Menara Kudus, Masjid dengan Perpaduan Budaya Islam dan Hindu
Berdiri sejak tahun 956 Hijriah atau 1549 masehi, Masjid Menara Kudus yang terletak di Desa Kauman, Kudus, Jawa Tengah ini menjadi salah satu tempat bersejarah bagi penyebaran agama Islam di Indonesia, khususnya di tanah Jawa.
Pendirian masjid ini bermula saat Sunan Kudus yang pulang dari Mekkah setelah menunaikan ibadah haji membawa sebuah batu dari Baitul Maqdis, Palestina.
Batu itu kemudian diletakan sebagai batu pertama pendirian masjid Al Aqsa yang belakangan lebih dikenal dengan sebutan Masjid Menara Kudus.
Disebut masjid Menara Kudus, karena masjid ini memiliki menara di sisi timur dengan arsitektur yang kental dengan budaya Hindu.
Di bagian dalam masjid terdapat dua buah gapura yang sering disebut gapura kembar. Gapura ini terbuat dari batu bata merah yang menyerupai gapura pada masa Kerajaan Majapahit.
Keunikan-keunikan inilah yang menjadi daya tarik tersendiri bagi jemaah masjid.
Masjid Menara Kudus, MASJID TERUNIK DI INDONESIA, Simbol Toleransi Warisan Sunan Kudus
Mesjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Manar (Mesjid Menara, nama resmi: Masjid Al Aqsa Manarat Qudus) adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Sehari-hari, peziarah berkunjung ke masjid ini untuk beribadah sekaligus ziarah ke makam Sunan Kudus yang terletak di sisi barat kompleks masjid. Selain itu, masjid ini menjadi pusat keramaian pada Festival Dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan suci Ramadan[2].
Riwayat
Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak terlepas dari peran Sunan Kudus sebagai penggagas dan pendiri. Sebagaimana Walisongo yang lainnya, Sunan Kudus menggunakan pendekatan kultural (budaya) dalam berdakwah. Ia mengadaptasi dan melakukan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dalam pengaruh agama Hindu dan Buddha. Akulturasi budaya Hindu dan Budha dalam dakwah Islam yang dilakukan Sunan Kudus terlihat jelas pada arsitektur dan konsep bangunan Masjid Menara Kudus.
Masjid ini mulai didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini didasarkan pada inskripsi berbahasa Arab yang tertulis pada prasasti batu berukuran lebar 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid.[3]. Peletakan batu pertama menggunakan batu dari Baitul Maqdis di Palestina, oleh karena itu masjid ini kemudian dinamakan Masjid Al Aqsha.
Arsitektur
Masjid
Masjid Menara Kudus ini memiliki lima pintu sebelah kanan, dan lima pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar daripada semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi[butuh rujukan]. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan tersebut merupakan peninggalan kuno dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat dua bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat gapura paduraksa, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai Lawang Kembar.
Di komplek masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Bentuk Masjid Menara Kudus asli sebelum pelebaran masjid
Menara Kudus memiliki ketinggian 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian: (1) kaki, (2) badan, dan (3) puncak bangunan. Menara ini dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit kecil).[4]
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
#MASJIDMENARAKUDUS
#MASJIDINDONESIA
#SUNANKUDUS
DOKUMENTASI LIVE DAN ANIMASI ARSITEKTUR MASJID, MAKAM DAN MAKAM SUNAN KUDUS
DOKUMENTASI LIVE DAN ANIMASI ARSITEKTUR MASJID, MAKAM DAN MAKAM SUNAN KUDUS
#menarakudus
#sunankudus
#creativelabs
Indonesia memiliki riwayat sejarah arsitektur peradaban Islam yang panjang. Temukan ringkasan dinamika peradaban arsitektur Islam di situs budaya Masjid, Menara dan Makam Sunan Kudus.
Dari jejak Islam yang paling awal, hingga perkembangan paling kontemporer dapat disimak di komplek cagar budaya peninggalan Sunan Kudus.
Video ini berisi sejarah pendirian masjid dan Kota Kudus, disertai penjelasan arsitektural, mulai dari teknik, bentuk, dan ornamentasi yang tetap dipertahankan, hingga saat ini. aneka renovasi tidak meninggalkan atau membuang sama sekali keluhuran arsitektural asli pada masa pembangunannya.
