Istana / Keraton Kadriah Pontianak, Kalimantan Barat
if you like and love my travel and some funny videos please subscribe my channel
please like and share if you think my video was helpful
please visit my blog
Alfalegro.Wordpress.com
and like my fan page
I am traveller and sometimes I take video based on what happened, I share funny video from another and I present for beloved viewer and audience, for public consumptions.
Another
3 SITUS PENTING SEJARAH PONTIANAK | Istana Masjid & Makam Kadriah
Cikal bakal Kota Pontianak adalah Kesultanan Kadriah yang terletak di tepi Sungai Kapuas. Tiga peninggalan penting berupa istana kesultanan, masjid, dan makam masih terjaga hingga kini. Aerial shots by Thompelica
Sejarah mitos asal nama kota Pontianak | Ber wisata ke istana kadariah kraton kesultanan PONTIANAK
jalan-jalan ke keraton kesultanan kadariah pak, katanya kalo belum kesini belum ke Pontianak
Kadriah Palace
Jl. Tj. Raya No.1, Dalam Bugis, Pontianak Tim., Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78243
inspirasi : refa kashiki
#pontianak #istanakadariah #kalbar #melayu
Terbongkar Sejarah Silsilahnya Kesultanan Pontianak Dan Asal Usulnya
Terbongkar Sejarah Silsilahnya Kesultanan Pontianak Dan Asal Usulnya
Terbongkar Sejarah Silsilahnya Kesultanan Pontianak Dan Asal Usulnya
Kuntilanak dan Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat.
Istana Kadriyah kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman pada 14 Rajab 1185 H ( 23 Oktober 1771M) terletak di Kampong Dalam Bugis, Sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie dan Sultan terakhir Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada tahun 1945.
Banyak peninggalannya, seperti Singgasana, kaca seribu, Al qur'an, Meriam,arca, baju adat dll. Kata Pontianak berasal dari nama hantu wanita dalam bahasa Melayu, yang di Jawa dikenal dengan Kuntilanak. Konon ketika tengah menyusuri sungai kapuas untuk membuka kerajaan baru, di suatu tempat yang kini bernama Batulayang, rombongan kapal kakap Syarif Abdurrahman Alkadrie diganggu hantu-hantu wanita tersebut. Dan yg terpenting adalah pencipta lambang Negara kita taitu Pancasila adalah Sultan dari kesultanan Pontianak. Sultan Hamid
#jacklynupdates
#jacklynchoppers
#jacklynjatanras
#ditreskrimum_pmj
#jatanraspoldamj
#kesultananpontianak
#cagarbudayapontianak
#ditreskrimum_pmj
#tampilluarbiasa
Begini Kondisi Terkini Istana Kadriah Pontianak
Istana atau Keraton Kadriah Pontianak sudah ada ratusan tahun lalu. Keraton itu adalah cagar budaya yang wajib dilindungi. Bagaimana kondisi terkini istana yang tersebut, tonton sampai habis ya.
#FaceWorld
#IstanaKadriahPontianak
Keraton Kadriah Pontianak
Keraton Kadriah Pontianak merupakan IKON sejarah panjang berdirinya kerajaan Pontianak yang sekarang sudah menjadi kota
SY MAHMUD MELVIN ALKADRIE RESMI PIMPIN KESULTANAN KADRIAH PONTIANAK
.:RuaiTVPontianak:. GR – 15 Juli 2017
Belajar Sejarah dengan Membawa Langsung Mahasiswa ke Masjid Jami' Keraton Kadriah Pontianak
Biasanya belajar sejarah itu membaca buku. Atau mendengar cerita dari orang tua atau ahli sejarah. Jarang belajar sejarah dengan mengunjungi tempat sejarahnya itu secara langsung. Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalimantan Barat dibawa langsung ke Masjid Jami' Keraton Kadriah Pontianak. Di sana ia melihat secara langsung seperti apa fisik dari masjid sangat tua di Kota Pontianak. Juga mendengar cerita dari pengurus masjidnya.
