Pusaka Sejarah Sawahlunto - Inside Indonesia
Live streaming 24 jam:
Cerita tentang pusaka di kota batu bara, Sawahlunto tidak akan ada habisnya.
Disini batu bara diukir menjadi oleh-oleh khas Sawahlunto. Kota ini menjelma menjadi kota wisata tambang yang berbudaya. Pusat kotanya dihiasi dengan bangunan-bangunan lama peninggalan masa penjajahan Belanda. Kota yang terletak 95 km dari kota Padang ini memiliki jejak pertambangan batu bara yang masih eksis hingga kini. Misalnya, lubang tambang Mbah Soero sepanjang lebih dari 10 km dengan lebar hampir 2 meter ini adalah lubang tambang pertama di kawasan Soegar yang kini dijadikan objek wisata tambang. Dulu para penambang bekerja dalam keadaan terikat rantai. Makanya, mereka disebut orang rantai. Inilah yang menginspirasi tarian rantai bakureh yang dalam bahasa Minangkabau berarti bekerja secara paksa. Denyut usaha tambang batu bara yang masih terus eksis hingga kini, menjadi “PR” bagi Sawahlunto untuk melakukan upaya penyelamatan lingkungan pada area bekas tambang melalui reklamasi maupun reboisasi.
Ikuti berita terbaru di tahun 2019 dengan kemasan internasional berbahasa Indonesia, dan jangan ketinggalan breaking news 2018 dengan berita terakhir dan live report CNN Indonesia di dan channel CNN Indonesia di Transvision.
Dalam tahun politik sekarang ini dan menuju pilpres 2019, CNN Indonesia mencanangkan sebagai Layar Pemilu Tepercaya. Kami akan menayangkan konten-konten politik 2019 secara seimbang untuk mengawal demokrasi dan demokratisasi di Indonesia yang kami cintai.
CNN Indonesia tergabung dalam grup Transmedia. Dalam Transmedia, tergabung juga Trans TV, Trans7, Detikcom, Transvision, CNN Indonesia.com dan CNBC Indonesia.
Follow & Mention Twitter kami:
@myTranstweet
@cnniddaily
@cnnidconnected
@cnnidinsight
@cnnindonesia
Like & Follow Facebook:
CNN Indonesia
Follow IG:
cnnindonesiatv
Jejak Sejarah Orang Rantai di Sawahlunto | Wulan On Weekend
Jika berkunjung ke Sumatera Barat, tak lengkap rasanya jika tidak mampir ke Sawahlunto. Apalagi jika kalian merupakan penggemar sejarah, wajib banget nih melipir untuk berwisata di sini
Salah satu tempat yang wajib kamu kunjungi saat di Sawahlunto adalah Museum Tambang Mbah Soero.
Lubang Mbah Soero merupakan terowongan bekas tambang batu bara. Dahulu, di sini merupakan tempat orang rantai, yakni sebutan bagi para pekerja tambang. Di depan lubang Mbah Soero, ada pusat informasi mengenai sejarah kota dan orang rantai.
Selain itu di museum ini, kalian bisa melihat peralatan tambang batu bara, kostum penambang, kendaraan pengangkut batu bara, foto zaman dahulu, arsip, dan berbagai koleksi yang berhubungan dengan penambangan sejak zaman penjajahan Belanda hingga sekarang.
#WulanOnWeekend #WOW
Jangan Lupa Untuk Follow / Subscribe / Likes Akun-Akun Sosial Media Kami Untuk Mendapatkan Beragam Informasi Terbaru Dari Kami
Facebook -
Instagram -
Twitter -
Website -
Lubang Mbah Suro dan Misteri Orang Rantai | Cerita Nasya EP 60
Cerita tentang Lubang Mbah Suro, yakni bekas tambang batubara zaman kolonial Belanda di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
#CeritaNasya #Sawahlunto #PesonaIndonesia
--------------------------------------------------------------------------------------
Subscribe, share, like, dan komen ya, biar Nasya semangat terus bikin videonya.
Jangan lupa nonton video lainnya ya
------------------------------------------------------------------------------------
Cerita Nasya - Iggoyimages - Runasya - Hesselfitra - Tourism - West Sumatera - Padang - Vlog - Vlogger Cilik - Vlog Nasya - Sumatera Barat - Youtubers Minang - Minangkabau -
Masuk ke Lubang Mbah Suro | Terowongan Batubara di Bawah Kota Sawahlunto
Lubang Mbah Soero merupakan salah satu obyek wisata yang cukup terkenal di kota Sawahlunto, Sumatera Barat. Lobang Mbah Soero ini merupakan lorong di bawah tanah atau di bawah perkampungan penduduk yang memiliki lorong-lorong yang panjang. Lorong ini diawali dari Kelurahan Tanah Lapang hingga ke kantor DPRD. Artinya, lorong Lubang Mbah Soero ini mencapai 1,5 km dengan kemiringan hampir 20 derajat.