Music in this video, Learn more
0:10:31
Song : Still Reprise
Artist : Hans Zimmer
Album : Black Hawk Down: Complete Score (disc 2)
Writers : Hans Zimmer
Licensed to YouTube by
UMG; CMRRA, Sony ATV Publishing, LatinAutor, LatinAutor - SonyATV, SOLAR Music Rights Management, and 11 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
0:24:58
Song : A Prayer For Peace from Munich
Artist : John Williams
Album : Munich
Writers : John Williams
Licensed to YouTube by
AdRev for a 3rd Party, UMG (on behalf of Universal Pictures Film Music); UMPG Publishing, LatinAutor - SonyATV, LatinAutor - UMPG, Sony ATV Publishing, UMPI, SOLAR Music Rights Management, BMI - Broadcast Music Inc., UBEM, CMRRA, LatinAutor, and 2 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
0:55:19
Song : Farewell/End Title
Artist : John Barry
Album : Dances With Wolves - Original Motion Picture Soundtrack
Writers : John Barry
Licensed to YouTube by
SME (on behalf of Epic); UBEM, LatinAutor - SonyATV, BMG Rights Management, LatinAutor, EMI Music Publishing, LatinAutor - PeerMusic, CMRRA, Sony ATV Publishing, UMPI, SOLAR Music Rights Management, and 7 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
1:09:27
Song : Ashes To Ashes
Artist : Hans Zimmer
Licensed to YouTube by
UMG (on behalf of Decca US (Classics)); Sony ATV Publishing, CMRRA, UBEM, SOLAR Music Rights Management, LatinAutor, LatinAutor - SonyATV, and 11 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
1:11:49
Song : To The Forest - Apocalypto
Artist : James Horner
Writers : James Horner
Licensed to YouTube by
UMG; ARESA, BMG Rights Management, LatinAutor, UBEM, LatinAutor - PeerMusic, and 11 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
1:14:31
Song : The Egg Travels (From Dinosaur/Score)
Artist : James Newton Howard
Licensed to YouTube by
UMG (on behalf of Walt Disney Records); Walt Disney Music Company (Publishing), PEDL, LatinAutor, UMPI, LatinAutor - UMPG, AMRA, LatinAutor - Warner Chappell, and 8 Music Rights Societies
Buy it now on Google Play :
Masjid Menara Kudus, Akulturasi Budaya Islam dan Hindu
MENARA KUDUS, Simbol Toleransi Warisan Sunan Kudus.
Mesjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Manar (Mesjid Menara, nama resmi: Masjid Al Aqsa Manarat Qudus; ID masjid: 01.5.14.19.02.000001[1]) adalah masjidkuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islamdengan budaya Hindu-Buddhis sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa.
Perpaduan Budaya Islam dan Hindu pada Masjid Menara Kudus
VIVAnews - Masjid Menara Kudus terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini kini menjadi salah satu tempat bersejarah penting bagi umat Islam di Jawa. Bangunan Masjid Menara Kudus merupakan perpaduan budaya Islam dan Hindu. Menara candi di sisi Timur menggunakan arsitektur bercorak Hindu.
Saksikan video terbaru lainnya di sini
Masjid Menara Kudus, Jawa Tengah - Wisata Sejarah & Religi
Masjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Aqsa dan Masjid Al Manar) adalah sebuah mesjid yang dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi atau tahun 956 Hijriah dengan menggunakan batu Baitul Maqdis dari Palestina sebagai batu pertama. Masjid ini terletak di desa Kauman, kecamatan Kota, kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Mesjid ini berbentuk unik, karena memiliki menara yang serupa bangunan candi. Masjid ini adalah perpaduan antara budaya Islam dengan budaya Hindu. Pada masa kini, masjid ini biasanya menjadi pusat keramaian pada festival dhandhangan yang diadakan warga Kudus untuk menyambut bulan Ramadan.[1]
Berdirinya Masjid Menara Kudus tidak lepas dari peran Sunan Kudus sebagai pendiri dan pemrakarsa. Sebagaimana para walisongo yang lainnya, Sunan Kudus memiliki cara yang amat bijaksana dalam dakwahnya. Di antaranya, dia mampu melakukan adaptasi dan pribumisasi ajaran Islam di tengah masyarakat yang telah memiliki budaya mapan dengan mayoritas beragama Hindu dan Budha. Pencampuran budaya Hindu dan Budha dalam dakwah yang dilakukan Sunan Kudus, salah satunya dapat kita lihat pada masjid Menara Kudus ini.
