK .
YUK BERGABUNG DI SOSIAL MEDIA SAYA DI
FACEBOOK: nurdin surani
INSTGRAM : @nurdinsn
TERIMAKASIH DAN SELAMAT MENONTON :D
PERANG PALEMBANG VS BELANDA
Pertempuran Pertama
Bentrokan terjadi pada 12 Juni 1819.Pasukan Muntinghe pun mundur & kembali ke Batavia pada 15 Juni 1819.
Pertempuran Kedua
Armada Belanda datang kembali ke Palembang pada tanggal 18 September 1819,Jumlah personil yang dikerahkan berjumlah 2000 personil & puluhan kapal tempur yang dipimpin oleh Laksamana laut Wolterbeck.
Belanda kembali mengalami Kekalahan.membuat geram petinggi2 di Batavia & akhirnya Wolterbeck diturunkan dari jabatan.Belanda kembali memPersiapan psukanya selama 3 tahun, dari tahun 1819 sampai 1821.Armada besar itu akhirnya berangkat ke Palembang pada 9 Mei 1821 dari Batavia.
Sultan Badaruddin II akhirnya melepaskan jabatan sultan dan mewarisinya kepada Pangeran Ratu.
Pertempuran Ketiga
Armada de Kock akhirnya tiba di muara sungai Musi pada 22 Mei 1821.Pada 16 Juni 1821, armada itu sampai ke mulut Pulau Kemaro & Plaju.
Karena tidak ingin menderita kerugian yang lebih besar lagi, maka de Kock meminta gencatan senjata kepada Badaruddin II. Dia berjanji tidak akan menyerang benteng-benteng Palembang pada hari Jumat. Sebagai gantinya Badaruddin II sendiri harus berjanji untuk tidak menyerang pada hari Minggu.Hal ini dilakukan untuk menghormati hari suci agama masing-masing.Badaruddin II sendiri mengiyakan.
Tapi perjanjian itu hanya bertahan beberapa hari,karna meskipun pada hari Jumat tidak terjadi kontak senjata, secara mendadak pasukan Belanda menggempur benteng-benteng di Pulau Kemaro & Plaju pada saat subuh.Perang jarak dekat terjadi, senapan2 Belanda melawan tombak & sangkur pasukan Palembang.Karena diserang mendadak,maka pertahanan di Pulau Kemaro & Plaju jatuh. Armada de Kock pun berlayar ke pusat kota Palembang dan bermaksud menghancurkan benteng Kuto Besak.Akhirnya de Kock mengeluarkan siasat licik lainnya.Dia menunjukkan Sultan Najamuddin IV.
Badaruddin II kemudian memutuskan untuk menghentikan serangannya karena tidak ingin membunuh kerabatnya sendiri.. Akhirnya, benteng Kuto Besak jatuh dan Badaruddin II beserta panglima-panglima perangnya ditangkap oleh Belanda.Gelar sultan akhirnya diserahkan pada Najamuddin IV dari Pangeran Ratu pada 29 Juni 1821.
Badaruddin II dan keluarganya pun akhirnya diasingkan oleh Belanda ke Ternate pada 3 Juli 1821.
Benteng Kuto Besak Palembang !! Segalo Ado !! Bermain dan Kuliner Malam Hari
Berikut adalah video singkat bagaimana suasana Benteng Kuto Besak di malam hari, begitu ramai dengan masyarakat yang berdangan dan bermain.
Pelataran atau Lapangan BKB (Benteng Kuto Besak) dijadikan tempat ber wisata, bermain ngasuh dan berkuliner di malam hari.
Banyak kenangan di BKB ini ketika Saya masih bujang hahahaha Bermain dengan teman kampus dan teman main badminton.
