Candi Sumur, The Temple That Made of Bricks for Hindu, Sidoarjo - East Java
Sumur Temple is located about 100-200 m in south-west of Candi Pari. Currently this temple is in disrepair, the rest pieces are just the wall, which lies in the east and south, along the floor and the building foundation.
The temple was made by red brick. Founded at the same time with Candi Pari and both are included the ancient Heritage in Sidoarjo. Those temples are inspected on October 16, 1906.
The location of sumur temple is only 100 meters from the Temple Pari. Different with Candi Pari which has a size much larger and has been succeeded in re-renovated, Sumur Temple is not so. This temple has a smaller size only about half of Candi Pari and it is successfully restored only half of it.
This temple is made by bricks with a square shape with a size of 8 mx 8 m and 10 m high, overlooking to the West. The vertical architecture consists of the legs, body and roof which are not completely intact. On the body, there are empty booths which should contain the Linga-Yoni.
Based on the shape of the building which near from Candi Pari, it is predicted that this temple was founded around XIV century AD and the background is also Hinduism.
More info visit:
Sumur Temple.mov
Sumur Temple
Sumur Temple is located about 100-200 m in south-west of Candi Pari. Currently this temple is in disrepair, the rest pieces are just the wall, which lies in the east and south, along the floor and the building foundation.
The temple was made by red brick. Founded at the same time with Candi Pari and both are included the ancient Heritage in Sidoarjo. Those temples are inspected on October 16, 1906.
The location of sumur temple is only 100 meters from the Temple Pari. Different with Candi Pari which has a size much larger and has been succeeded in re-renovated, Sumur Temple is not so. This temple has a smaller size only about half of Candi Pari and it is successfully restored only half of it.
This temple is made by bricks with a square shape with a size of 8 mx 8 m and 10 m high, overlooking to the West. The vertical architecture consists of the legs, body and roof which are not completely intact. On the body, there are empty booths which should contain the Linga-Yoni.
Based on the shape of the building which near from Candi Pari, it is predicted that this temple was founded around XIV century AD and the background is also Hinduism.
More info visit
CANDI SUMUR SIDOARJO - rayhan arya
Episode Jalan -Jalan Asik Guk Arya.. Kali ini Arya sedang berada di Candi Sumur. Candi Sumur adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Sumur, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur.. Dateng yuk Guys! selain belajar tentang sejarah, kalian juga bisa dapat spot foto yang bagus lho..
Arkeolog Pastikan Sumur Purbakala di Genteng Itu Jobong Kerajaan Majapahit
Arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur akhirnya turun untuk memastikan temuan benda purbakala di Jalan Pandean Gang 1, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya.
CANDI SUMUR 2017
Cagar Budaya Candi Sumur
Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur
Indonesia Tourism, Sidoarjo Regency Tourism Map, Discovery Sidoarjo, Tempat Wisata, Cagar Budaya, Wisata Adat Dan Budaya, Wisata Seni, Destinasi Wisata, Wonderful Indonesia, Pesona Indonesia, No Copyright Sounds, No Copyright Music.
Jagad Karana Temple - Surabaya - East Java
The Grand Jagat Karana Temple is opened first time by The Staff Chief of KODAMAR V Maritime Commodore R. Sahiran at Saraswati day Saturday Umanis Wu Watugunung 29 November 1969. This temple is located in Lumba-Lumba Street 1 Surabaya
This temple had a restoration, based of Wahono support and declared on 26 September 1987. Above the inscription is written a sentence that say:
Karya Agung Lenteg Linggih
Pura Agung Jagat Karana
Saniscara Umanis Watugunung
Tang - ping 3 sasih kapat 1909 C
Bale manusya yadnya
The various religious activities of Hindu believer in Surabaya are often focused here. They are Galungan, Kuningan, Saraswati, Melasti, Pecaruan and other. With celebration of Nyepi or New Year Saka, it is expected the Hindu members will cope to increase the Sradha and Bhakti to create the harmonious public, peace, and secure and prosperous.