Masjid ini didirikan pada tahun 956 H atau 1549 M. Hal ini dapat diketahui dari inskripsi (prasasti) pada batu yang lebarnya 30 cm dan panjang 46 cm yang terletak pada mihrab masjid yang ditulis dalam bahasa Arab.
Masjid Menara Kudus ini memiliki 5 buah pintu sebelah kanan, dan 5 buah pintu sebelah kiri. Jendelanya semuanya ada 4 buah. Pintu besar terdiri dari 5 buah, dan tiang besar di dalam masjid yang berasal dari kayu jati ada 8 buah. Namun masjid ini tidak sesuai aslinya, lebih besar dari semula karena pada tahun 1918-an telah direnovasi. Di dalamnya terdapat kolam masjid, kolam yang merupakan padasan tersebut merupakan peninggalan kuna dan dijadikan sebagai tempat wudhu.
Di dalam masjid terdapat 2 buah bendera, yang terletak di kanan dan kiri tempat khatib membaca khutbah. Di serambi depan masjid terdapat sebuah pintu gapura, yang biasa disebut oleh penduduk sebagai Lawang Kembar.
Di komplek Masjid juga terdapat pancuran untuk wudhu yang berjumlah delapan buah. Di atas pancuran itu diletakkan arca. Jumlah delapan pancuran, konon mengadaptasi keyakinan Buddha, yakni ‘Delapan Jalan Kebenaran’ atau Asta Sanghika Marga.
Menara Kudus memiliki ketinggian sekitar 18 meter dengan bagian dasar berukuran 10 x 10 m. Di sekeliling bangunan dihias dengan piring-piring bergambar yang kesemuanya berjumlah 32 buah. Dua puluh buah di antaranya berwarna biru serta berlukiskan masjid, manusia dengan unta dan pohon kurma. Sementara itu, 12 buah lainnya berwarna merah putih berlukiskan kembang. Di dalam menara terdapat tangga yang terbuat dari kayu jati yang mungkin dibuat pada tahun 1895 M. Bangunan dan hiasannya jelas menunjukkan adanya hubungan dengan kesenian Hindu Jawa karena bangunan Menara Kudus itu terdiri dari 3 bagian yaitu kaki, badan, dan puncak bangunan. Menara ini dihiasi pula antefiks (hiasan yang menyerupai bukit kecil)
Kaki dan badan menara dibangun dan diukir dengan tradisi Jawa-Hindu, termasuk motifnya. Ciri lainnya bisa dilihat pada penggunaan material batu bata yang dipasang tanpa perekat semen. Teknik konstruksi tradisional Jawa juga dapat dilihat pada bagian kepala menara yang berbentuk suatu bangunan berkonstruksi kayu jati dengan empat batang saka guru yang menopang dua tumpuk atap tajug.
Pada bagian puncak atap tajug terdapat semacam mustaka (kepala) seperti pada puncak atap tumpang bangunan utama masjid-masjid tradisional di Jawa yang jelas merujuk pada unsur arsitektur Jawa-Hindu.
Bagi sahabat yang tidak bisa melihat video streaming diatas, langsung saja meluncur ke
Masjid Menara Kudus, Al Aqsha, Sunan Kudus, Raden Ja'far Shodiq
Menara Kudus
Makam Sunan Kudus dan Masjid Menara Kudus
Cerita Masjid Menara Kudus yang TIDAK MASUK AKAL dan adanya Banyu Penguripan
Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus 1440 H / 2019 TU
Menara Kudus merupakan sejarah hidup yang hingga sekarang mengandung banyak nilai dan makna. Hampir seluruh aspek dalam Menara Kudus ini menyiratkan nilai-nilai keberagamaan para pendahulu, khususnya masyarakat di era Sunan Kudus. Menara Kudus merupakan satu-satunya prototype tepaselira (toleransi) masyarakat plural yang ada di dunia. Pasalnya dalam satu konstruk bangunan, terdapat tiga simbol keagamaan di dalamnya: Islam, Hindu, Budha. Selain itu, tuntunan-tuntunan yang diajarkan oleh Syekh Ja’far Shodiq seperti larangan menyembelih sapi juga turut mewarnai kerukunan beragama masyarakat Kudus pada saat itu. Di atas artefak menara dan ajaran-ajaran Sunan Kudus yang membentuk keberagamaan toleransi di Kota Kudus, ada sebuah simbol yang menjadi sangat penting untuk digali lebih dalam maknanya. Simbol tersebut adalah ‘banyu panguripan’ (Air Penghidupan) yang disebut dengan mbelik.