#bkb #bentengkutobesak #bentengkutopalembang
Wisata Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang
Kuto Besak adalah bangunan keraton yang pada abad XVIII menjadi pusat Kesultanan Palembang. Gagasan mendirikan Benteng Kuto Besak diprakarsai oleh Sultan Mahmud Badaruddin I yang memerintah pada tahun 1724-1758 dan pelaksanaan pembangunannya diselesaikan oleh penerusnya yaitu Sultan Mahmud Bahauddin yang memerintah pada tahun 1776-1803. Sultan Mahmud Bahauddin ini adalah seorang tokoh kesultanan Palembang Darussalam yang realistis dan praktis dalam perdagangan internasional, serta seorang agamawan yang menjadikan Palembang sebagai pusat sastra agama di Nusantara. Menandai perannya sebagai sultan, ia pindah dari Keraton Kuto Lamo ke Kuto Besak. Belanda menyebut Kuto Besak sebagai nieuwe keraton alias keraton baru.
Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan arsitek yang tidak diketahui dengan pasti dan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Semen perekat bata menggunakan batu kapur yang ada di daerah pedalaman Sungai Ogan ditambah dengan putih telur. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.
Berbeda dengan letak keraton lama yang berlokasi di daerah pedalaman, keraton baru berdiri di posisi yang sangat terbuka, strategis, dan sekaligus sangat indah. Posisinya menghadap ke Sungai Musi.
Pada masa itu, Kota Palembang masih dikelilingi oleh anak-anak sungai yang membelah wilayah kota menjadi pulau-pulau. Kuto Besak pun seolah berdiri di atas pulau karena dibatasi oleh Sungai Sekanak di bagian barat, Sungai Tengkuruk di bagian timur, dan Sungai Kapuran di bagian utara.
Benteng Kuto Besak saat ini ditempati oleh Komando Daerah Militer (Kodam) Sriwijaya.
Pembangunan dan penataan kawasan di sekitar Plaza Benteng Kuto Besak diproyeksikan akan menjadi tempat hiburan terbuka yang menjual pesona Musi dan bangunan-bangunan bersejarah. Jika dilihat dari daerah Seberang Ulu atau Jembatan Ampera, pemandangan yang tampak adalah pelataran luas dengan latar belakang deretan pohon palem di halaman Benteng Kuto Besak, dan menara air di Kantor Wali Kota Palembang.
Di kala malam hari, suasana akan terasa lebih dramatis. Cahaya dari deretan lampu-lampu taman menciptakan refleksi warna kuning pada permukaan sungai.
Pemkot Palembang memiliki sejumlah rencana pengembangan untuk mendukung Plaza Benteng Kuto Besak sebagai objek wisata.
Sejarah lengkap Benteng Kuto Besak (BKB), Palembang bersama Yudhie Syarofie
Benteng Kuto Besak Palembang
ini adalah sedikit perjalanan Benteng Kuto Besak yang ada di palembang
Benteng Kuto Besak (Kuto Besak Fort) - South Sumatra - Indonesia
Kuto Besak fort is one of the historical heritages of the Palembang Darussalam Sultanate. The draftsman of the Kuto Besak fort was the first Sultan Mahmud Badaruddin (1724-1758 A.D.), but the process of the building had started in 1780 A.D. The process of the construction spent 17 years. This fort was announced officially by Sultan Mahmud Bahauddin on February 21, 1797 A.D., after completing the construction.
The fort is not only functioned as the historical heritages of the Palembang Darussalam Sultanate, but also as keraton (palace). In the 18th century, the fort become the fourth center of the Palembang Darussalam Sultanate together with Keraton Kuto Gawang, Keraton Beringin Janggut, and Keraton Kuto Batu/ Kuto Lama.
In the beginning, the palace (Keraton) of the Palembang Darussalam Sultanate was Kuto Gawang, which is now purposed as the manufacture of the Crivijaya_s fertilizer (PT. Pupuk Sriwijaya). In 1651 A.D., the Dutch colonialists attacked this palace for trading monopoly in the Palembang Darussalam Sultanate. Unfortunately, not only had their attacks devastated the palace, but also burned the Kuto Gawang_s Palace. The capital of the sultanate then moved to Beringin Janggut, nearby the edge of Tengkuruk River, which is now located around Pasar 16 Ilir, ever since. Under the control of the first Sultan Mahmud Badaruddin (1724-1758 A.D.), the capital of the sultanate was moved to Keraton Kuto Lama. In his ruling period, the governmental administration of the sultanate was moved to Kuto Besak fort.