#Faceworld
#MasjidJamiPontianak
#UNUKalbar
5 KERAJAAN DI KALIMANTAN BARAT INDONESIA
Kalimantan Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah panjang, dan salah satu wilayah provinsi yang cukup luas di Indonesia yaitu sekitar 146.807 km² atau hampir mencapai 150 ribu kilometer luas nya. Kalimantan Barat juga salah satu provinsi yang bersebelahan dengan negara Malaysia selain Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Bericara soal sejarah kalimantan barat memiliki bangunan-bangunan sejarah yang masih awet dipelihara dan sebagai saksi bisu keberadaan pemerintah kerajaan jaman dahulu. Berikut beberapa bangunan kerajaan yang bisa didokumentasikan oleh tim Reviensmedia, sebagai berikut :
1. Kasultanan Pontianak (Istana Qodriyah) – Kesultanan Kadriyah Pontianak adalah sebuah kesultanan Melayu yang didirikan pada tahun 1771 oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie, keturunan Rasulullah dari Imam Ali ar-Ridha.
2. Kerajaan Sambas – adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Provinsi Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Kalimantan dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus pemerintahan dari kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya. Kerajaan yang bernama “Sambas” di wilayah ini paling tidak telah berdiri dan berkembang sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negarakertagama karya Mpu Prapanca.
3.Keraton Mempawah / Amantubillah – adalah sebuah kerajaan Islam yang saat ini menjadi wilayah Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, Indonesia. Nama Mempawah diambil dari istilah “Mempauh”, yaitu nama pohon yang tumbuh di hulu sungai yang kemudian juga dikenal dengan nama Sungai Mempawah. Pada perkembangannya, Mempawah menjadi lekat sebagai nama salah satu kerajaan/kesultanan yang berkembang di Kalimantan Barat. Riwayat pemerintahan adat Mempawah sendiri terbagi atas dua periode, yakni pemerintahan kerajaan Suku Dayak yang berdasarkan ajaran Hindu dan masa pengaruh Islam.
4. Keraton Paku Negara / Keraton Tayan (Kab. Sanggau) – adalah sebuah kerajaan yang berpusat di Kecamatan Tayan Hilir, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia. Pendiri kerajaan Tayan adalah putra Brawijaya dari Kerajaan Majapahit yang bernama Gusti Likar/Lekar. Bersama dengan saudara-saudaranya, Gusti Likar meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terlibat peperangan. Pemerintahan kerajaan Tayan kemudian dipegang oleh Gusti Ramal bergelar Pangeran Marta Jaya Yuda Kesuma, putra Pangeran Mancar pendiri kerajaan Meliau yang adalah kemenakan Gusti Likar.
5.Keraton Matan (Kabupaten Ketapang) – Kerajaan Matan yang sekarang berada di Ketapang, Kalimantan Barat, merupakan bagian dari jajaran kerajaan Melayu yang terdapat di Pulau Kalimantan. Sejarah dan asal-usul Kerajaan Matan sendiri cukup rumit karena kerajaan ini merupakan kelanjutan riwayat dari Kerajaan Tanjungpura yang kemudian melahirkan dua kerajaan turunan, yaitu Kerajaan Sukadana dan Kerajaan Matan.
sumber :
Syarif Mahmud Alkadrie Resmi Menjadi Sultan Pontianak Kesembilan - Kompas TV Pontianak
Malam tahlilan tujuh hari wafatnya Sultan Syarif Abubakar Alkadrie, juga menjadi malam penobatan sultan ke sembilan Keraton Kadriah Pontianak. Putra mahkota, Syarif Mahmud Alkadrie, resmi dinobatkan sebagai sultan.
Kompas TV Pontianak
Instagram :
Facebook :
Twitter :
Subscribe :
E-Mail : kalbar@network.kompas.tv
No. Telp : 0561-8120091
Kompas TV Pontianak, Televisi Berita dan Inspirasi Indonesia
Sultan ke-IX Kesultanan Pontianak Tiba di Istana Kadriah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Suasana meriah saat Putra Mahkota Sy Melvin yang akan dinobatkan sebagai Sultan Pontianak ke IX, yang menggantikan almarhum ayahandanya Sultan Syarif Abubakar Alkadrie memasuki istana dan diiringi oleh pasukan kerajaan, Sabtu (15/7/2017).
