La Galigo Museum - Benteng Fort Rotterdam - Wisata Makassar - South Sulawesi - Indonesia (Tourism)
Museum La Galigo, Makassar, Sulawesi Selatan
Museum apa saja yang pernah Sobkids kunjungi? Kalau museum yang satu ini sudah pernah kamu kunjungi belum? Museum La Galigo namanya Sobkids. Museum yang terletak di provinsi Sulawesi Selatan ini didirikan pada tanggal 1 Mei 1970. Dan masih berada di kawasan benteng Fort Rotterdam.
Museum La Galigo sempat mengalami beberapa perubahan nama Sobkids. Mulai dari nama “Celebes Museum” pada tahun 1938,empat tahun kemudian museum secara resmi berdiri dengan nama Museum La Galigo. Selanjutnya melalui surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1979, nama museum berubah menjadi Museum La Galigo Propinsi Sulawesi Selatan.
Saksikan juga video - video seru hanya di topkids.tv
Twitter: @topkidstv
Facebook: Topkids TV
Salam Topkids!
---
Video ini merupakan produksi dari Topkids.tv
Benteng Rotterdam & Museum La Galigo, Makassar Sulawesi Selatan
Benteng Rotterdam terletak di jantung kota Makassar di tepi pantai Losari. Di dalam Benteng Rotterdam terdapat Museum Budaya Sulawesi Selatan La Galigo.
Monumen Mandala Pembebasan Irian Barat - JEJAK Indonesia
Makassar City
Mister Tukul Misteri Kota Makassar Vol2 Part 5
Semua hak cipta atas video diatas adalah milik Trans7.
Selamat menyaksikan !
Kota Makassar Mendapatkan DIPA Terbesar di Sulsel
Dari 24 daerah di Sulsel, tercatat Makassar yang mendapatkan anggaran pusat paling besar dibandingkan dengan daerah lainnya.
Seperti jumlah DIPA Makassar yang dirilis Direktorat Jenderal Perbendaharaan Sulsel bahwa untuk Makassar itu menerima anggaran sebesar Rp 14,3 triliun disusul Kabupaten Bone sebesar Rp 2,6 triliun.
Sedangkan daerah yang paling sedikit menerima anggaran pusat yakni Kota Pare-pare hanya sebesar Rp 946 miliar.
Terkait dengan ini, Walikota Makassar Danny Pomanto mengaku bersyukur dan bangga atas kepercayaan yang diberikan.
Makassar ini pusat, semua pembangunan ada di Makassar. Ini memberi tanda bahwa kedepan akan semakin membaik, katanya.
Uang Rp 14 triliun ini menyokong pembangunan Makassar dari berbagai arah, khususnya infrastruktur jalan.
Ini ada kenaikan sekitar 14 persen yang kami terima di 2018, Danny menambahkan.
Sementara itu, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah mengatakan hal yang sama. Ia mengaku sangat bersyukur dan bangga atas kepercayaan yang diberikan membangun Bantaeng.
Nurdin menyebutkan karena masa tugasnya tak lama lagi berakhir, dirinya akan fokus menyelesaikan program strategis yang masih tahap proses penyelesaian.
Salah satu yang akan menjadi perhatiannya yakni pembangunan kawasan industri di Bantaeng.
Kita akan fokus ke industri. Program ini nantinya akan dilanjutkan oleh Bupati yang baru, ujar Nurdin.
Diketahui Nurdin pada tahun 2018 akan berakhir masa jabatannya. Saat ini ia digadang-gadang akan bertarung di Pilgub Sulsel 2018 mendatang.
ilagaligo
This video was uploaded from an Android phone.
Fort Rotterdam - Makassar
Before Fort Rotterdam there was a fort in the same spot which was built by the 10th karaeng (ruler) of Gowa Kingdom Tunipalangga with the assistance of the Portuguese in 1545. The fort was named Jum Pandan, from which the name Ujung Pandang derives, after the pandanus trees growing in the vicinity. It has a sea turtle like shape, a sea turtle being a symbol of the Makassar people who live on land but make living on the sea. The turtle shape also gave the fort the nickname Benteng Penyu (sea-turtle fort). This fort was originally in the form of an earthen enclosure. In 1634, following the order of 14th Sultan Alauddin, the earthen rampart was strengthened with stones taken from the karst mountain in Maros.
