Suasana Horor Di Museum Purbakala Sangiran Sragen
situs purbakala sangiran, the home land java man. situs sangiran, phitecantrophus erectus, homo soloensis, homo wajakensis,
Sangiran is an archaeological excavation site in Java in Indonesia. According to a UNESCO report (1995) Sangiran is recognized by scientists to be one of the most important sites in the world for studying fossil man, ranking alongside Zhoukoudian (China), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), and Sterkfontein (South Africa), and more fruitful in finds than any of these.
The area comprises about 56 km² (7km x 8km). It is located in Central Java, about 15 kilometers north of Surakarta in the Solo River valley. Administratively, Sangiran area is divided between 2 regencies: Sragen (subdistricts of Gemolong, Kalijambe, and Plupuh) and Karanganyar (subdistrict of Gondangrejo). An important feature of the site is the geology of the area. Originally a dome was created millions of years ago through tectonic uplifts. The dome was then eroded exposing beds within the dome which are rich in archeological records
Sangiran The Home Land Java Man, Menguak Jejak Manusia Purbakala, sangiran kalijambe sragen jawa tengah indonesia, homo sapiens, homo erectus, homo wajaksensis, the early man site, unesco
Wisata sejarah, wisata sragen, wisata purbakala, wisata jawa tengah, wisata misteri, wisata mistis
Sangiran Part 1: Menelisik Sejarah Asal Usul Manusia di Museum Sangiran Sragen - SOLO 24 JAM
Sangiran Part 1: Menelisik Sejarah Asal Usul Manusia di Museum Sangiran Sragen.
Tahukah kamu bahwa satu-satunya situs prasejarah di Indonesia yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia, berada di Jawa Tengah?
Yaps, tepatnya di daerah perbatasan antara Sragen dan Karanganyar.
Situs prasejarah tersebut bernama Sangiran.
Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 wilayah: Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo).
Situs sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C schemulling pada tahun 1883. Pada tahun 1934, seorang Ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di Situs Sangiran. Beliau mulai mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta alias tulang buta/raksasa yang ditemukan oleh masyarakat sekitar sangiran.
Dengan dibantu tokoh setempat, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil H. erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Selain manusia purba, ditemukan pula berbagai fosil tulang-belulang hewan-hewan bertulang belakang (Vertebrata), seperti buaya (kelompok gavial dan Crocodilus), Hippopotamus (kuda nil), berbagai rusa, harimau purba, dan gajah purba (stegodon dan gajah moderen).
Pada tahun 1977, Pemerintah Indonesia menetapkan bahwa lahan seluas 56 km2 di sekitar Sangiran sebagai Cagar Budaya. Pada tahun 1988, sebuah situs museum dan konservasi laboratorium lokal sederhana didirikan di Sangiran sebagai bentuk penyelamatan fosil purba kala. Hingga pada 1996, Sangiran ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia di tahun, The Sangiran Early Man Site.
Penasaran bagaimana sejarah manusia purba di Sangiran?
Tonton video dokumenter dari Wonderful Solo Edisi Sangiran yang sati ini ya.
Sangiran Early Man Site (UNESCO/NHK)
Excavations here from 1936 to 1941 led to the discovery of the first hominid fossil at this site. Later, 50 fossils of Meganthropus palaeo and Pithecanthropus erectus/Homo erectus were found -- half of all the world's known hominid fossils. Inhabited for the past one and a half million years, Sangiran is one of the key sites for the understanding of human evolution.
Source: UNESCO TV / © NHK Nippon Hoso Kyokai
URL:
Sangiran Early Man Site - UNESCO World Heritage Site
Sangiran Early Man Site is an unusual UNESCO World Heritage Site. Located near the city of Surakarta (Solo) in central Java, Indonesia, Sangiran was a treasure trove for archaeologists. It's here that hominid fossils dating back millions of years were found, leading to what's now described as Homo Erectus, the last precursor species to Homo Sapiens. This is also where the famous Java Man fossils were found.