Begini Indahnya Wajah Baru Istana Keraton Kadriah Pontianak Di Minggu Pertama Tahun 2018
Video ini diambil tanggal 2 Januari 2018, Dalam video ini tampak sedang merapikan alat-alat dan perlengkapan tenda. Pada malam pergantian tahun tgl 31 Desember 2017 yang lalu di keraton Istana Kadriah Pontianak dihadiri lebih dari 2000 orang untuk mengikuti Shalawat Akbar yg berlangsung sangat sukses,meriah dan Penuh Khidmat sebagai rasa syukur kpd ALLAH SWT.
Pontianak adalah salah satu kota yg ada di Kalimantan Barat dan merupakan ibukota propinsi Kalimantan Barat. Sebelum menjadi sebuah ibukota propinsi, Pontianak sebelumnya berbentuk kerajaan yang berbasis islam atau biasa disebut dengan kesultanan. Kronologi Sejarah jejak Pemerintahan Kesultanan Pontianak 1706 M (1118 H) Habib Husein Alkadrie lahir di negeri Trim Arridha Hadramaut. 1729 M (1142 H) Setelah menamatkan pelajaran agama Islam, atas saran gurunya, berangkat menuju ke negeri sebelah timur Jazirah Arab dengan tujuan untuk melaksanakan syiar Islam. Besertanya ikut berangkat dua orang rekanannya yang lain. 1731 M (1145 H) Keempat santri muda dari Hadramaut itu tiba di Aceh. Selama setahun di sana mereka melakukan syiar Islam. Kecuali tiga orang rekannya, Habib Husein melanjutkan perjalanan menuju Betawi. Selama menjalankan syiar Islam, ia juga melakukan perniagaan.
Adapun tiga orang rekannya, yaitu Sayid Abubakar Alaydrus menetap di Aceh, Sayid Umar Husein Bachsan Assegaf meneruskan pelajarannya ke siak Sri Indra Pura kemudian menetap di Trengganu. 1732 M (1146 H) Kurang lebih tujuh bulan Habib Husein berada di Betawi. 1733 M (1147 H) Habib Husein berada di Semarang selama sekitar dua tahun, selama di Semarang ia menetap bersama ulama Syekh Salim Hambal. 1735 M (1149 H) Atas petunjuk Syekh Salim Hambal, Habib Husein meneruskan pelajarannya kembali. Tiba di Matan dan diterima untuk mengabdikan diri di Kerajaan Matan selaku ulama di kerajaan ini.
1736 M (1147 H) Habib Husein dijodohkan mula-mula dengan Nyai Tua, seorang puteri keluarga kerajaan Matan. Nantinya, setelah Nyai Tua mangkat Habib Husein menikah lagi dengan Nyai Tengah. Demikian pula setelah Nyai Tengah wafat, terakhir ia menikah dengan Nyai Bungsu. 1739 M (1153 H) Hari senin tanggal 3 rabiul awal sekitar pukul 10 pagi, dari rahim Nyai Tua, lahirlah seorang putera sebagai anak kedua pasangan Habib Husein yang diberi nama Syarif Abdurrachman.
1767 M (1180 H) Untuk kedua kalinya, Syarif Abdurrachman selama sekitar dua bulan berada di Palembang. Selanjutnya berlayar (niaga) ke negeri Banjarmasin dan Pasir. 1768 M (1182 H) Syarif Abdurrachman Alkadrie menikah dengan Ratu Syahranum, puteri dari raja kerajaan Banjar. Sebagai seorang menantu raja, Abdurrachman kemudian diberi gelar Pangeran Syarif Abdurrachman Nur Alam.
1771 M (1184 H) Dalam usia 64 tahun, pada hari rabu tanggal 3 Dzulhijjah selepas waktu zuhur, Habib Husein Alkadrie Tuan Besar Mempawah berpulang ke Rahmatullah.
