Penjaga Lontar (Film Dokumenter)
Sinopsis:
Seorang Bapak, I Wayan Turun (67 tahun) merupakan seorang penulis dan penjaga lontar. Bapak Turun telah menulis lontar hingga jumlah kurang lebih 200 lontar dan menghasilkan 185 buku. Selain sebagai penulis lontar, Bapak Turun juga membantu masyarakat dalam mentranskripsi lontar, agar pemilik lontar dapat membaca dan mengetahui isi lontar sebenarnya. Namun, dalam persepsi masyarakat lontar itu dikatakan tenget atau angker, Dengan ditengetkan dan diangkerkan lontar oleh masyarakat, membuat lontar itu tidak dirawat dan rusak. Persepsi mentengetkan lontar itulah yang harus dirubah oleh masyarakat, agar lontar itu tetap awet dan tetap dilestarikan untuk keturunan selanjutnya.
Penghargaan:
Dokumenter Pelajar Terbaik, Bandung Independent Film Festival, Bandung 2017
Juara 3, Festival Dokumenter Budi Luhur, Jakarta 2017
Juara 3 (Kategori Pembinaan), Denpasar Film Festival 8, Bali 2017.
Special Mention, Festival Film Batavia (INSOMNIA), Jakarta 2017
Nominasi Wibisana Award, Festival Film Pelajar Jogja, Yogyakarta 2017
Nominasi Dokumenter Pelajar Terbaik, Malang Film Festival, Malang 2018
Nominasi Dokumenter Terbaik, Festival FIlm Surabaya, Surabaya 2018
Sutradara: Pradana Kusuma
DOP: Agung Prameswara
Editor: Bandem Mahatma
Copyright © 2017 Madyapadma Journalistic Park
Documentary Film: Penjaga Lontar (OWHC)
Synopsis [ENG]:
I Wayan Turun (67 years old) is a writer and guardian of lontar. Mr. Turun has written lontar up to the number of approximately 200 lontar and produced 185 books. Besides as a lontar writer, Mr. Turun also help the community in transcribing lontar, so that the owner can read and know the actual content of the lontar. However, in the perception of the lontar is said to be tenget or haunted, that make the lontar was not treated and damaged. The perception should be changed by the people, so that the lontar can be preserved and preserved for future descendants.
Sinopsis [IND]:
Seorang Bapak, I Wayan Turun (67 tahun) merupakan seorang penulis dan penjaga lontar. Bapak Turun telah menulis lontar hingga jumlah kurang lebih 200 lontar dan menghasilkan 185 buku. Selain sebagai penulis lontar, Bapak Turun juga membantu masyarakat dalam mentranskripsi lontar, agar pemilik lontar dapat membaca dan mengetahui isi lontar sebenarnya. Namun, dalam persepsi masyarakat lontar itu dikatakan tenget atau angker, Dengan ditengetkan dan diangkerkan lontar oleh masyarakat, membuat lontar itu tidak dirawat dan rusak. Persepsi mentengetkan lontar itulah yang harus dirubah oleh masyarakat, agar lontar itu tetap awet dan tetap dilestarikan untuk keturunan selanjutnya.
Director: Pradana Kusuma
DOP: Agung Prameswara
Editor: Bandem Mahatma
#denpasar #denpasarkotakurumahku #denpasarkreatif #denpasarcreativespirit #kotadenpasar
Metatah Ayu lestari ,Seminyak kuta Bali January 9, 2017
Upacara manusa yadnya Metatah seminyak 9 January 2017