Rumah Penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok
71 tahun yang lalu, pada 16 agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diculik oleh sejumlah pemuda untuk dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, mereka kemudian diinapkan di sebuah rumah sederhana milik seorang petani.
RUMAH SEJARAH RENGAS DENGKLOK | TEMPAT PENCULIKAN SOEKARNO-HATTA
Rumah Djiauw Kie Song adalah saksi bisu atas peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta yang dilakukan oleh pemuda kelompok Menteng 31 pada 16 Agustus 1945. Kedua tokoh ini dibawa ke markas tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Rengas Dengklok. Peristiwa itu terjadi di mana para golongan muda, di antaranya Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh menginginkan proklamasi kemerdekaan segera dilakukan tanpa campur tangan penjajah Jepang. Berdasarkan alasan tersebut, mereka akhirnya “mengamankan” Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengas Dengklok. Setelah memperoleh kesepakatan, kedua tokoh ini dibawa ke wilayah yang agak jauh dari rumah warga. Di sinilah Babah Djiauw berperan. Rumah yang ia miliki kemudian dijadikan tempat penyusunan teks proklamasi. Saat itu Babah Djiauw yang tidak kenal dengan Soekarno-Hatta memilih pergi bersama anak-anaknya dan membiarkan kediamannya digunakan sebagai tempat penyusunan proklamasi. Awalnya, teks proklamasi akan dibacakan langsung di tempat ini juga. Upacara penaikan bendera sudah diadakan. Pembacaan batal karena kedatangan Ahmad Subardjo yang mengundang Soekarno-Hatta membacakan teks di Pegangsaan Timur. Akhirnya teks proklamasi dibacakan tanggal 17 Agustus 1945. Babah Djiauw wafat tahun 1964. Bagian depan rumahnya dipindahkan ke wilayah Kali Jaya, Rengasdengklok untuk menghindari abrasi sungai. Kamar tempat Soekarno dan Hatta menginap masih terjaga dengan baik. Markas tentara PETA kini menjadi Monumen Kebulatan Tekad. Pembangunan Alun-alun Rengas Dengklok dilakukan kemudian untuk menjadi tempat berkumpul masyarakat yang ingin berwisata sejarah. Kini, area sejarah ini sudah ramai dikunjungi para wisatawan, terlihat banyak pedagang, tempat bermain anak, bisa naik kuda, delman, dan tentu saja wisata kuliner.
- Peristiwa Rengasdengklok
Djiaw Kie Siong (lahir di Pisangsambo, Tirtajaya, Karawang, Jawa Barat, 1880 - meninggal 1964) adalah pemilik rumah di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, tempat Bung Karno dan Bung Hatta diinapkan oleh para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik mereka dan menuntut agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah ini pula naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis.
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Kamis, 16 Agustus 1945di Rengasdengklok, di rumah Djiaw Kie Siong itu. Naskah teks proklamasi sudah ditulis di rumah itu. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan para pejuang Rengasdengklok pada Rabu tanggal 15 Agustus, karena mereka tahu esok harinya Indonesia akan merdeka.
Ketika naskah proklamasi akan dibacakan, tiba-tiba pada Kamis sore datanglah Ahmad Subardjo. Ia mengundang Bung Karno dkk. berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur 56.
Selain kedua Bapak Bangsa itu, rumah itu ditinggali pula oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dr. Sutjipto, Ibu Fatmawati, Guntur Soekarnoputra, dan lainnya selama tiga hari, pada 14 - 16 Agustus 1945.
Djiaw adalah seorang petani kecil keturunan Tionghoa. Ia merelakan rumahnya ditempati oleh para tokoh pergerakan yang kelak menjadi Bapak Bangsa. Hingga kini rumahnya masih dihuni oleh keturunannya.
Babah (sebutan untuk laki-laki Tionghoa) Djiaw pernah berwasiat, keluarga yang menempati rumah bersejarah itu harus bersabar. Tak dibolehkan merengek minta-minta sesuatu kepada pihak mana pun. Bahkan, harus rela setiap hari menunggui rumah mereka demi memberi pelayanan terbaik kepada para tamu yang ingin mengetahui sejarah perjuangan bangsa.