1771 M (1185 H) Tanggal 14 Rajab hari Kamis pagi, setelah lima hari melayari Sungai Kapuas, rombongan yang dipimpin Syarif Abdurrachman mendarat di sebuah delta di pertemuan dua sungai besar, Kapuas Besar dan Landak Kecil. Tanggal 14-30 Rajab, di lokasi yang didarati rombongan ini, dibangun barak-barak dan membuka arealnya untuk dijadikan tempat hunian. Bangunan pertama permanen yang didirikan adalah sebuah surau yang belakangan kemudian dikenal sebagai Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrachman Alkadrie.
Dalam bulan syaban, diikuti sejumlah rakyatnya, Abdurrachman sebentar waktu kembali ke Mempawah untuk mengangkut armada tiang sambung dan perlengkapan lainnya untuk dibawa ke negeri yang didirikannya di mana negeri ini dinamakan dengan Pontianak. 1771 sampai 1778 M (1185 sampai 1191 H) Syarif Abdurrachman Alkadrie selama sekitar enam tahun membangun cikal bakal negeri Pontianak.
Sultan-Sultan Kadriah Pontianak:
1.Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 1 September 1778 – 28 Februari 1808.
2.Sultan Syarif Kasim Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 28 Februari 1808 – 25 Februari 1819.
3.Sultan Syarif Usman Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 25 Februari 1819 – 12 April 1855.
4.Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Usman Alkadrie 12 April 1855 – 22 Agustus 1872.
5.Sultan Syarif Yusuf Alkadrie bin Sultan Syarif Hamid Alkadrie 22 Agustus 1872 – 15 Maret 1895.
6.Sultan Syarif Muhammad Alkadrie bin Sultan Syarif Yusuf Alkadrie 15 Maret 1895 – 24 Juni 1944.
7.Masa Peralihan Pemerintahan 24 Juni 1944 – 29 Oktober 1945.
8.Mayjen KNIL Sultan Hamid II (Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie) 29 Oktober 1945 – 30 Maret 1978.
9.Masa Peralihan Pemerintahan 30 Maret 1978 – 15 Januari 2004.
10.Sultan Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie 15 Januari 2004 – 31 Maret 2017.
11.Sultan Syarif Melvin Alkadrie bin Sultan Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie 2017 – Sampai Saat Ini.
Sumber Tengku Mulia Dilaga Turiman Fachturahman Nur, SH, M.Hum & Dimyati Anshari SH, M.Hum.
Video Dokumenter Kota Pontianak Zaman Belanda! Arsip Langka Nih. Membuat Kita Kagum.
Terima Kasih Sudah Menonton Video ini. Sebelumnya Saya mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN KOTA PONTIANAK Ke 247. Semoga Makin Maju.
Dukung terus Content Creator Lokal dengan cara Subscribe dan Like. Berikan komentar Anda di kolom Comment. Share juga ke teman-teman yang lain.
PONTIANAK TEMPO DOELOE
Pontianak sudah menjadi pusat keramaian sejak lampau. Aktivitas pemerintahan dan perdagangan begitu kental dalam foto-foto ini. Semoga foto-foto ini bermanfaat bagi teman semua.
Sebagai informasi, foto diambil antara tahun 1900-1948
Borneometri mengambil foto-foto dari koleksi; Tropen Museum, Nederland Foto Museum, Indonesie Onafhankelijk dan lembaga lainnya yang sudah terpublikasi di berbagai situs internet. (**)
#pontianak #pontianaktempodulu #sejarahpontianak #fotolangkapontianak #pontianakzamanbelanda #pontianakzamankerajaan #pontianakkite #kotapontianak #kalimantanbarat #kalbar #westkalimantan #melayupontianak #tionghoapontianak #dayakkalbar #pesonapontianak #pesonakalbar #pesonaindonesia #sejarahindonesia #sejarahkalbar borneohistory #sungaikapuas #ulangtahunpontianak #247 #khatulistiwa #kulminasimatahari
Masuk Istana Kadriyah Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat YN010557
Kalimantan Barat Indonesia, thanks For Watching:).