This Pratima hereinafter applied in Melasti ceremony, a ceremony with an aim to request the life water or tirta amerta. There are 11 pratima of eight temple in Surabaya, add three temples that each resided in Gresik, Lamongan, and Sidoarjo, has join in Melasti ceremony.
The intention of Melasti ceremony like the one that written in Wedha literatre is angamet sarining amerta ring telenging samudra or look for life water in the middle of the ocean.
The next ceremony from this network is Tawur ceremony to dross or Mecaru is focused in Taman Bungkul, followed by tens of Hindu priest and soothsayers from Bromo. In this ceremony, the prayers is contain of application of peacefulness in world is echoed. The core of the ceremony is for the shake of harmonization of glorious nature and elite world.
At that time, ogoh-ogoh which have been prepared some day before take a big role in New Year Saka celebration. Ogoh-ogoh being made like rangda, inverse scorpion, scorpion ijo, and cluluk all is the symbol of badness and all of bad things in the world.
When the commemoration of Nyepi Holiday, Hindu believer will execute Catur Brata Nyepi, or execute the prohibition of four things. First prohibition is observe geni or don't turn on the fire. The value, which implied in observe geni is to kill the bad passion in our self, which during the time unconsciously always stay in our heart, for example just bluffed, sharpened, or other bad character. The other three prohibitions is observe the masterpiece or don't have a work, observe lelungan or don't travel, and observe lelanguan or don't enjoy the entertainment.
As does other religion believer who greet the New Year with cleanness heart and mind, hence Hindu believer also perform a praying ceremony ngembak geni in Segara Temple, Kenjeran, Surabaya. The ceremony that becomes an action chains to greet this Saka New Year is filled with dharma santi or apologized each Hindu member.
Praying Schedule in Jagat Karana Temple
- Galungan and Kuningan Holiday start from 17.00 pm
- Saraswati and Piodalan Holiday start from 17.00 pm
- Full moon and Tilem Day start from 17.30 pm
- Nyepi Holiday:
Melasti start from 1200 WIB
Pecaruan and Pengerupukan start from 08.00 am
(Sedang Direstorasi) Salah Satu Bukti Peninggalan Sejarah, di Sidoarjo
#SEJARAH
www.pojokpitu.com : BPCB Hentikan Warga Gali Situs Sendang Agung
Rombongan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur mendatangi Situs Sendang Agung di Desa Urang Agung Kecamatan Sidoarjo. Kedatangan BPCB ini disesalkan oleh warga sebagai pemerhati situs zaman kerajaan di Kabupaten Sidoarjo.
Delta Fishing - Sidoarjo - East Java
Delta fishing is the appropriate place to be the venue of birthday party, reunion, gathering, garden party, games, meeting or out bound and some occasions.
Delta Fishing have some facilities to complete the enjoyment like free wi-fi Internet, swimming pool, stall, playground : watercycle, rowing boat, trampoline, out bound and many more.
Those who are fishing at the ponds can ask the waiter to cook the fishes, there are optional menus like roasted fish, fried fish, sweet and sour or spices.
There are some ponds with different kind of fish, like catfish, tilapia, pomfret and carp. Hence, the visitors can choose the ponds as they like.
sejarah candi pari dan candi sumur
Candi Pari
adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini.
Arsitekur
Candi ini berada Candi ini merupakan suatu bangunan persegi empat dari batu bata, menghadap ke barat dengan ambang serta tutup gerbang dari batu andesit.
Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M.
Penelitian
Menurut Laporan J. Knebel dalam “Rapporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera” 1905-1906[1] Candi Pari dan Candi Sumur dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.
Candi Sumur
adalah sebuah peninggalan masa Klasik yang terletak di Kabupaten Sidoarjo.
Menurut laporan J. Knebel dalam “Repporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoera” 1905-1906[1] Candi Sumur, juga Candi Pari, dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.