Djiaw meninggal dunia pada 1964 dan namanya praktis hampir tidak dikenal ataupun tercatat dalam sejarah. Mayjen Ibrahim Adjiepada saat masih menjabat sebagai Pangdam Siliwangi, pernah memberikan penghargaan kepada Djiaw dalam bentuk selembar piagam nomor 08/TP/DS/tahun 1961.
RUMAH SEJARAH PENCULIKAN BUNG KARNO-HATTA RENGASDENGKLOK KARAWANG
Hari ini 70 tahun yang lalu, pada 16 Agustus 1945, Sukarno dan Mohamad Hatta diculik oleh sejumlah pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Di sana Sukarno-Hatta yang kemudian menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta).
BBC Indonesia mengunjungi rumah yang menjadi saksi sejarah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Di rumah Djiauw Kie Siong yang semula berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan di lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957.
Menurut cucu Kie Siong, Djiauw Kim Moy, bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa.
Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat.
Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung, jelas Kim Moy.
Rumah penculikan Presiden Soekarno di Karawang - NET12
Subscribe Netmediatama Official Youtube Channel:
dan subscribe untuk info berita terbaru di channel:
Twitter :
Facebook :
Saksikan info berita ter-update di:
NET 5 : pukul 5.00 - 6.00 WIB
Indonesia Morning Show : pukul 6.00 - 7.30 WIB
NET 10 (Senin-Jumat) : pukul 10.00 - 11.00 WIB
NET 12 : pukul 12.00 - 13.00 WIB
NET 16 : pukul 16.00 - 16.30 WIB
NET 24 : pukul 24.00 - 00.30 WIB
---
Syarat & Ketentuan:
Rumah Bersejarah Rengasdengklok Part.1 Bung Karno Pak Hatta 15 Agustus 1945 YN010206
Rengasdeklok Kabupaten Karawang Jawa Barat Indonesia, thanks for watching:).
Rumah Bersejarah Rengasdengklok Part.2 Bung Karno Pak Hatta 15 Agustus 1945 YN020206
Rengasdeklok Kabupaten Karawang Jawa Barat Indonesia, thanks for watching:).
Rumah Penculikan Soekarno-Hatta di Rengasdengklok
seorang Tionghoa, Djiaw Kie Siong.
Djiaw Kie Siong adalah pemilik rumah di Dusun Bojong, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, tempat Bung Karno dan Bung Hatta diinapkan oleh para pemuda (Adam Malik, Chaerul Saleh, Sukarni) yang menculik kami dan meminta agar Indonesia diproklamasikan segera. Di rumah ini pula naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dipersiapkan dan ditulis.
Djiaw adalah petani kecil keturunan Tionghoa. Ia merelakan rumah ditempati oleh para tokoh pergerakan yang kelak menjadi Bapak Bangsa. Hingga kini Rumah masih dihuni oleh keturunannya. Keluarga yang menginap di rumah bersejarah itu harus rela setiap hari menunggui rumah mereka di rumah para tamu yang ingin belajar di rumah
Sekarang saya akan membahas tentang rumah sejarah yang terletak di Rengasdengklok ini. Seperti yang sudah saya katakan rumah sejarah yang terletak di Rengasdengklok ini adalah rumah yang digunakan oleh Soekarno dan Hatta untuk menyiapkan naskah proklamasi kemerdekaan negara Indonesia adalah rumah dari yang bernama Djiaw Kie Siong. Dia adalah seorang petani tionghoa. Awal rumah sejarah ini terletak di dekat sungai. Namun, karena harus pindah rumah maka harus dipindahkan.
Rumah ini dipindahkan tidak jauh dari tempat yang disetujui, hanya berjarak sekitar 100 meter. Cara yang digunakan untuk pindah juga benar-benar pindah rumah bisa dibilang rumah ini diankat.
Mereka pindah rumah ini dengan mencopot satu-satu dinding rumah dan memasangnya lagi. Rumah ini masih benar-benar terasa seperti rumah jama dulu karena tidak ada bagian rumah yang sama telah diubah. Untuk kelokasi rumah sejarah ini sulit bagi kendaraan beroda karena jalan yang dilalui lumayan kecil.