The city of Palembang, the Palembang Darussalam Sultanate, and Kuto Besak fort were located in the mainland surrounded by tributaries separating the city that developed into island. Kuto Besak fort is located in the northern Musi River bordered by Sekanak River in the west, Tengkuruk River in the east, and Kapuran River in the north. Since 1928, the Tengkuruk River had been buried. In the recent times, the River becomes General Soedirman_s street that in line with the Ampera bridge. From other sides, the fort is located in the western of Keraton Kuto Lamo.
More info visit :
Keseruan di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang
Benteng Kuto Besak (BKB) merupakan salah satu destinasi wisata di kota Palembang yang berada di pinggir sungai Musi yang legendaris
Live Palembang 1 Agustus 2018 Bersama Ustadz Abdul Somad Lc MA di Benteng Kuto Besak (BKB)
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 1 Agustus 2018
Ustadz Abdul Somad (UAS) kembali mengunjungi Kota Palembang.
Ustadz yang digrandungi banyak orang ini akan melakukan safari di beberapa tempat.
Kedatangan Ustadz Abdul Somad dijadwalkan dimulai hari Rabu, 1 Agustus mendatang.
Banyak orang di Indonesia kini sedang menggandrungi Ustadz Abdul Somad Lc MA (40), seorang dai kondang yang jenaka.
Mereka yang menggandrungi Ustaz Somad, mendengarkan ceramahnya secara langsung dari mimbar maupun melalui media sosial.
Sangat mudah menemukan ceramah lengkap maupun potongan ceramah beliau pada situs berbagi video YouTube.
Dalam ceramahnya, pendakwah dan ulama asal Pekanbaru, Riau ini sering mengulas berbagai macam persoalan agama, khususnya kajian ilmu hadits dan Ilmu fikih.
Selain itu, ia juga banyak membahas mengenai nasionalisme dan berbagai masalah terkini yang sedang menjadi pembahasan hangat di kalangan masyarakat.
Di tengah kesibukannya sebagai dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Pekanbaru, Riau, Ustadz Somad kini harus keliling Indonesia menghadiri berbagai macam undangan.
Full Orasi Prabowo Subianto !!! Kampanye Akbar di Bkb(benteng Kuto besak) Palembang
#pass #02menang #2019gantipresiden #prabowosandi #sumselmenang #palembang #sumatraselatan #sumsel #indonesia #akalsehat
PELATARAN BKB || BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG
Cek cek cek...
Yuk kita cek pelataran BKB atau Benteng Kuto Besak yg ada di kota Palembang Sumatera Selatan Palembang.
Kita cek kenyamanannya,kebersihanya,suasananya dan sejarahnya juga.
=
=
=
BENTENG KUTO BESAK
BKB PALEMBANG
SEJARAH BENTENG KUTO BESAK
SEJARAH PALEMBANG
KESULTANAN PALEMBANG
PELATARAN BKB
=
=
=
=
=
THANK'S FOR WATCHING
PLEASE SUBSCRIBE,LIKE,KOMENTAR & SHARE
=
=
=
=
=
=
SALKOMSEL
Palembang Benteng Kuto Besak
TEMPAT BEKUMPUL WONG PALEMBANG SAMO MUDA-MUDINYO UNTUK PACARAN...
Benteng kuto besak palembang
Ampera
Benteng Kuto Besak Palembang,Jalan sore
Sungai Musi
Benteng Kuto Besak - Palembang, Sumatera Selatan.
Benteng Kuto Besak.
.
Sebuah bangunan keraton yang menjadi pusat Kesultanan Palembang. Benteng ini mulai dibangun pada tahun 1780 dengan pelaksanaan pengawasan pekerjaan dipercayakan pada seorang Tionghoa. Waktu yang dipergunakan untuk membangun Kuto Besak ini kurang lebih 17 tahun. Keraton ini ditempati secara resmi pada hari Senin pada tanggal 21 Februari 1797.
.