Candi ini berlokasi di Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sekitar 100-200 m sebelah barat daya Candi Pari.
Didirikan pada masa yang sama dengan Candi Pari, keduanya termasuk dalam cagar budaya di Kabupaten Sidoarjo.
Arsitektur
Saat ini candi dalam keadaan rusak, tinggal sisa dari bagian dinding sebelah timur dan selatan, beserta lantai dan fondasi bangunan. Candi Sumur ini diperkirakan dibangun bersamaan dengan Candi Pari, dan seperti halnya Candi Pari, Candi Sumur juga terbentuk dari susunan bata merah.
Pada bangunan candi ini juga tidak ditemukan ukiran atau relief-relief yang menghias dinding atau kaki candi. Bentuk unik hanya terlihat dari susunan anak tangga yang berada di sisi selatan candi. Anak tangga ini cukup curam dan tidak memiliki dinding tangga di bagian sisinya, sehingga perlu perhatian bila pengunjung ingin menaikinya dikarenakan bata penyusun anak tangga atau tempat berpijak kaki itu sendiri tidak tersusun rata dan rapi.
Pemugaran
Berbeda dengan Candi Pari yang memiliki ukuran jauh lebih besar, ukuran Candi Sumur lebih kecil, kira-kira hanya setengah dari Candi Pari, dan hanya berhasil dipugar separuhnya. Banyak bata penyusun yang hilang tidak diganti. Kemungkinan besar tidak diketemukannya sisa-sisa batu pembentuk dinding candi, dan tidak adanya informasi yang bisa dijadikan sebagai referensi bentuk asal dari candi tersebut menyebabkan Candi Sumur ini direstorasi seperti apa yang bisa kita lihat sekarang. Untuk menghindari dari runtuhnya sisa dinding candi, pada bagian dalam dibangun kerangka dari semen yang berfungsi sebagai penopang dan pengikat susunan badan candi yang masih ada
Candi Sumur Gantung
Candi Sumur Gantung secara administratif berada di Desa Berat Wetan,Kec Gedeg,Kab.Mojokerto JATIM.Candi ini disusun dari bata merah yang keadaannya sekarang tinggal runtuhannya saja.
Candi Pari east Java Indonesia
Ancient Kingdom Majapahit
Sdnwage2. Candi Sumur sidoarjo(8)
Cagar Budaya Indonesia : Candi Pari Sidoarjo Jawa Timur
Candi Pari adalah sebuah peninggalan Masa Klasik Indonesia di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Lokasi tersebut berada sekitar 2 km ke arah barat laut pusat semburan lumpur PT Lapindo Brantas saat ini. Candi ini berada Candi ini merupakan suatu bangunan persegi empat dari batu bata, menghadap ke barat dengan ambang serta tutup gerbang dari batu andesit. Dahulu, di atas gerbang ada batu dengan angka tahun 1293 Saka = 1371 Masehi. Merupakan peninggalan zaman Majapahit pada masa pemerintahan Prabu Hayam Wuruk 1350-1389 M. Menurut Laporan J. Knebel dalam âRapporten Van De Comissie In Nederlandsch Indie voor Oudheidkundig Onderzoek Op Java en Madoeraâ 1905-1906 Candi Pari dan Candi Sumur dibangun untuk mengenang tempat hilangnya seorang sahabat/adik angkat dari salah satu putra Prabu Brawijaya dan istrinya yang menolak tinggal di keraton Majapahit di kala itu.
Candi sumur porong sidoarjo
Candi ini terletak di desa candi pari kecamatan porong sda .. konon candi ini ada tmpat air nya. Namun airnya berada dititik atas.. mungkin dulu merupaka n sumber air warga sekitar
CANDI TEMPLE IN EAST JAVA BANYUWANGI INDONESIA
Pura Candi terletak di gumuk kancil wilayah kalistail banyuwangi. Di bangun untuk peringatan tempat persinggahan RSI MARKANDYA dalam perjalanan menuju Bali
Jejak sejarah 2 Candi Sumur Sidoarjo
Petilasan Selir Brawijaya V
Petilasan Mbah Dewi Ratu Sekarsari berada di Desa Pulungan, Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo.