Saya melaporkan rumah bersejarah pada tanggal 30 maret tahun 2019. Baru beberapa hari yang lalu. Kondisi rumah ini masih sangat bagus seperti rumah-rumah pada umumnya.
Rumah tidak terlihat tua dan terlihat sangat terawat dengan baik. Rumah memeliki sedikit perbaikan pada engsel pintu. Hanya itu saja yang diperbaiki oleh pemilik rumah yang masih tinggal di sana.
Sekarang saya akan membahas apa isi dari rumah ini. Yang pertama jika kamu masuk ke rumah sejarah ini kamu akan menyadari jika lantainya bukan dari keramik. Namun, dari batu bata. Sudah sangat jarang atau pun mungkin sudah ada yang menggunakan lantai batu bata.
[Petualangan Seru] Ternyata Bung Karno Diculik di Rumah Ini
Petualangan Mauzafiq Kini makin seru, kita berkunjung ke 3 lokasi sekaligus, diantaranya:
1. Monumen Tapak Tilas Rengas Dengklok Karawang
2. Rumah Penculikkan Bapak Ir. Soekarno di Rengas Dengklok
3. Tempat Makan Sorabi Hijau Rengas Dengklok
Nantikan video-video seru selanjutnya seputar Kota Karawang hanya di Mauzafiq Studio.
Wassalam.
Subscribe Channel Mauzafiq :
Instagram :
Facebook :
Official Web :
Email : mauzafiq@gmail.com
#petualanganseru #karawang #rengasdengklok
rumah 'penculikan' Sukarno-Hatta di Rengasdengklok
satu hari sebelum kemerdekaan Indonesia ,Bung Karno dan Hatta di asingkan/ dalam penyembutan mereka adalah di culik ke rengasdengklok, di tempat kediaman Djiaw Kie Siong...untuk medesak Bung Karno dan Hatta segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Begitu lah yang saya ketahui ,kalau saya salah tolong dibenarkan di kolom comment.
Rumah pengasingan Soekarno di rengasdengklok
Hari ini 70 tahun yang lalu, pada 16 Agustus 1945, Sukarno dan Mohamad Hatta diculik oleh sejumlah pemuda dan dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.
Di sana Sukarno-Hatta yang kemudian menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia, singgah di sebuah rumah milik Djiauw Kie Siong, salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (Peta).
Di rumah Djiauw Kie Siong yang semula berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan di lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957.
Menurut cucu Kie Siong, Djiauw Kim Moy, bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa.
Dua kamar yang sempat digunakan Sukarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya. Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat.
Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung, jelas Kim Moy.
Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Sukarno dan Kie Siong, termasuk juga foto Megawati dan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, yang sempat berkunjung ke rumah tersebut.
Para pemuda memilih rumah Djiauw Kie Siong, karena dekat dengan markas Peta yang sekarang dijadikan Monumen Kebulatan Tekad.
Dan mengapa Rengasdengklok? Karena lokasi yang berjarak sekitar 81 kilometer dari Jakarta itu jauh dari jangkauan pengawasan tentara Jepang.
Rengasdengklok berjarak sekitar 15 kilometer dari jalan utama, yang termasuk bagian dari jalur pantura. Bahkan saat ini pun perjalanan ke rumah Djiauw Kie Siong pun masih terasa jauh dan agak terpencil.
Hanya papan bertuliskan bangunan ini merupakan cagar budaya yang menjadi satu-satunya petunjuk.
Meski demikian, rumah tersebut sering kali didatangi para pengunjung, antara lain Rudianto dari Kawarang.
Saya sudah beberapa tahun tinggal di sini, tak pernah ke sini dan ingin melihat bagaimana rumah tempat penculikan Sukarno dan Hatta yang saya ketahui sejak SD, jelas dia.
Dia mengaku sulit untuk mencari rumah Djiauw.
Sementara Adi Purwanto warga Bogor mengaku sedikit kecewa karena tidak terlalu banyak informasi yang didapat mengenai kejadian malam 16 Agustus 45 di rumah tersebut.
Ada kamar saja dan sejumlah foto, seharusnya ada juga informasi tambahan dari sejarah tentang rumah ini, selain dari pemiliknya, kata Adi.