In 1667, following Bungaya Treaty, Fort Jum Pandan was enlarged by Dutch admiral Cornelis Speelman to become the center of Dutch colonial power in Sulawesi. It was renamed Fort Rotterdam after Speelman's place of birth. The stone for the construction of the fort was taken from the karst mountains in Maros, the limestone from Selayar and the woods from Tanete and Bantaeng. Following the Java War (1825–1830), Javanese prince, and now national hero, Diponegoro was imprisoned in the fort following his exile to Makassar in 1830 until his death in 1855. It was also used as a Japanese prisoner of war camp in World War II.
Fort Rotterdam remained the regional Dutch military and governmental headquarters until 1930s. After 1937, the fort was no longer used as a defense. During the brief Japanese occupation it was used for conducting scientific research in the field of linguistics and agriculture, after which it fell into disrepair.
In the 1970s, the fort was extensively restored.
Fort Rotterdam lies in the heart of Makassar. It is rectangular in shape, surrounded with 7 meter wall and was equipped with six bulwarks, five of them are still visible: Bastion Bonie (after the Bone state) to the west, Bastion Boeton (Buton Island) to the northwest, Bastion Batjang (Bacan Islands) to the southwest, Bastion Mandassar to the northeast, and Bastion Amboina (Ambon) to the southeast. The sixth bulwark, Bastion Ravelin, is not visible any longer. Some of the bastions still contain some cannons. It is possible to walk over most of the ramparts. A two meter deep moat system used to surround the perimeter of the fort, however only the southwest portion of the moat can still be seen today.
Inside the fort are thirteen buildings, 11 of them are 17th-century original buildings of the fort; most are still good in condition. At the very center of the fort is a church building. Several buildings along the north and south curtain wall still exist: the buildings along the northern curtain wall were some of the oldest buildings (1686), such as the residence of the governor, residence of the senior merchant, of the captain, the predikant, and the secretary, with several storage for weapons. The government's residence at the north-westernmost is nicknamed as the Speelman's House, however Speelman himself never actually lived in this house. The house was used by the governor of Celebes until the mid 19th-century when he moved to a more comfortable villa in Jalan Ahmad Yani. The Speelman's House now housed one half of La Galigo museum. La Galigo museum kept some prehistoric megaliths from Watampone, as well as ancient weapons, coins, shells, utensils, sketches and stamps. The buildings on the south curtain, originally a storage, housed a museum displaying local skills in silk weaving, agriculture and boatbuilding; and scale models of indigenous boats. The barracks on the eastern wall now housed a small library, featuring old Dutch books that mostly belonged to Reverend Mates, a 19th-century missionary. There is also ships' logs of VOC captains and ancient lontar manuscripts. The department of archaeology is housed in the former building of the head of the administration of VOC; the ground floor of the building, located in the southeast corner of the fort, was formerly a prison.
The other two buildings inside Fort Rotterdam were built by the Japanese during the brief Japanese occupation period.
The southwestern Bastion (Bastion Bacan) contains a prison where Prince Diponegoro was imprisoned for the rest of his life.
The fort is now used to held various events. There is a conservatory for music and dance, archive of the city, and a historic and archaeological institute.
Penampakan Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng Rotterdam atau Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang berada di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Benteng ini merupakan peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I Manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' Kallonna.
Di dalamnya terdapat Museum La Galigo yang menyimpan referensi tentang sejarah Kerajaan Gowa-Tallo.
Video diambil tanggal 18 Juni 2019 saat kunjungan kerja DPRD Kabupaten Wonogiri.
Jangan lupa Like dan Subscribe ya...
Wonderful people I met in Makassar and Fort Rotterdam, South Sulawesi
Fort Rotterdam is a 17th-century fort in Makassar on the island of Sulawesi in Indonesia. It is a Dutch fort built on top of an existing fort of the GowaBungaya Kingdom. The original fort, Jum Pandan (allegedly named after the pandanus trees growing in the vicinity), gave its name to the city Ujung Pandang, another name for the city of Makassar.
In 1667 Fort Ujung Pandang was ceded to the Dutch as part of the Treaty, after the defeat of Gowa in the Makassar War. It was in subsequent years entirely rebuilt on the initiative of Dutch admiral Cornelis Speelman to become the center of Dutch colonial power in Sulawesi.[3] It was renamed Fort Rotterdam after Speelman's place of birth. In the years 1673-1679 it got its five bastions and the 'turtle' shape it still has to this day. This shape gave the fort the nickname Benteng Penyu (sea-turtle fort).