Keraton Kadriah Menggelar Pentas Seni Budaya Memperingati Hari Jadi Pontianak
Keraton Kadriah, turut merayakan hari jadi Kota Pontianak ke-247 tahun. Selama lima hari berturut-turut, Keraton menggelar pentas seni dan budaya.
#pontianak247 #hutpontianak247 #hut247pontianak
Kompas TV Pontianak
Kompas Kalbar, Sapa Kalbar, 1001 Kalbar, Mutiara Hati.
Instagram :
Facebook :
Twitter :
Subscribe :
E-Mail : kalbar@network.kompas.tv
No. Telp : 0561-8120091
Kompas TV Pontianak, Independen | Terpercaya
( TRAVEL ) KERATON KADARIAH PALACE USULNYA KUNTILANAK OF PONTIANAK WEST KALIMANTAN BARAT INDONESIA
( TRAVEL ) KERATON KADARIAH PALACE USULNYA KUNTILANAK OF PONTIANAK WEST KALIMANTAN BARAT INDONESIA © Sekarlangit Saptohoedojo 2019
Ngintip Masjid Sutan Syarif Abdurrahman Pontianak Keraton Kadriah
if you like and love my travel and some funny videos please subscribe my channel
please like and share if you think my video was helpful
please visit my blog
Alfalegro.Wordpress.com
and like my fan page
I am traveller and sometimes I take video based on what happened, I share funny video from another and I present for beloved viewer and audience, for public consumptions.
Another
Istana Kadriah Pontianak Dan Asal Usul Sejarah Kota Pontianak Part-1
Pontianak adalah salah satu kota yang ada di Kalimantan Barat dan merupakan ibukota propinsi Kalimantan Barat. Sebelum menjadi sebuah ibukota propinsi, Pontianak sebelumnya berbentuk kerajaan yang berbasis islam atau biasa disebut dengan kesultanan. Kronologi Sejarah jejak Pemerintahan Kesultanan Pontianak 1706 M (1118 H) Habib Husein Alkadrie lahir di negeri Trim Arridha Hadramaut. 1729 M (1142 H) Setelah menamatkan pelajaran agama Islam, atas saran gurunya, berangkat menuju ke negeri sebelah timur Jazirah Arab dengan tujuan untuk melaksanakan syiar Islam. Besertanya ikut berangkat dua orang rekanannya yang lain. 1731 M (1145 H) Keempat santri muda dari Hadramaut itu tiba di Aceh. Selama setahun di sana mereka melakukan syiar Islam. Kecuali tiga orang rekannya, Habib Husein melanjutkan perjalanan menuju Betawi. Selama menjalankan syiar Islam, ia juga melakukan perniagaan.
Adapun tiga orang rekannya, yaitu Sayid Abubakar Alaydrus menetap di Aceh, Sayid Umar Husein Bachsan Assegaf meneruskan pelajarannya ke siak Sri Indra Pura kemudian menetap di Trengganu. 1732 M (1146 H) Kurang lebih tujuh bulan Habib Husein berada di Betawi. 1733 M (1147 H) Habib Husein berada di Semarang selama sekitar dua tahun, selama di Semarang ia menetap bersama ulama Syekh Salim Hambal. 1735 M (1149 H) Atas petunjuk Syekh Salim Hambal, Habib Husein meneruskan pelajarannya kembali. Tiba di Matan dan diterima untuk mengabdikan diri di Kerajaan Matan selaku ulama di kerajaan ini.
1736 M (1147 H) Habib Husein dijodohkan mula-mula dengan Nyai Tua, seorang puteri keluarga kerajaan Matan. Nantinya, setelah Nyai Tua mangkat Habib Husein menikah lagi dengan Nyai Tengah. Demikian pula setelah Nyai Tengah wafat, terakhir ia menikah dengan Nyai Bungsu. 1739 M (1153 H) Hari senin tanggal 3 rabiul awal sekitar pukul 10 pagi, dari rahim Nyai Tua, lahirlah seorang putera sebagai anak kedua pasangan Habib Husein yang diberi nama Syarif Abdurrachman.