Penambangan di lubang Soero ini merupakan titik awal penambangan terbuka di kota Sawahlunto. Pembukaaan Lubang Soero dilakukan sejak tahun 1891 sedangkan proses pembangunannya dilakukan pada tahun 1898. Tak jauh berbeda dengan areal tambang lainnya, di Lubang Soero juga diperkejakan orang-orang hukuman yang dikenal dengan 'orang rantai'.
Lubang Tambang Batu Bara Suro, Sawahlunto, Sumatera Barat
Road Trip Series : Explore Sumatera. Lubang Tambang Batu Bara Suro, Sawahlunto, Sumatera Barat
WISATA LUBANG MBAH SURO SAWAHLUNTO
Lubang Mbah Suro adalah lubang tambang batu bara peninggalan penjajah Belanda yang ada di Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat..
Tambang Dalam Pertama Indonesia, Lubang Tambang Mbah Soero Sawahlunto
Lobang Tambang Dalam Batu Bara Pertama Indonesia, Lobang Tambang di kenal dengan nama Mbah Soero atau Sugar yang memiliki kedalaman 30 meter dari dasar tanah dengan panjang 186 meter dan berdiameter lubang selebar 180 cm. Kemudian untuk udara dalam tambang tersedia dan ditambah dengan mesin blower. Sebelumnya, lubang tambang tersebut memang terasa agak pengap karena batu bara, sebab sirkulasi udara tidak ada. Meskipun tampa blower tetap aman, karena lubang tambang ini menjadi objek wisata maka ditambah dengan mesin blower. Sebab, pengunjung masuk dalam lubang tambang obejek wisata sekitar 20 orang.
MR.ZIGAN Melewati Kota Sawahlunto????????????
MISTERI LUBANG TAMBANG MBAH SOERO KOTA SAWAHLUNTO-NVLOG
Halo Dunsanak!
Travelling is everything!
Channel ini saya buat sebagai catatan perjalanan aku, dokumentasi dan tips perjalanan jalan jalan nanda,
tetap solid broo :
Instagram: @nandapratama24
Subscribe dan follow Sanak!
Sawahlunto merupakan sebuah kota kecil yang diapit oleh tiga kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung. Seperti kota-kota di Indonesia lainnya, Sawahlunto yang merupakan 1 dari 19 kota dan kabupaten yang ada di Sumatera Barat ini, juga menyimpan destinasi wisata menarik yang bisa dikunjungi.
Kota Sawahlunto saat ini, tidak hanya merupakan kota bekas tambang batu bara, namun juga melekat dengan nama kota wisata tua yang multietnik. Bahkan sudah dinobatkan menjadi salah satu kota tua terbaik di Indonesia. Warga di Kota Sawahlunto, tidak hanya berasal dari Minangkabau, namun ada juga warga yang bukan pribumi asli di antaranya, Jawa, Sunda dan keturunan Tionghoa.
Walau multietnik, namun warga di Kota Sawahlunto dapat hidup rukun, saling menghargai dan menghormati satu sama lainnya. Tak hanya itu, semua warga di Kota Sawahlunto juga ikut berperan aktif dalam menggali dan membangun potensi wisata sejarah yang ada.
Cikal Bakal terbentuknya Sawahlunto menjadi sebuah kota, tak lepas dari peran beberapa ahli geologi asal Belanda pada masa penjajahan. Berdasarkan catatan yang ada, Ir. C. De Groot Van Embden pada tahun 1858 mulai melakukan penelitian pertamanya di kota tersebut, dan pada tahun 1867 dilanjutkan oleh Ir. Willem Hendrik De Grave.
Willem pada masa itu, berhasil menemukan harta kekayaan di Sawahlunto, yakni Batu Bara. Sejak Ir. Willem Hendrik De Grave berhasil menemukan potensi batu bara, Pemerintah Hindia Belanda lantas mulai merencanakan penggalian hingga berencana membangun sejumlah sarana dan prasarana penunjang untuk tambang, termasuk juga beberapa bangunan yang diperuntukkan mempermudah eksploitasi batu bara yang ada di Sawahlunto.