♫Music By♫
The Machine by Nyptane @nyptane-officialMusic provided by Free Music for Vlogs youtu.be/QamhJgZMpbc
Sejarah benteng Fort Rotterdam Makassar
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang(Jum Pandang) adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo. Letak benteng ini berada di pinggir pantai sebelah barat Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. Benteng Ujung Pandang ini berbentuk seperti seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. Dari segi bentuknya sangat jelas filosofi Kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.
Nama asli benteng ini adalah Benteng Ujung Pandang, biasa juga orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungayya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.
Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar.
Follow me on my instagram @chaandd
MUSEUM KOTA MAKASSAR
Sejarah Museum Kota Makassar
Pesona pantai losari makassar
Suasana pantai losari di pagi hari sembari menikmati bakso pantai indah
Potret Desa Ba'tan Di Tanah Luwu (Palopo)
Kelurahan Battang Barat, Potret Desa dalam Kawasan Hutan
BENTENG UJUNG PANDANG.mp4
5 Tempat Wisata di Makassar yang Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga
TRIBUNTRAVEL.COM - Ada beberapa tempat wisata di Makassar yang cocok dikunjungi bersama keluarga.
Anda sedang mencari tempat wisata yang dapat dikunjungi bersama anak?
Beberapa keluarga memilih mengunjungi beberapa tempat wisata menarik yang juga layak untuk anak.
Bersenang-senang memang tak harus ke luar kota.
Di sekitaran Makassar pun ada banyak tempat menarik untuk dihabiskan bersama anak.
Yuk, simak rekomendasinya dirangkum Tribun Timur:
1. Gowa Discovery Park (GDP)
Tempat wisata Gowa Discovery Park (GDP) dapat Anda jadikan pilihan untuk liburan bersama keluarga.
GDP bersebelahan dengan kawasan situs bersejarah benteng terbesar peninggalan Kerajaan Gowa, Benteng Somba Opu.
Tepatnya di selatan Makassar, Jl Daeng Tata, Kecamatan Makassar, Sulawesi Selatan. Sekitar enam kilometer dari pusat Kota Makassar.
GDP memadukan wahana waterboom, taman burung dan outbound.
GDP resmi beroperasi sejak 15 Desember 2013 lalu dengan luas sekitar 7,2 hektar.
Kendaraan roda dua dan empat leluasa memarkir kendaraannya dan biaya parkir pun gratis.
Namun bagi Anda yang berkendara roda dua sebaiknya mengunci helm di sadel.
Setelah membayar tiket, Anda akan disambut petugas berbadan kekar memakai baju safari.
Peta raksasa GDP akan menuntun Anda sesuai tiket yang dibeli.
Apakah ingin ke waterboom, taman burung atau arena outbond.
Di waterboom GDP juga tersedia kolam anak dan balita loh.
Adapula kolam arus, family, bak tumpah dan kolam sliding.
2. Bugis Waterpark Adventure (BWP)
Selanjutnya ada Bugis Waterpark Adventure (BWP) yang terletak di Perumahan Bukit Baruga Antang misalnya.
Terdiri 16 wahana air, Bugis Waterpark ini menjadi salah satu pilihan liburan keluarga yang menyenangkan.
Sejumlah wahana yang dimiliki seperti wahana multi slide dan free fall yang dinamakan Tappassorong dan Matanre.
Wahana ini berupa seluncuran fiber plat yang berliku menuju kolam.
Ada pula Kolam Ombak untuk merasakan sensasi berenang di tepi laut.
Bugis Waterpark merupakan salah satu wahana air di Makassar sejak 2012 lalu.
3. Trampoline Park Mall Pipo
Selanjutnya ada taman bermain indoor di Mall Pipo, Jl Metro Tanjung Bunga Makassar.
Sebuah permainan menyenangkan, sekaligus arena uji ketangkasan dan keberanian yang dapat diikuti seluruh keluarga.
Trampoline Park Pipo memiliki luas area 1.200 meter persegi.
Diresmikan pada Juli 2017 lalu.
Trampoline Park terbagi ke dalam lima zona. Zona pemula, free jump zona, basket ball zona, extreme zona, dan dodge ball zona. Kapasitas di dalam bisa muat 150 orang.
4. Museum La Galigo
Tak ada salahnya mengajak anak liburan sambil belajar ke museum.
Salah satu museum yang dapat Anda kunjungi bersama anak yakni Museum La Galigo.
Museum ini terletak di Terletak di Jl. Ujung Pandang No. 1 atau di dalam Fort Rotterdam.
Museum ini memiliki koleksi sebanyak kurang lebih 4999 buah yang terdiri atas koleksi prasejarah, numismatik, keramik asing, sejarah, naskah, dan etnografi.