Banyu, sebagaimana yang ada dalam setiap term kebudayaan, agama, maupun sains merupakan sebuah simbol untuk menggambarkan kehidupan. Bahkan di dalam Al-Qur’an (Q.S. Fussilat; 39) disebutkan bahwa bumi yang kering dan tandus jika disiram oleh air maka akan menjadi hidup. Artinya, air merupakan sebuah instrumen untuk menghidupkan segala sesuatu yang mati atau menyegarkan sesuatu yang kering. Instrument inilah yang menjadi simbol penghubung antara manusia dan Tuhan. Air juga digunakan untuk membasahi jiwa-jiwa dari kekeringan iman.
Setiap agama memiliki air sucinya masing-masing yang biasa digunakan untuk dakwah, pengobatan, atau wacana penggerak sosial. Islam memiliki air Zam-Zam, Budha memiliki air Paritta, Hindu punya air Gangga, Nasrani punya Air Suci. Sunan Ampel punya Air Gentong, Sunan Drajat memiliki sumur Kotak, Sunan Kalijaga punya sumur Jalatunda, dan Sunan Kudus memiliki Banyu Penguripan
Eksistensi ‘Banyu Panguripan’ ini telah menjadi bagian penting dalam ranah psikologis masyarakat, sehingga setiap punya gawe masyarakat selalu ingat leluhur dengan menyajikan selametan atau mengambil berkah air suci. Antara masyarakat dan leluhur tidak tercerabut oleh rentang waktu, melainkan tetap menyatu dengan air dan selametan. Banyu Panguripan adalah manik-manik yang menyatu membentuk mata rantai dakwah yang santun dan menghargai dinamika lokal.
Dengan mengambil semangat historis yang yaduru ma’a illatihi wa bi’atihi, L’ Histoire se Repete, kita akan mengabadikan semangat kebersamaan, tepa selira dan komitmen untuk hidup berdampingan dengan local wisdom masing-masing. Seluruh masyarakat akan berkumpul, menyatudan membaur ngalap berkah banyu penguripan yang sudah disatukan dengan air Zam-Zam dan mata air mbelik yang ada di kawasan Kudus. Penyatuan berbagai mata air ini diiringi khataman Al-Qur’an kolosal 19 kali.
Sembari ngalap berkah air, masyarakat juga diajak menikmati kuliner masa lampau yang menjadi khazanah kota suci ini, termasuk yang biasa disajikan untuk selametan, bancakan, tirakatan dan hajatan lainnya dalam Pasamuan Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
MASJID MENARA KUDUS INDONESIA
Saya membuat video ini dengan Editor Video YouTube (
MASJID
MENARA KUDUS
JAWA TENGAH
INDONESIA
Asal Muasal Masjid Menara Kudus & Nama Kota Kudus
Asal Muasal Masjid Menara Kudus & Nama Kota Kudus - Masjid Al Aqsa. Nama itu mirip dengan masjid legendaris di Yerusalem. Masjid yang menjadi awal mi’raj Nabi Muhammad SAW. Namun ini bukan masjid yang sama. Letaknya di Pulau Jawa. Tepatnya di Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Menara Kudus.
Masjid ini dibangun oleh Sunan Kudus pada tahun 1549 Masehi. Nama Al Aqsa disematkan karena adanya batu di atas mihrab atau tempat imam, yang konon berasal dari Baitul Maqdis, Palestina.