Penculikan menunda kemerdekaan?
Pada dini hari 16 Agustus 45, Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikana serta rekan-rekannya menculik Sukarno dan Hatta karena menilai para seniornya itu lambat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Penculikan dilakukan dengan maksud agar kemerdekaan Indonesia dipercepat, tetapi menurut sejarawan JJ Rizal, tindakan pemuda itu dinilai malah memperlambat pembacaan teks proklamasi.
Jadi ketika diculik, Bung Hatta tengah menyusun teks proklamasi kemudian para pemuda membawanya dari kediamannya bersama Sukarno, itu yang membuat Bung Hatta marah karena seharusnya teks proklamasi dibacakan lebih cepat jika mereka tidak dibawa para pemuda, jelas JJ Rizal.
Terlebih di Rengasdengklok tidak ada yang bisa dilakukan oleh Sukarno-Hatta.
Setelah beristirahat di rumah asli Djiauw sampai 16 Agustus malam, Sukarno- Hatta akhirnya ditemukan oleh Ahmad Subardjo dan Soediro, kemudian dibawa kembali ke Jakarta.
Sesampainya di Jakarta, Sukarno dan Hatta yang masih didampingi tokoh pemuda Sukarni menuju beberapa tempat dan akhirnya sampai di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol, yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi.
Teks proklamasi yang dirumuskan pada 17 Agustus 1945 dini hari itu kemudian dibacakan oleh Sukarno, didampingi Bung Hatta di Jakarta.
Peristiwa Rengas Dengklok 16 Agustus 1945
Video ini adalah Video untuk prosesi peresmian Access point Indischool Telkom yang ke 17.845.
Rumah Bersejarah Rengasdengklok Part.3 Bung Karno Pak Hatta 15 Agustus 1945 YN030206
Rengasdeklok Kabupaten Karawang Jawa Barat Indonesia, thanks for watching:).
MISTERI Alasan SOEKARNO Memilih Tanggal 17 Agustus !!
Pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dibacakannya proklamasi bukanlah tanpa alasan. Dalam buku Samudera Merah Putih, karya Lasmidjah Hardi, diceritakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan.
Alasan itu disampaikan Bung Karno saat berdiskusi dengan para pemuda, salah satunya adalah Sukarni, pada 16 Agustus 1945. Saat itu Bung Karno dan Bung Hatta 'diculik' oleh kaum pemuda ke sebuah tempat di Rengasdengklok, Karawang.
'Penculikan' itu dilakukan untuk menekan kedua proklamator itu agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa ada embel-embel Jepang.
Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17, kata Bung Karno.
Mendengar pernyataan Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16? tanya Sukarni.
Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Alquran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia, kata Soekarno seperti ditulis oleh Lasmidjah Hardi.
Untuk melihat info dan video lainnya, SUBSCRIBE channel berikut:
Perjalanan Part.1 menuju Rumah tempat Bung Karno diculik 15 Agustus 1945 YDXJ0203
Dari Pebayuran Bekasi Menyebrang Sungai Citarum ke Rengasdeklok Karawang Jawa Barat Indonesia Thanks For Watching:).
Rumah Sejarah Bung Karno Rengasdengklok Tempat Bersejarah di Karawang Sebelum Proklamasi Kemerdekaan
Rumah Sejarah Rengasdengklok Karawang yang pernah ditempati Bung Karno dan Bung Hatta sebelum Proklamasi Kenerdekaan Indonesia 1945
info lengkap:
Perjalanan Part.2 menuju Rumah tempat Bung Karno diculik 15 Agustus 1945 YN010203
Dari Pebayuran Bekasi Menyebrang Sungai Citarum ke Rengasdeklok Karawang Jawa Barat Indonesia Thanks For Watching:).
Napak Tilas Museum Rengasdengklok - Entertainmen News
Napak Tilas Museum Rengasdengklok - Entertainmen News
Program yang menyuguhkan berita atau informasi menarik dari dunia entertainment, di dalam dan luar negeri berdasar pada fakta dan informasi. Program ini juga akan membahas berita dari dunia musik, film, fashion, seni, biografi, dan event-event.