Koleksi etnografi terdiri atas berbagai jenis hasil teknologi, kesenian, peralatan hidup, serta benda lain yang dibuat dan digunakan oleh suku Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja.
Museum juga memiliki benda-benda yang berasal dari kerajaan-kerajaan lokal dan senjata yang pernah digunakan pada saat revolusi kemerdekaan.
5. Timezone
Siapa yang tak mengenal Timezone? Arena bermain ini sudah familiar di sejumlah Kota termasuk Makassar.
Di Kota Makassar Timezone bisa dijumpai di Mall Ratu Indah Jl Ratulangi dan Mall Panakkukang Jl Boulevard.
Saat ini, Timezone menawarkan beragam bonus dan kegiatan yang menarik.
Tidak hanya itu, Timezone sudah melakukan berbagai terobosan baru untuk meningkatkan kualitas teknologi permainannya.
Misalnya sistem power card, sistem tiket elektronik, dan bonus yang mencapai 99 persen.
Sejumlah permainan yang dapat dinikmati seperti mobil-mobilan, capitan boneka, Dance- Dance Revolution, Time Crisis, Street Basketball dan permainan lainnya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntribuntimurtravel.com dengan judul 5 Wisata di Makassar, Cocok Bareng Anak, Outdoor Hingga Indoor
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul 5 Tempat Wisata di Makassar yang Cocok Dikunjungi Bersama Keluarga,
Editor: Arif Setyabudi Santoso
Fort Rotterdam - Benteng Fort Rotterdam - Obyek Wisata Makassar - South Sulawesi - Indonesia Travel
Fort Rotterdam Makassar - Benteng Ujung Pandang
Fort Rotterdam Makassar - Benteng Ujung Pandang. Builded in 1545 by King of Gowa-9, named I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumpa'risi 'kallonna. Then in an agreement, being handed over to Dutch rule and became the center of Dutch government in South Sulawesi at the time. Visit pingthespot.com
PAKET TOUR MAKASSAR 08114190089
PAKET TOUR MAKASSAR
HP 08114190089
PAKET TOUR MAKASSAR HEMAT DAN
contoh paket tour makassar,harga paket tour ke makassar,harga paket tour makassar,harga paket tour makassar toraja,harga paket tour makassar-bali,paket abu tour makassar,paket city tour makassar,paket tour 3 negara dari makassar,paket tour bali travel makassar,paket tour dari makassar,paket tour dari makassar ke bali,paket tour dari makassar ke malaysia,paket tour dari makassar ke singapura,paket tour di makassar,paket tour ke makassar,paket tour ke thailand dari makassar,paket tour kota makassar,paket tour makassar,paket tour makassar 2 hari 1 malam,paket tour makassar 2015,paket tour makassar 2016,paket tour makassar 2017,paket tour makassar 3 hari 2 malam,paket tour makassar 3d2n,paket tour makassar 4 hari 3 malam,paket tour makassar 5 hari 4 malam,paket tour makassar bali,paket tour makassar bali 2014,paket tour makassar bali 2015,paket tour makassar bali 2016,paket tour makassar bali 2017,paket tour makassar bangkok,paket tour makassar hongkong,paket tour makassar jakarta,paket tour makassar jogja,paket tour makassar ke bali,paket tour makassar ke singapura,paket tour makassar kuala lumpur,paket tour makassar lombok,paket tour makassar malaysia,paket tour makassar murah,paket tour makassar singapore,paket tour makassar singapore 2017,paket tour makassar singapura,paket tour makassar tanjung bira,paket tour makassar thailand,paket tour makassar toraja,paket tour makassar trans studio,paket tour makassar travel,paket tour makassar wakatobi,paket tour murah dari makassar,paket tour murah di makassar,paket tour murah ke makassar,paket tour murah makassar bali,paket tour singapura dari makassar,paket tour surabaya makassar,paket tour travel di makassar,paket tour wisata makassar,paket umroh 2017 abu tour makassar,paket umroh abu tour makassar,paket umroh abu tour makassar 2016,paket wisata dari makassar,paket wisata kota makassar,paket wisata makassar 1 hari,paket wisata makassar 2 hari 1 malam,paket wisata makassar 2015,paket wisata makassar 2016,paket wisata makassar 3d2n,paket wisata makassar bali 2016,paket wisata makassar harga,paket wisata makassar ke bali,paket wisata makassar lombok,paket wisata maros makassar,paket wisata one day tour makassar
FORT ROTTERDAM
Fort Rotterdam Makassar