#sunankudus, #masjidkudus
Lihat Juga :
Kisah Karomah Mbah Mangli Magelang, Tanpa Pengeras Suara, Ceramahnya Terdengar Ribuan Jamaah
Kisah Nabi Khidir As Hadiri Kliwonan di Kanzus Sholawat Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan
Ikuti Media Social Kami Di :
Official Facebook :
Official Twitter :
Official Instagram :
Official Pinterest :
Official Blog :
Subscribe
Masjid Bersejarah: Masjid Menara Kudus
-------------------------------------------------------------------------------
SUBSCRIBE:
-------------------------------------------------------------------------------
TWITTER:
FACEBOOK:
INSTAGRAM:
---------------------------------------------------------------------------------
Mampir ke Masjid Menara Kudus, masjid akulturasi
About MAsjid Menara Kudus
Masjid menara kudus, yang berlokasi desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Masjid ini didirikan oleh Syekh Jafar Sodiq yang lebih dikenal sebagai Sunan Kudus tahun tahun 1549 M atau 956 H.
Ujung menara masjid ini berdiri 18 meter dari tanah, dibuat sangat mirip dengan bangunan candi hindu yang bercorak Jawa Timur menunjukkan akulturasi budaya.
Menara ini mempunyai bagian dasar berukuran 10 x 10 m dan tinggi sekitar 18 meter. Di sekeliling menara ini terdapat hiasan piring-piring bergambar yang jumlahnya 32 buah. Dari 32 hiasan piring ini ada 20 yang bergambar masjid manusia dengan unta dan pohon kurma dengan warna. 12 sisanya bergambar kembang dengan warna merah.
About The video
Direkam menggunakan SJ cam 5000X tanpa stabilizer. Pengambilan gambar Walk trhu. Diedit menggunkan Video pad.
Music
Ambient music provided by Youtube
Qori internasional live di bawah langit Menara KUDUS || Syekh Salman amrillah & Syekh Mahmoed shahat
#SyekhSalmanAmrillah
#SyekhMahmoedShahat
#Qori'international
Suara emas & nafas panjang Qori' internasinal
Syekh Salman amrillah (Bandung) & Syekh mahmood shahat (Mesir)
dalam acara MENARA BERTILAWAH
Live di bawah langit Menara Kudus,
Masjid Al Aqsho Menara Kudus indonesia 10 oktober 2019
Animasi Masjid al-Aqsha Menara Kudus
Masjid al-Aqsha Menara Kudus atau yang lebih dikenal dengan Masjid Menara adalah bangunan cagar budaya yang dibangun pada tanggal 19 Rajab Tahun 956 Hijriyyah atau 1549 M.
Masjid yang dibangun oleh Sunan Kudus ini telah mengalami beberapa kali renovasi, namun tetap mempertahankan bentuk aslinya, salah satunya gapura paduraksan yang dikenal dengan Lawang Kembar
Video animasi ini diproduksi oleh Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus bekerjasama dengan Pusat Studi Aristektur Indonesia (UTTARI) dan creativelabs.
|| MENARA KUDUS KETIKA MALAM MINGGU EXPLORE KUDUS KOTA KRETEK || terbaru 2019
Bila berkunjung ke Kota Kudus, Anda tidak boleh melewatkan tempat yang satu ini. Menara Kudus namanya. Menara yang sering disebut Masjid Al Aqsa dan Masjid Al Manar ini dibangun oleh Sunan Kudus sekitar tahun 1549 Masehi.
Terletak di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kudus, Jawa Tengah, menara ini memiliki bentuk yang unik. Sekilas bila diperhatikan, menara di masjid ini tidak seperti menara pada umumnya karena memiliki bangunan yang serupa dengan candi.
Gaya arsitektur candi pada Menara Kudus menyerupai candi-candi di Jawa Timur, salah satunya seperti Candi Jago di Malang. Selain itu, bangunan masjid ini juga menyerupai Menara Kukul di Bali.
Menara yang memiliki ketinggian 17 meter dan luas sekitar 100 meter persegi ini menjadi simbol akulturasi antara kebudayaan Hindu, Jawa, dengan Islam. Menara Kudus merupakan bangunan yang bernilai arkeologis dan historis tinggi.