For more Indonesian World Heritage sites:
For more prehistoric man World Heritage sites:
Archaeological Heritage of the Lenggong Valley:
Archaeological Site of Atapuerca:
Don't forget to Like and Subscribe to see more of our UNESCO World Heritage Journey!
You can also follow World Heritage Journey on:
Twitter @whjourney
Instagram @joelontheroad
Facebook
Web
Music: Bensound.com - Happiness
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Part 1 (Sangiran Museum and Early Man Site)
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Museum Purbakala Sangiran terletak pada Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Musem Purbakala ini adalah salah satu objek wisata yang menarik di daerah kabupaten Sragen. Museum Purbakala ini merupakan suatu gambaran kehidupan manusia di masa lampau. tempat ini juga menjadi wisata fosil manusia purba yang paling lengkap di daerah jawa. Luas Museum ini mencapai sekitar 56 Km persegi yang meliputi 3 kecamatan di Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yaitu kecamatan Gondang Rejo. Museum ini merupakan sebuah tempat dimana perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk penelitian di bidang Antropologi, Biologi, Paleoantropologi, Geologi dan Pariwisata. Keberadaan museum purbakala Sangiran ini sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Museum ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Part 2 (Sangiran Museum and Early Man Site)
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Museum Purbakala Sangiran terletak pada Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Musem Purbakala ini adalah salah satu objek wisata yang menarik di daerah kabupaten Sragen. Museum Purbakala ini merupakan suatu gambaran kehidupan manusia di masa lampau. tempat ini juga menjadi wisata fosil manusia purba yang paling lengkap di daerah jawa. Luas Museum ini mencapai sekitar 56 Km persegi yang meliputi 3 kecamatan di Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yaitu kecamatan Gondang Rejo. Museum ini merupakan sebuah tempat dimana perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk penelitian di bidang Antropologi, Biologi, Paleoantropologi, Geologi dan Pariwisata. Keberadaan museum purbakala Sangiran ini sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Museum ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
Sangiran The Early Man Site - Begini Hidupnya Dulu
Museum Purbakala terbesar di Indonesia, Sangiran di Kabupaten Karangayanr dan Kabupaten Sragen, Jawa Tengah
Profil Museum Situs Manusia Purba Sangiran
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran menyelenggarakan : penyelamatan dan pengamanan situs manusia purba, penentuan zonasi situs manusia purba, perawatan dan pengawetan situs/fosil manusia purba, melaksanakan pengembangan situs manusia purba, melaksanakan pemanfaatan situs manusia purba, melaksanakan dokumentasi dan publikasi situs manusia purba, melaksanakan kemitraan di bidang pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan situs manusia purba, fasilitasi pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan situs manusia purba serta melaksanakan urusan ketatausahaan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan unit organisasi di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Kota, Perguruan Tinggi, dan Lembaga Internasional.
UNESCO Manusia PURBA 'Java Man' Sangiran INDONESIA
Sangiran adalah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Menurut laporan UNESCO (1995) 'Sangiran diakui oleh para ilmuwan untuk menjadi salah satu situs yang paling penting di dunia untuk mempelajari fosil manusia, disejajarkan bersama situs Zhoukoudian (Cina), Willandra Lakes (Australia), Olduvai Gorge (Tanzania), dan Sterkfontein (Afrika Selatan), dan lebih baik dalam penemuan daripada yang lain.'
Daerah terdiri dari sekitar 56 km² (7km x 8 km). Lokasi ini terletak di Jawa Tengah, sekitar 15 kilometer sebelah utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Secara administratif, kawasan Sangiran terbagi antara 2 kabupaten: Kabupaten Sragen (Kecamatan Gemolong, Kecamatan Kalijambe, dan Plupuh) dan Kabupaten Karanganyar (Kecamatan Gondangrejo). Fitur penting dari situs ini adalah geologi daerah. Awalnya kubah terbentuk jutaan tahun yang lalu melalui kenaikan tektonik. Kubah itu kemudian terkikis yang mengekspos isi dalam kubah yang kaya akan catatan arkeologi.
