Masjid Ki Merogan (Masjid Kiai Muara Ogan) Palembang, Sumatera Selatan
Sebuah saksi sejarah peradaban Islam di Sumatera Selatan umumnya, dan di Kota Palembang khususnya.
SEJARAH MASJID KI MAROGAN PALEMBANG - Part 1 I Sheen Production
Documentary Film For UseeTV - IndiHome
Prooduce & Edit by : SHEEN PRODUCTION
Thanks For Watching
Update Video Terbaru :
Please Subscribe, Like, Comment and Share
INSTAGRAM | @sheenproduction
TWITTER | @sheenproduction
Mosque Kiai Marogan Palembang Indonesia
This is one of the historic mosque in Palembang, Indonesia. Regarding this mosque you can read in the link
VIDEO 5 : Wisata Religi di Palembang, Inilah 5 Masjid Bersejarah yang Wajib Dikunjungi
Perkembangan Islam di kota Palembang memiliki sejarah panjang. Sejak ribuan tahun lalu, agama yang dibawakan Nabi Muhammad SAW disebarkan dari berbagai penjuru, di antaranya Arab, India dan Cina.
Kini, perpaduan berbagai kebudayaan bangsa yang menyebarkan Islam di Bumi Sriwijaya, tercermin dalam berbagai aspek Islam di kota Palembang, salah satunya masjid.
Ada beberapa masjid di kota pempek yang memiliki kekhasan dan tentunya sejarah yang panjang.
Berikut 5 masjid bersejarah di kota Palembang versi video5.
Jangan Lupa, dukung kami dengan cara Like, Subscribe, dan Share video ini.
Kunjungi juga website kami di Tribunsumsel.com
FRAME: Masjid Syekh Azhari Palembang, Bersejarah Namun Tak Banyak yang Tahu
TRIBUNSUMSEL.COM - Syekh Muhammad Azhari mendakwahkan syiar Islam ke seluruh penjuru Sumsel hingga beliau wafat di usia 78 tahun.
Dan Masjid Syekh Azhari merupakan napak tilas perjuangan beliau yang tak lekang oleh zaman. Kini Masjid Syekh Azhari menjadi saksi bisu kejayaan Islam di Bumi Sriwijaya.
Pesantren Kiai Marogan Talang betutu Kec. Sukarami Palembang
Progress pembangunan Pesantren Tahfidz Kiai Marogan per 22 Januari 2019
Kunjungi web kita pesantrenkiaimarogan.com
Bagi sahabat sahabat yang ingin ikut patungan dalam pembangunan pesantren Tahfidz Kiai Marogan
Kirim investasi akherat sebagai amal jariyah ke BANK Mandiri 112.001.0806.540
a.n Pesantren Tahfidz Kiai Marogan
Kejayaan Islam di Bumi Sriwijaya (Eps 2) Ziarah Kubro, Palembang - Sumatera Selatan
Kejayaan Islam di Bumi Sriwijaya (Eps 2) Ziarah Kubro, Palembang - Sumatera Selatan
Menapaki sejarah Masjid Kiai Muara Ogan Palembang
(Antara)-Palembang menyimpan keelokan menarik dari sisi bangunan bersejarah. Pesatnya perkembangan agama Islam di era Kesultanan Palembang menjadikan kota ini menyimpan banyak bangunan bersejarah seperti masjid-masjid tua, salah satunya Masjid Kiai Muara Ogan atau Ki Marogan. Masjid kedua yang dibangun di Kota Palembang pada tahun 1871 masehi ini, mempunyai peran penting sebagai pusat penyebaran Agama Islam bagi masyarakat di Kawasan Aliran Hulu Sungai Musi.
copyright © AntaraTV
LKBN Antara - Indonesia
You can also see our video on :
1.Antaranews :
2.Youtube channel : (antara tv)
3.Yahoo :
4.Twiter :
5.Facebook: (fan page)
6.Mivo : (live streaming)
Uploader :
budywearsprada@yahoo.com
PERUM LKBN Antara
WismaAntara
@NewsRoom
Jl. Medan Merdeka Selatan 17
Sekretaris Redaksi :
contact person : Saras Krisvianti
BBM : 5EC6B3F3
Email : antaratv@antara.co.id
Telepon : 021 3802383
Fax : 021 3849442
RIBUAN UMAT ISLAM PALEMBANG PADATI MASJID AGUNG
Mosque Kyai Marogan (Ki Muaraogan)
Mosque Kyai Marogan ( Ki Muaraogan)
Reporter Taufik Wijaya
MOSQUE Kyai Marogan (Ki Muaraogan) be a mosque which located in river estuary Ogan, watercourse Musi. This famous mosque of cause is build by a famous moslem scholar in Palembang at century ke-19, namely Masagus Abdul Hamid bin Masagus Mahmud or more knowledgeable with the title Kyai Marogan.