Menurut cerita, Sunan Kudus membangun menara ini dengan cara menggosok-gosokkan batu bata yang satu dengan lain sehingga menjadi lengket. Di bagian ujung menara, yang beratap dua lapis dengan konstruksi kayu jati ini ditopang empat saka guru.
Selain itu, terdapat juga mustaka (kubah) mirip atap tumpang pada masjid-masjid tradisional Jawa. Fungsi dari menara itu adalah untuk tempat mengumandangkan adzan.
Menara Kudus kini menjadi objek wisata ziarah yang banyak dikunjungi wisatawan yang datang dari wilayah Indonesia terutama pada hari-hari tertentu seperti setiap tanggal 10 Muharram/Syuro.
Selain berziarah, pengunjung juga bisa menikmati kuliner khas Kota Kretek seperti soto Kudus yang banyak dijual di sekitar menara. Bagi pengunjung yang suka berburu oleh-oleh, di sebelah kanan-kiri menara terdapat warung-warung yang menjual makanan khas Kudus seperti jenang dan intip, makanan sejenis rengginang khas Kudus.
Akulturasi Islam Sunan Kudus - SINGKAP
Tercatat ada sebanyak 86 pondok pesantren di Kudus yang tersebar di berbagai kecamatan. Salah satunya berada di kecamataan Undaan, yang dikenal dengan Pesantren Seni Rupa dan Kaligrafi.
Salah satu pesantren yang mengedepankan syiar islam dengan cara menarik yaitu mempelajari seni indah menulis Al-Quran.
Penyebaran islam pertama di tanah Kudus berawal dari pindahnya Sunan Kudus, dari kerajaan Demak menuju sebuah wilayah bernama Tajuk. Wilayah Tajuk pun berganti nama menjadi Kudus, dan disana Sunan Kudus mendirikan sebuah masjid bernama Al-Aqsa pada tahun 1549 Masehi. Hingga masjid tersebut menjadi pusat dari kota Kudus kala itu. Dari masjid inilah, perjuangan Sunan Kudus mensyiarkan agama islam dimulai. Pendekatannya tanpa paksaan, dan menghormati nilai kepercayan pra islam yang masih dianut oleh masyarakat sekitar.
Yang paling menarik adalah arsitektur yang diterapkan Sunan Kudus dalam pembangunan masjid yang kini dikenal dengan Masjid Menara Kudus dengan gaya Jawa-Hindu. Ini terlihat denganberdirinya satu menara kokoh yang ada di pekarangan masjid. Selain menara, terdapat contoh arsitektur unik lainnya pada masjid yang sarat akan bentuk akulturasi.
Selain kental dengan goresan budaya Jawa, masjid ini juga menyimpan sejumlah peninggalan yang dibuat dengan nuansa kepercayaan pra islam. Tak hanya unik, peninggalan tersebut juga menyimpan banyak cerita menarik untuk ditelisik.
Jangan lewatkan live streaming Kompas TV 24 jam non stop di Supaya tidak ketinggalan berita-berita terkini, terlengkap, serta laporan langsung dari berbagai daerah di Indonesia, yuk subscribe channel youtube Kompas TV. Aktifkan juga lonceng supaya kamu dapat notifikasi kalau ada video baru.
Media social Kompas TV:
Facebook:
Instagram:
Twitter:
LINE:
Jelajah Indonesia #10: MENARA KUDUS Jawa Tengah
Taman Menara Kudus atau dahulu bernama Alun-Alun Lama Kudus merupakan ruang terbuka hijau untuk berbagai kegiatan masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Masjid Menara Kudus.
Mesjid Menara Kudus (disebut juga dengan Masjid Al Manar (Mesjid Menara, nama resmi: Masjid Al Aqsa Manarat Qudus; adalah masjid kuno yang dibangun oleh Sunan Kudus sejak tahun tahun 1549 Masehi (956 Hijriah). Lokasi saat ini berada di Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Ada keunikan dari masjid ini karena memiliki menara yang serupa bangunan candi serta pola arsitektur yang memadukan konsep budaya Islam dengan budaya Hindu - Bhuddis, sehingga menunjukkan terjadinya proses akulturasi dalam pengislaman Jawa. Jika Anda berkunjung ke Kudus, jangan lupa untuk berkunjung ke tempat ini.