Sejarah eksplorasi
1883: Situs sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C schemulling. Ketika aktif melakukan eksplorasi pada akhir abad ke-19, Eugene Dubois pernah melakukan penelitian di sini, namun tidak terlalu intensif karena kemudian ia memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.
1934: Ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ('tulang buta/raksasa') oleh warga dan diperdagangkan. Saat itu perdagangan fosil mulai ramai akibat penemuan tengkorak dan tulang paha Pithecanthropus erectus ('Manusia Jawa') oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, tahun 1891. Trinil sendiri juga terletak di lembah Bengawan Solo, kira-kira 40 km timur Sangiran.
Dengan dibantu tokoh setempat, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil H. erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya.
Selain manusia purba, ditemukan pula berbagai fosil tulang-belulang hewan-hewan bertulang belakang (Vertebrata), seperti buaya (kelompok gavial dan Crocodilus), Hippopotamus (kuda nil), berbagai rusa, harimau purba, dan gajah purba (stegodon dan gajah modern).
1977: Pemerintah Indonesia ditunjuk seluas 56 km2 di sekitar Sangiran sebagai Daerah Cagar Budaya.
1988: Sebuah situs museum dan konservasi laboratorium lokal sederhana didirikan di Sangiran.
1996: UNESCO mendaftarkan Sangiran sebagai Situs Warisan Dunia di Daftar Warisan Dunia sebagai Sangiran Early Man Site
2011: Museum saat ini dan pusat pengunjung dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 15 Desember.
2012: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi museum pada bulan Februari didampingi 11 menteri kabinet.
Seiring waktu, setelah pekerjaan awal oleh Dubois dan von Koenigswald di Sangiran, sarjana lain termasuk arkeolog Indonesia melakukan pekerjaan di lokasi tersebut. Sarjana Indonesia termasuk Teuku Jacob, Etty Indriati, Sartono, Fachroel Aziz, Harry Widianto, Yahdi Zaim, dan Johan Arif.
Museum Purbakala Sangiran
Penggalian oleh tim von Koenigswald yang berakhir 1941 dan koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran, tetapi koleksi-koleksi pentingnya dikirim ke kawannya di Jerman, Franz Weidenreich.
Sebuah museum yang sederhana ada di Sangiran selama beberapa dekade sebelum modern, yang berfungsi dengan baik sebagai museum dan pusat pengunjung dibuka pada Desember 2011. Gedung baru, sebuah museum modern, berisi tiga ruang utama dengan menampilkan luas dan diorama mengesankan daerah Sangiran yang diyakini seperti sekitar 1 juta tahun yang lalu. Beberapa pusat lainnya berada di bawah konstruksi serta (awal 2013), sehingga pada 2014 diharapkan akan ada empat pusat di tempat yang berbeda dalam keseluruhan situs Sangiran.
4 pusat direncanakan adalah:
Krikilan: situs yang ada dengan pusat pengunjung utama dan museum.
Ngebung: mengandung sejarah penemuan situs Sangiran.
Bukuran: untuk memberikan informasi tentang penemuan fosil manusia prasejarah di Sangiran.
Dayu: untuk menyajikan informasi tentang penelitian terbaru.
Museum saat ini dan pusat pengunjung memiliki 3 ruang utama. Ruang pertama berisi sejumlah diorama yang memberikan informasi tentang manusia purba dan hewan yang ada di situs Sangiran sekitar 1 juta tahun yang lalu . . .
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Part 3 (Sangiran Museum and Early Man Site)
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Museum Purbakala Sangiran terletak pada Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Musem Purbakala ini adalah salah satu objek wisata yang menarik di daerah kabupaten Sragen. Museum Purbakala ini merupakan suatu gambaran kehidupan manusia di masa lampau. tempat ini juga menjadi wisata fosil manusia purba yang paling lengkap di daerah jawa. Luas Museum ini mencapai sekitar 56 Km persegi yang meliputi 3 kecamatan di Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yaitu kecamatan Gondang Rejo. Museum ini merupakan sebuah tempat dimana perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk penelitian di bidang Antropologi, Biologi, Paleoantropologi, Geologi dan Pariwisata. Keberadaan museum purbakala Sangiran ini sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Museum ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
Sangiran Early Man Site, Home Land of Java Man
Guide of Sangiran, Early man Site in Sragen, Central Java Indonesia.