Equal to other stripper mosques in South Sumatra, mosque architecture Kyai Marogan symbol a culture pluralism, which the mosque alli element of culture China, Arab, Java, and Europe, it is of course still majoring harmonisation.
Besides building Masjid Kyai Marogan, moslem scholar that is also processing entrepreneur of this wood, builds Masjid Lawang Kidul in 5 Ilir Palembang.
Who Is Kyai Marogan?
Kyai Marogan is borne in kampong 5 Ilir, Palembang, around year of 1811 Masehi. He is child of Masagus Haji Mahmud alias Kanang, from a descendant mother China. He masters Islam law, science Falaq, and science about circulation of star.
Properties and science mastered of he to realize in Masjid Kyai Marogan, Mosque Lawang Kidul, and copy enlisted letters read when mandatory sholat five time (copy I), mandatory sholat time schedule copy five time ( copy II), solidarity copy between copies I and copy II.
Besides rich, bookish, Kyai Marogan also is recognized has barokah from God. Many stories about barokah. For example there is an a fish merchant from outskirts Palembang will sell its fish, but he sees its fishs have been dyeing so that he will experience loss.
He then meets Kyai Merogan. Has not he have time to submit its intention, Kyai Marogan has said, Kisanak, the fishs is boat you not death, Insyaallah your fish life and also to market and berikanlahlah result of its to take care of you family is good.
Other story, about a who is discharging a big fish to river Musi as present to Kyai Marogan, saying, Hi fish, go you to meet Kyai Marogan as present from me. A few days then the man meets Kyai Marogan. Has not he have time to enquire, Kyai Marogan says, Thank, consignment of your fish I have received.
Because this its(the existence, Kyai Marogan hardly respected by clergy in Palembang, Dutch functionary, noblesse in Palembang, and ordinary public.
Masjid Ki Muara Ogan di Palembang yang Berumur Ratusan Tahun
Program yang menampilkan berbagai paket informasi terkini (hard news, light news, entertainment news) yang dibawakan dengan gaya yang lebih dekat dan menghibur. Aktivitas harian akan terasa kurang lengkap tanpa mengikuti informasi dari Indonesia Morning Show
Like us on Facebook:
Follow us on Twitter:
Follow Indonesia Morning Show on Twitter:
---
Terms & Conditions
Masjid Lawang Kidul Kembaran Masjid Ki Marogan
MASJID KI MAROGAN DIDIRIKAN DITEPI SUNGAI MUSI & OGAN - Part 2 I Sheen Production
Documentary Film For UseeTV - IndiHome
Prooduce & Edit by : SHEEN PRODUCTION
Thanks For Watching
Update Video Terbaru :
Please Subscribe, Like, Comment and Share
INSTAGRAM | @sheenproduction
TWITTER | @sheenproduction
SEJARAH MAKAM CANDI WALANG - PALEMBANG - INDONESIA
Video ini belum lengkap sepenuhnya dan masih dalam pembaik pulih.
Mengenal Masjid Kiai Muara Ogan Palembang
Objek wisata religi yang dapat disinggahi saat berkunjung ke Palembang adalah Masjid Ki Muaro Ogan di Jalan Kiai Marogan Kecamatan Kertapati Palembang. Seperti apa keindahan masjdi ini, kami akan mengajak pemirsa mengenal Masjid Kiai Muara Ogan Palembang.
Subcribe Our Yt Channel:
Official Web:
Napak tilas dan houl kiyai merogan 2015
Perjalanan dari masjid lawang kidul menuju masjid merogan menggunakan perahu jukung...
MASJID AL MAHMUDIYAH SURO JADI MASJID TERTUA DI SUMATERA SELATAN - Part 1 I Sheen Production
Documentary Film For UseeTV - IndiHome
Prooduce & Edit by : SHEEN PRODUCTION
Thanks For Watching
Update Video Terbaru :
Please Subscribe, Like, Comment and Share
INSTAGRAM | @sheenproduction
TWITTER | @sheenproduction
Haul Ki Merogan Ke-116 Ajang Silahturahmi Umat Muslim Kota Palembang
Peringatan Haul Ki Merogan yang Ke-116 diselenggarakan dilaksanakan di Masjid Ki Merogan yang berada pinggiran Sungai Musi kawasan Kertapati Palembang. Harnojoyo Walikota Palembang menyampaikan Haul Ki Merogan Ke-116 ajang silahturahmi umat muslim Kota Palembang.