JALAN-JALAN KE LUBANG MBAH SOERO SAWAHLUNTO
Objek Wisata Lubang Tambang Mbak Soero Di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
#LubangMbahSoero #Wisata #Sumbar
Lubang tambang dalam batubara Sawahluwung
Bagian 2
Lobang Mbah Soero Sawahlunto
Berita STV - Komnasham Bahas 32 Korban Lubang Tambang
MENELUSURI LOBANG TAMBANG BEKAS PENJAJAHAN BELANDA. WELCOME BATAVIA KECIL #LEBONGTANDAI.
Melihat Warisan Dunia di Sawahlunto
Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat menjadi warisan dunia kelima di Indonesia versi Unesco. Nantinya wilayah Sawahlunto akan dijadikan kota tujuan wisata.
Menyusuri Peninggalan Tambang Batubara Sawahlunto Warisan Dunia UNESCO Dan Bekas Kekejaman Belanda
banyak pekerja yang meninggal di dalam lubang tambang. Ketika kami membuka bekas tambang ini pada 2007, kami menemukan banyak sekali tulang belulang manusia...
Kota Sawahlunto adalah kota yang terletak di 95 kilometer timur laut Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat. Kota ini diapit tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Sijunjung.
Kota Sawahlunto memiliki luas 273,45 km persegi yang terdiri atas empat kecamatan dengan jumlah penduduk lebih dari 54.000 jiwa.
Untuk mencapai kota ini, bisa menggunakan mobil sewa dengan merogoh kocek Rp500.000 atau menggunakan bus dengan biaya Rp35.000 dengan waktu tempuh dari Kota Padang sekitar 2,5 jam hingga tiga jam.
Sawahlunto dahulu hanya merupakan lembah subur yang dijadikan sawah oleh warga setempat yang berbudaya Minang. Lembah itu dibelah aliran Sungai Lunto.
Nama Sawahlunto sendiri diambil dari kata sawah dan Sungai Lunto. Lembah Sungai Lunto yang subur itu kemudian beralih fungsi menjadi daerah pertambangan batu bara pada zaman kolonial Belanda.
Adalah Willem Hendrik de Greve, ahli geologi yang ditugasi pemerintah Hindia Belanda untuk menyelidiki keberadaan batu bara di Sawahlunto.
Putra dari negeri raja, Franeker Belanda, itu adalah kontributor utama yang menguak emas hitam alias kekayaan sumber daya energi yang tersimpan di perut bumi Sawahlunto.
Penugasan Willem Hendrik de Greve itu berdasarkan surat keputusan gubernur jenderal Hindia Belanda tertanggal 26 Mei 1867 untuk menyelidiki batu bara di Ombilin. Jika tanggal itu yang disepakati maka gubernur jenderal pemerintahan kolonial Belanda saat itu adalah Pieter Mijer.
Pada tahun 1868, De Greve menemukan kandungan batu bara di Sungai Ombilin. Namun apa lacur, dia akhirnya meninggal dunia karena terseret air saat menyusuri alternatif air untuk mengangkut batu bara hasil temuannya pada 22 Oktober 1872 pada usia 30 tahun. Dia mati muda.
Setelah diketahui kandungan sumber daya alam dan potensi ekonominya, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk melanjutkan eksplorasi.
Pada akhirnya dimulai pula pembangunan infrastruktur tambang dan pendukungnya di Sawahlunto. Pembangunan infrastruktur tersebut pada 1883 hingga 1894.
Aktivitas pertambangan di Sawahlunto sendiri sejak 1892 dengan produksi batu bara sebanyak sebanyak 48.000 ton.
Tambang batu bara Ombilin itu ditutup kolonialis Belanda pada 1923 karena ada rembesan air dari Sungai Batang Lunto dan tingginya gas metan saat itu, kata Nurna, pemandu Museum Sawahlunto.
Manusia Rantai
Untuk mendukung aktivitas pertambangan di Sawahlunto, pemerintah Hindia Belanda menggunakan para narapidana sebagai tenaga kerja yang diambil dari penjara-penjara yang ada di Pulau Jawa, Sulawesi, dan Medan (Sumatera Utara).
Para narapidana ini diangkut dengan kapal laut dari Pelabuhan Tanjung Perak, dan diturunkan di Pelabuhan Emmahaven--sekarang bernama Pelabuhan Teluk Bayur, yang dibangun kolonial Belanda antara 1888 dan 1893.
Mereka kemudian diangkut dengan kereta api ke Sawahlunto atau pusat aktivitas pertambangan Sawahlunto.