Situs Manusia Purba Sangiran.
Uploaded by
Pembinaan Karakter Pegawai BPSMP Sangiran Tahun 2018 - SPECIAL EVENT
Summer Camp 2016: Sangiran Early Man Site Camp
Within 2 weeks in summer 2016, GREAT volunteers helped the Sangiran Conservation Office (SCO) or in Indonesian is Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran preserving fossils, museum maintaining, campaigning and raising awareness activities for local youth by conducting training for youth to be a youth club of Sangiran.
-----
GREAT calls for Indonesian and international participants to help continuing this program by volunteering with us.
GREAT is a non-profit NGO which organizes international work camps in Indonesia and promotes peace through international voluntary service for youth. GREAT dream is to give the opportunity to all youth without exceptions and discrimination to access global education and experience of long-life learning through volunteerism.
-----
CONTACT/FOLLOW/LIKE US:
Website:
Email: info@greatindonesia.org
FB Fanpage: GREAT.Indonesia2015 (
Twitter: @great_ngo (
Instagram: @great.indonesia (
Google+: GREAT Indonesia (
SANGIRAN Situs Museum PURBAKALA Wisata
The Early Man Pithecanthropus Erectus Homo SOLOensies Site. Jurassic Park of SOLO Raya
SURAKARTA
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Part 4 (Sangiran Museum and Early Man Site)
SITUS MANUSIA PURBA SANGIRAN Museum Purbakala Sangiran terletak pada Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah. Musem Purbakala ini adalah salah satu objek wisata yang menarik di daerah kabupaten Sragen. Museum Purbakala ini merupakan suatu gambaran kehidupan manusia di masa lampau. tempat ini juga menjadi wisata fosil manusia purba yang paling lengkap di daerah jawa. Luas Museum ini mencapai sekitar 56 Km persegi yang meliputi 3 kecamatan di Sragen yaitu Kecamatan Gemolong, Kalijambe dan Plupuh serta satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar yaitu kecamatan Gondang Rejo. Museum ini merupakan sebuah tempat dimana perkembangan berbagai bidang ilmu pengetahuan untuk penelitian di bidang Antropologi, Biologi, Paleoantropologi, Geologi dan Pariwisata. Keberadaan museum purbakala Sangiran ini sangat bermanfaat untuk mempelajari kehidupan manusia prasejarah. Museum ini dilengkapi dengan fosil manusia purba, hasil-hasil budaya manusia purba, fosil flora dan fauna purba beserta gambaran stratigrafinya.
Museum Sangiran Sragen (sangiran of home land/ manusia purba sragen)
Sangiran Archaeological Site, Central Java
It is located 15 kilometers north of Surakarta.
Situs Sangiran Krikilan PART 1 - MANTRA 3/3
Akun Resmi PT.Televisi Terang Abadi
More info:
Gmail info@tatv.co.id
Follow Tatv Manteb On
Website
Facebook
Twitter
Instagram
Museum Sangiran Sragen Jawa Tengah
Adventure Sangiran Museum, Adventure Explore Ancestral Land
Adventure Sangiran Museum, Adventure Explore Ancestral Land
SANGIRAN. This name has always been worldwide. A place in Sragen Regency, Central Java, Indonesia, which is always visited by scientists from various parts of the world. Sangiran is one of the sites included in the protection of UNESCO as a region that holds the wealth of the world hundreds of centuries.
There is a museum there which is named after the region, the Sangiran Museum. museum that holds ancient legendary human collections starting from homo erectus ....
Link video :
All of this ancestral heritage is kept neatly under the auspices of the Sangiran Ancient Human Site Site Preservation (BPSMPS) Ministry of Education.
Link articles:
Visit my site :
Channel youtube :
Fanpage :
#adventuresangiranmuseum
#adventureexploreancestralland
#sangiranmuseum