--- Follow juga sosial media kita ---
Subscribe Our Youtube Channel:
Official Web:
Instagram:
Twitter:
Facebook:
Ke Palembang Wajib Kesini !!! Kampung Arab
Kampung Al-Munawar atau biasa disebut kampung Arab didirikan pertama kali oleh Al-Habib Muhammad bin Abdurrahman bin Agil Al Munawwar. Beliau seorang pedagang arab sekaligus penyiar agama islam. Al-kisah sampailah beliau ke suatu negeri yang waktu itu di kenal Kota Palembang Darussalam. Di Palembang beliau mempersunting Syarfiah Fatimah putri asli Palembang yang juga dikenal sebagai keponakan kyai Marogan. Dari perkawinan tersebut Al Habib Muhammad dikaruniai dua putri dan satu putra
Seterusnya beliau menetap di Palembang dan tinggal di pinggiran sungai Musi (yang kini menjadi Kampung Al-Munawar), dikarenakan ketekunan dan keuletan beliau menjadi Da’I sekaligus pengusaha yang sukses di kota Palembang, beliau mempunyai kapal sendiri yang diberi nama An Nur, yang mana dari nama kapal tersebut menunjukan bahwa beliau tidak pernah lupa pesan ayahnya untuk senantiasa berdakwah sambil berdagang.
Setiap anaknya yang menikah beliau membuatkan rumah di sebelah rumahnya, yang secara terus menerus tanpa sengaja tradisi tersebut diteruskan hingga sekarang menjadi kampung Al-Munawar. yaitu perkampungan arab yang terdiri dari satu keturunan AL Habib Muhammad.
Konon kabarnya banyak anak-anak yang berbakat dikirim ke Hadramaut untuk menuntut ilmu tentang agama islam dengan biaya sepenuhnya oleh Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Agil Al Munawar. Beliau tidak lupa juga membantu anak yatim piatu dan orang miskin, serta para janda-janda dengan sikap peduli yang sedemikian tinggi.
Suatu ketika seperti biasa beliau membawa dagangannya ke Singapore dengan kapal beliau sendiri. Sekembalinya dari Singapore, beliau menyempatkan waktu untuk singgah di pulau Bangka, tepatnya di Mentok. Di sana beliau tinggal beberapa hari dan menginap di rumah Al Habib Hasyim bin Husin Al Mulahela. Di sana beliau membuka majelis taklim, menyampaikan risalah Rasulullah SAW, kebetulan waktu itu para Habib di Mentok sedang membangun masjid Jami’. Dalam pembangunan masjid itu mereka mendatangakn mermer dari negeri Cina.
Semoga bermanfaat ya teman-teman.
Jangan lupa like, komen, share and subscribe..
Instagram :
Facebook :
Syekh Abduh Somad Al - Palimbani
yo
semoga bermanfaat,,
sejarah yang di tinggalkan dan tidak di gali tidak memiliki hak untuk di ingat, sudah sewajarnya kita belajar untuk menghargai sejarah.
“Al-Palembani yang mempunyai nama lengkap ‘Abdul Al-Şamad Abdullah Al-Jawi Al-Palimbānī merupakan ulama yang memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di wilayah Nusantara. Ia kemungkinan besar berasal dari keturunan campuran Arab dan Palembang. Ayahnya yang bernama Syaikh Abdul Jalil bin Syaikh Abdul Wahid bin Syaikh Ahmad Al-Mahdani merupakan seorang yang berasal dari Yaman.”
“Berdasarkan Tarikh Silsilah Negeri Keddah, Al-Palimbānī lahir sekitar tah un 1704 M di Palembang. Mengenai asal keturunanya kami mengalami kesulitan dalam menemukan silsilah keturunan Al-Palimbānī. Dari berbagai sumber-sumber yang membahas Al-Palimbānī seperti karya Chatib Quzwain juga kesulitan dalam melacak silsilah keturunan Al-Palimbānī.”