Nurna, pemandu Museum Sawahlunto mengatakan, para narapidana yang dipekerjakan di pertambangan Sawahlunto ini umumnya adalah narapidana yang dinilai pemerintah Kolonial Belanda sebagai pembangkang.
Sebagian di antara mereka adalah tawanan politik Belanda, ada pula yang berasal dari kriminal, para penjahat kelas kakap atau yang dianggap sebagai penjahat.
Kalau tawanan Belanda itu adalah orang-orang yang melawan Belanda. Mereka ingin mempertahankan tanah nenek moyang mereka yang dirampas Belanda. Mereka adalah orang-orang yang tidak mau menjadi kacung Belanda, katanya.
Belanda mengganggap mereka adalah teroris, merusak wibawa dan kekuasaan Belanda--suatu ketakutan yang luar biasa yang hinggap di kalangan tuan-tuan berkulit putih kala itu.
Saya tidak tahu persis, jumlah tahanan yang dipekerjakan di pertambangan Sawahlunto, tetapi mendekati 2.000 orang. Mereka tidak berasal dari tahanan yang jahat, tetapi umumnya adalah pembangkang pemerintah Hindia Belanda, katanya.
Di Sawahlunto inilah para narapidana itu dikerahkan habis-habisan tenaganya untuk membuat terowongan tambang. Pekerja paksa ini dikenal juga dengan sebutan orang rantai karena dalam kegiatan penambangannya kaki mereka tetap dirantai.
Saat mereka bekerja, hanya kaki yang dirantai. Akan tetapi, setelah bekerja dan kembali ke tahanan, kaki dan tangan semuanya dirantai, kata Sudarsono, pemandu lubang tambang Mbah Soero.
Para pekerja ini menempati ruang bawah tanah yang dibangun Belanda. Pada dinding ruangan ini, baik di dalam maupun luar, dipasang pecahan kaca sehingga para penghuni tidak bisa sandar, kata dia.
Siksaan berupa cambukan sering kali mereka terima dari mandor, makanan yang diberikan pun terbatas. Oleh karena itu, lanjut dia, banyak orang rantai yang meninggal selama berlangsungnya kerja paksa itu.
Waktu itu, banyak pekerja yang meninggal di dalam lubang tambang. Ketika kami membuka bekas tambang ini pada 2007, ka
Sawahlunto Historical Park
Sawahlunto Historical Park,
World heritage city, UNESCO.
Perencanaan Taman sejarah Kota pusaka Sawahlunto, untuk menuju Kota Wisata Tambang yang berbudaya dan di akui oleh UNESCO sebagai Internasional Heritage City.
SEREEM!!!ADA PENAMPAKAN!!! UJI NYALI DI LUBANG TAMBANG MBAH SURO SAWAHLUNTO
Jalan-jalan ke kota tua,..Salah satu kota terbaik di Indonesia karena wisata tuanya,..Kota ini didirikan pada tahun 1888 ini, banyak berdiri bangunan-bangunan tua peninggalan Belanda. Banyak lubang tambang batubara yang mencapai ribuan kilometer panjangnya.
Seruuu.... Kereennn...Rugi kalau kalian tidak kesana.....
# Thank For All
# Lakopade Kriopanting
# Nopy Khaerozi
# Doni Rusmawan
# Uda Ode
# Dista Febiona
# Sule (Sunda Bule)
lubang Mbah Soero Sawah Lunto Part III #travelvlog
setelah dijelasin sama Mbak petugas dari Lubang Mbah soero ini. Akhirnya kita memberanikan diti untuk masuk dan melihat lansung tambang batu bara bekas peninggalan penjajah dulu.
Kamu berani masuk kesini?
Lubang Suro - Sumatera Barat | Tempat Wisata di Indonesia
Lubang Tambang Mbah Soero adalah salah satu objek wisata sejarah yang terletak di kelurahan Tanah Lapang, Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Indonesia. Terowongan sepanjang 185 meter ini dibangun pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1898.
Dari tahun 1898 hingga 1932, kegiatan penambangan batu bara di kota Sawahlunto masih menggunakan terowongan ini. Namun untuk keperluan wisata, pemerintah daerah setempat merenovasi terowongan ini menjadi tempat yang layak dikunjungi baik dari segi keamanan maupun kemudahan mencapai area dibawah tanah dengan membangun anak-anak tangga. Renovasi mulai dilakukan dari 27 Juni 2007 hingga Desember 2007. Kemudian diresmikan sebagai objek wisata pada 23 April 2008. Keasliannya yang masih tetap dipertahankan, dapat dilihat dari bagian atap dan dinding yang terbuat dari batu bara.