1767 M (1180 H) Untuk kedua kalinya, Syarif Abdurrachman selama sekitar dua bulan berada di Palembang. Selanjutnya berlayar (niaga) ke negeri Banjarmasin dan Pasir. 1768 M (1182 H) Syarif Abdurrachman Alkadrie menikah dengan Ratu Syahranum, puteri dari raja kerajaan Banjar. Sebagai seorang menantu raja, Abdurrachman kemudian diberi gelar Pangeran Syarif Abdurrachman Nur Alam.
1771 M (1184 H) Dalam usia 64 tahun, pada hari rabu tanggal 3 Dzulhijjah selepas waktu zuhur, Habib Husein Alkadrie Tuan Besar Mempawah berpulang ke Rahmatullah.
1771 M (1185 H) Tanggal 14 Rajab hari Kamis pagi, setelah lima hari melayari Sungai Kapuas, rombongan yang dipimpin Syarif Abdurrachman mendarat di sebuah delta di pertemuan dua sungai besar, Kapuas Besar dan Landak Kecil. Tanggal 14-30 Rajab, di lokasi yang didarati rombongan ini, dibangun barak-barak dan membuka arealnya untuk dijadikan tempat hunian. Bangunan pertama permanen yang didirikan adalah Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrachman Alkadrie.
Dalam bulan syaban, diikuti sejumlah rakyatnya, Abdurrachman sebentar waktu kembali ke Mempawah untuk mengangkut armada tiang sambung dan perlengkapan lainnya untuk dibawa ke negeri yang didirikannya di mana negeri ini dinamakan dengan Pontianak. 1771 sampai 1778 M (1185 sampai 1191 H) Syarif Abdurrachman Alkadrie selama sekitar enam tahun membangun cikal bakal negeri Pontianak.
Sultan-Sultan Kadriah Pontianak:
1.Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 1 September 1778 – 28 Februari 1808.
2.Sultan Syarif Kasim Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 28 Februari 1808 – 25 Februari 1819.
3.Sultan Syarif Usman Alkadrie bin Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie 25 Februari 1819 – 12 April 1855.
4.Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Usman Alkadrie 12 April 1855 – 22 Agustus 1872.
5.Sultan Syarif Yusuf Alkadrie bin Sultan Syarif Hamid Alkadrie 22 Agustus 1872 – 15 Maret 1895.
6.Sultan Syarif Muhammad Alkadrie bin Sultan Syarif Yusuf Alkadrie 15 Maret 1895 – 24 Juni 1944.
7.Masa Peralihan Pemerintahan 24 Juni 1944 – 29 Oktober 1945.
8.Mayjen KNIL Sultan Hamid II (Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie) 29 Oktober 1945 – 30 Maret 1978.
9.Masa Peralihan Pemerintahan 30 Maret 1978 – 15 Januari 2004.
10.Sultan Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie 15 Januari 2004 – 31 Maret 2017.
11.Sultan Syarif Melvin Alkadrie bin Sultan Syarif Abubakar Alkadrie bin Syarif Mahmud Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie 2017 – Sampai Saat Ini.
Sumber Tengku Mulia Dilaga Turiman Fachturahman Nur, SH, M.Hum & Dimyati Anshari SH MH serta Yayasan Sultan Hamid II.
Sy Mahmud Alkadri (Melvin) Resmi Jabat Sultan ke-IX Kesultanan Kadriah Pontianak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Inilah saat Dato Kusuma Praja Edi Rusdi Kamtono membacakan wasiat yang ditinggalkan oleh Alm Sultan Sy Abubakar Alkadri terhadap amanahnya yang bertujuan bahwa ia menyerahkan pimpinan Kesultanan Kadriah Pontianak kepada Putera Mahkota Kesultanan Pontianak, Sy Mahmud (Melvin) Alkadri sebagai Sultan Ke IX.