----------------
Official Website: netmedia.co.id
RUMAH SEJARAH RENGASDENGKLOK KARAWANG JAWA BARAT INDONESIA
Alamat: Jl. Perintis Kemerdekaan No.33, R.Dengklok Utara, Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Jawa Barat 41352, Provinsi Jawa Barat.
google maps :
Rumah Sejarah Rengasdengklok
Peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi di Indonesia adalah peristiwa “penculikan” terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta, yang bertujuan untuk menyegerakan kemerdekaan. Peristiwa itu dilakukan sejumlah pemuda yang terdiri dari Chaerul Saleh, Soekarni, dan Wikana menginginkan proklamasi kemerdekaan segera dilakukan tanpa campur tangan Jepang. Mereka “mengamankan” Bung Karno dan Bung Hatta dibawa ke Rengasdengklok. Rumah keluarga keturunan Djiaw Kie Siong, seorang petani yang rumahnya digunakan untuk “mengamankan” Bung Karno dan Bung Hatta, yang dibawa dari Jakarta ke Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Sesampainya di sana, kedua tokoh besar tersebut ditempatkan lebih dahulu di markas Pembela Tanah Air (PETA). Selain itu, juga karena alasan keamanan agar tidak terendus oleh tentara Jepang, serta Bung Karno yang membawa istri beserta anaknya, Guntur Soekarnoputra, yang masih balita. Akhirnya mereka ditempatkan di rumah yang paling dekat dengan markas PETA yang berada di tepi Sungai Citarum. Rumah tersebut adalah milik Djiaw Kie Siong. Di rumah itulah, Bung Karno dan Bung Hatta memulai proses menulis konsep proklamasi. Sempat terjadi perdebatan antara kedua tokoh tersebut dengan para golongan muda. Golongan muda menginginkan proklamasi harus dilaksanakan secepat-cepatnya tanpa melalui Panitia Perencanaan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dianggap dipengaruhi oleh Jepang. Namun, Bung Karno tetap bersikeras bahwa proklamasi harus tetap dijalankan sesuai prosedur melalui PPKI. Pada tanggal 15 Agustus 1945 sebenarnya bendera Merah Putih sudah dikibarkan dan akan dilakukan pembacaan proklamasi di markas PETA. Akan tetapi, tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dijemput, jadi dibacakannya di Jakarta (Lanny, pemandu Rumah Sejarah Rengasdengklok, yang merupakan cucu menantu dari Djiaw Kie Siong). Setelah Bung Karno dan Bung Hatta kembali ke Jakarta, terdapat beberapa robekan kertas yang sepertinya digunakan dalam menyusun konsep proklamasi. Namun, karena terdapat kekuatiran jika jejak dari kedua proklamator tersebut akan ketahuan oleh tentara Jepang, maka robekan kertas tersebut kemudian dibakar untuk menghilangkan jejak. Pada 1957, saat mengetahui abrasi sering melanda tepian Sungai Citarum, Djiaw Kie Siong berinisiatif untuk memindahkan rumahnya sekitar 150 meter agar menjauh dari tepian sungai demi mengamankan rumah bersejarah tersebut. Setahun kemudian, abrasi meluluhlantakkan bekas lokasi rumah tersebut sehingga kini telah menjadi aliran Sungai Citarum. Namun, perabotan yang dipakai oleh Bung Karno dan Bung Hatta sudah dibawa ke Museum Wangsit Siliwangi Bandung. Sumber: (laporan penelitian Lia Nuralia dkk, 2009)
Nama Dulu : Rumah Tinggal Keluarga Djiaw Kie Siong
Nama Sekarang : Rumah Sejarah Rengasdengklok
Fungsi Dulu : Rumah hunian atau “mengamankan” umah tinggal
Fungsi Sekarang : Rumah sejarah sebagai bangunan wisata sejarah
SUMBER :
Rumah Bersejarah Rengasdenglok Part.4 Bung Karno Pak Hatta 15 Agustus 1945 YN040206
Rengasdengklok Kabupaten Karawang Jawa Barat Indonesia, thanks for watching:).
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)
Kisah penculikan Soekarno dan Hatta (Peristiwa Rengasdengklok)