“Orang tua Al-Palimbānī kemudian menghantar anaknya itu ke Arab yaitu Makkah dan Madinah. Sejak perpindahannya ke tanah Arab itu, Al-Palimbānī mengalami perubahan besar berkaitan dengan intelektualitas dan spiritual. Perkembangan dan perubahan ini tidak terlepas dari proses ´pencerahan´ yang diberikan para gurunya. Beberapa gurunya yang masyhur dan berwibawa dalam proses tersebut, antara lain Syaikh Muhammad Al-Sammani Al-Madani, pendiri tarekat Al-Samaniyah Al-Khalwatiyah. Kurang lebih selama lima tahun ia belajar pada pendiri tarekat AlSamaniyah Al-Khalwatiyah ini. Kemudian beliau belajar dengan Syaikh Abdur-rahman bin ‘Abdul ‘Aziz Al-Maghribi tentang tasawuf dan filsafat. Selain dua ulama di atas, masih banyak lagi nama-nama besar yang tercatat sebagai guru dari Al-Palimbānī, diantaranya adalah : Muhammad b. Sulaiman Al-Kurdi, Ibrahim Al-Rais, Muhammad Murad, Muhammad Al-Jauhari, Atha’illah b. Mashri, dan Ahmad b. ‘Abd Al-Mun’im Al-Damanhuri, seorang ulama besar dari al-Azhar, Mesir.”
“Pada abad ke-18 M Islam di Kesultanan Palembang telah menunjukan kemajuan-kemajuan yang menonjol. Sultan Najamuddin yang berkuasa pada tahun 1706-1704 M dan putranya Sultan Bahauddin yang berkuasa pada tahun 1774-1804 M kelihatan memberikan perhatian yang besar untuk pembinaan Islam di sana. Pada masa Sultan Najamuddin telah berdiri Masjid Agung Palembang yang sangat megah. Pada Abad ke-18 inilah ‘Abd Al-Şamad Al-Palimbānī dilahirkan dan dibesarkan.”
“Istilah tarekat diambil dari bahasa Arab, tharîqah yang berarti “jalan” atau “metode”. Tarekat, dalam terminologi sufistik, adalah jalan atau metode khusus untuk mencapai tujuan spiritual. Sementara istilah Sammâniyyah mengacu pada sebuah nama tarekat yang merupakan hasil rumusan atau formulasi Syekh Muhammad ‘Abd al-Kârim al-Sammân. Syekh yang dilahirkan di Madinah pada tahun 1719 ini menggabungkan metode-metode dan bacaan-bacaan berbagai tarekat, seperti Khalwâtiyyah, Qâdiriyyah, Naqsabandiyyah, ‘Adiliyyah, dan Syâdziliyyah, dalam paduan yang khas dan berdiri sendiri. Oleh karena itulah, walaupun tarekat ini secara formal merupakan salah satu cabang dari tarekat Khalwâtiyyah, namun ia telah menjadi sebuah tarekat tersendiri. Perpaduan ini kemudian dikenal dengan nama tarekat Sammâniyyah, yang banyak disinyalir oleh para ahli sebagai tarekat pertama yang memperoleh banyak pengikut di Asia Tenggara”.
“banyak karya yang telah dibuat oleh al-falimbani, lebih tepatnya ada sekitar 8 buku, buku yang pertama:
1. Zuhrah Al-Murīd fī Bayān Kalimah Al-Tauḥīd, sebuah kitab dalam bahasa Melayu yang ia tulis di Mekkah pada tahun 1178 H/1764 M
Buku yang kedua adalah :
2. Naşīhah al-Muslimīn wa Tadzkirah al-Mu’minīn fi Faḑāil al-Jīhād fī Sabīlillah wa Karāmah al-Mujāhidīn fī Sabīlillah
Buku yang ketiga adalah :
3. Tuḥfah al-Rāghibīn fī Bayān Ḩaqīqah Īmān al-Mu’minīn wa mā Yufsiduh fī Riddah al-Murtaddīn, sebuah kitab yang berbahasa Melayu yang ditulis pada tahun 1188 H/1774 M.
Buku yang keempat adalah :
4. Al-‘Urwah Al-Wustqā wa Silsialh ulī Al-Tuqā,
Buku yang kelima adalah :
5. Hidāyah Al-Sālikīn fī Sulȗk Maslak Al-Muttaqīn, sebuah kitab Melayu yang selesai ditulis pada tahun 1192 H/1778 M.
Buku yang keenam adalah :
6. Rātib ‘Abd Al-Şamad, sebuah kitab kitab kecil yang berbahasa Arab yang memuat bacaan-bacaan zikir, doa-doa, dan pujian-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Buku yang ketujuh adalah :
7. Syar Al-Sālikīn ilā Rabb Al-Alamīn, kitab yang terdiri dari empat juz, mulai ditulis pada tahun 1193 H/1779 M dan selesai pada tahun 1203 H/1788 M.
Buku yang kedelapan adalah :
8. Zād Al-Muttaqīn fī Tauḥīd Rabb Al-‘Alamīn, terbilang karya Al-Palimbānī yang hilang.