Sumber Info : Wikipedia
Sumber Video : Musi Kreatif Indonesia
#musikreatifindonesia
BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG #CeVlog
Halo Mang Cek Bicek!!
Di video pertama Kance Kuu ini,kami para Kance baru saja mengunjungi Benteng Kuto Besak yang terletak di Jalan Sultan Mahmud Badarudin, 19 Ilir kota Palembang.Dan,Kami juga mengunjungi Restoran Pempek yang terletak di Jalan Mujahidin, Talang Semut 26 Ilir.
.
.
Untuk selengkapnya tonton di Video kami yaa!
Jangan lupa tinggalkan jejak Subscribe,Like dan Comment.
Terimo Kaseh...????
#Tugassenibudaya #SMANPOEL #XIMIA6
Perang Palembang vs Belanda
Illustration Battle between Palembang Sultanate against Dutch Colonials
As the sovereign of the Sultanate of Palembang led by Sultan Mahmud Badaruddin II is degraded by the presence of Dutch who seek to control Tin production in nearby Bangka Island, and the humiliation received by its Sultan, Mahmud Badaruddin II by the request of Dutch Resident urging the Sultanate of Palembang Darussalam to take action against foreign invaders.
The Dutch send its first punishment expedition with two battleship towards Sultan's Fortress Benteng Kuto Besak in 12 June 1819, The attack towards the fort is futile and Dutch is force to retreat by lack of ammunition.
The sultan knows there will be retalliation from the Dutch, therefore they reinforced defence along the Musi river that lead to Palembang and strenghtening the resistance in Dutch controlled tin mining in Bangka Island.
The Dutch then sent its second attack fleet departed from Padang in 20 August 1819, consisting of 2000 personnel and dozens of Battleship commanded by Rear-Admiral Constantijn Johan Wolterbeek.The fleet finally reach Palembang in 20 October 1819 with heavy battles along the way (Dutch fleet took 1 month for an ordinary 4 days journey).
Arriving near Palembang's Kuto-Besak Fort, The landing troops is faced by monsoon rain and swampy terrain, which make the landing unit prone to the attack by arrows and musket from the fort and nearby defense in Kemaro Island and Plaju. While the Artilerry barrage from the ship is unsuccssful to penetrate 2-metres thick wall of the fort, the 129 heavy cannons of the fort pounding heavily upon the Dutch fleet. After lost 2 of it's ship, namely Arimus Marinus and Eendragt. The Dutch Fleet finally retreat and withdraw from attack in 30 October 1819 wihout success. Due to the heavy fighting and bad monsoon rain the Dutch fleet finally Arrived in Batavia, on 1 May 1820 with Wolterbeek seriously ill, and its soldiers died from wound and sickness. Both the battle in 1819 is victoriously won by Sultanate of Palembang.
The sultanate is gain preserve their sovereignity upon the European domination, and Sultan Mahmud Badaruddin II is rebuilding again their war-torn country with heavy cost. The battle is also cost heavily upon the Sultanate of Palembang's forces, The fort fire power is reduced from 129 cannon to 75 cannon, while the stregth of defense of forts in Kemaro Island and plaju is deeply weakened to resist further superior Dutch attack in 1821.
Videos Taken from :
Michiel de Ruyter (2015)
1612 (2007)
Legend of Tsunami Warrior (2008)
Dead Man's Chest (2006)
The Alamo (2004)
Napoleon (2002)
The Revenant (2015)
Black Sails (2014)
Master and Commander: The Far Side of the World (2003)
In the Heart of the Sea (2015)
Amazing Trip To Kota Palembang Pesona Wisata Benteng Kuto Besak (BKB)
Halo Bossku bicara soal Kota Palembang pastinya tidak bisa lepas dari 3 hal yaitu Sungai Musi, Jembatan Ampera dan Pempek. Ketiga hal tersebut sudah dianggap sebagai identitas Palembang bagi kebanyakan orang.
Di kota ini bossku, ada sebuah tempat yang mana kita bisa menikmati ketiga hal tersebut dari Benteng Kuto Besak (BKB).
Selamat menonton Bossku ! Terima kasih sudah mengunjungi channel ini.