Berdasarkan data dan foto-foto yang terdapat di lokasi, tempat ini ditemukan pada tahun 1973. Kemudian diperbaiki dan diresmikan pada tahun 1976.
Konon, tempat ini merupakan peninggalan selir Prabu Brawijaya ke-V, dari Kerajaan Majapahit, sekitar tahun 1535 M, yang bernama Dewi Ratu Roro Arum Sari.
Dalam masyarakat sekitar terdapat beberapa sebutan tentang sosok yang menjadi danyang atau punden di tempat ini, ada yang menyebutnya Mbah Ratu Dewi Sekarsari, Eyang Dewi Ratu Roro Arum Sari, Mbok Rondo Kuning, maupun Ande-ande Lumut. Menurut juru kunci, semua itu dikembalikan pada pemahaman kita masing-masing.
Tempat ini sebenarnya sudah pernah dikunjungi arkeolog Belanda pada tahun 1906. Dalam laporannya tahun 1915,
J. Knebel menyebutkan bahwa di Desa Pulungan, di suatu tempat oleh penduduk, ditemukan Candi Kuburan, suatu sumber lumpur dengan kuburan penduduk dari bata dan pecahan-pecahan bata merah.
J. Knebel, menduga bahwa di tempat ini dahulunya pernah terdapat sebuah bangunan candi. Sisa-sisa batu bata kuno bahkan masih bisa kita jumpai di sebelah utara bangunan cungkup dan juga menjadi penyusun Sendang Wening, di sebelah selatan makam petilasan.
Berdasarkan adanya, sumur kuno dan pecahan batu bata dapat kita duga bahwa dulunya memang pernah berdiri sebuah candi di tempat ini. Sumur yang ada di tengah cungkup, diduga merupakan inti dari bangunan candi.
Di Desa Betro, tetangga Desa Pulungan, pernah ditemukan Prasasti Sobhamerta dari zaman raja Mpu Sindok tahun 861 Saka atau 939 Masehi. Di Desa Buncitan, sebelah timur Desa Pulungan, juga terdapat bangunan Candi Tawangalun yang dibangun pada masa Mpu Sindok (929 - 947 M).
Kiranya dapat kita simpulkan bahwa Desa Pulungan merupakan desa yang sudah sangat tua sekali. Sudah selayaknya keberadaan situs ini diperhatikan dan diteliti lebih jauh oleh pemerintah.
Semoga video ini bermanfaat dan menambah wawasan kita. Mari lestarikan warisan sejarah dan budaya kita.
PETILASAN MBAH DEWI RATU SEKARSARI
Petilasan Mbah Dewi Ratu Sekarsari is in Pulungan Village, Sedati District, Sidoarjo Regency.
Based on the data and photographs found at the location, this place was discovered in 1973. It was later repaired and inaugurated in 1976.
That said, this place is the legacy of the V thirteenth Prabu Brawijaya, from the Majapahit Kingdom, around 1535 AD, named Dewi Ratu Roro Arum Sari.
In the surrounding community there are several names about the person who became danyang or punden in this place, some call it Mbah Ratu Dewi Sekarsari, Eyang Dewi Ratu Roro Arum Sari, Mbok Rondo Kuning, and Ande-ande Lumut. According to the caretaker, all it is returned to our respective understanding.
This place has actually been visited by Dutch archaeologists in 1906. In its 1915 report, J. Knebel said that in the village of Pulungan, somewhere by residents, found the Tomb of the Grave, a source of mud with brick graves and red brick fragments.
J. Knebel, suspected that in this place there used to be a temple building. We can even find ancient brick remnants on the north side of the cupola building and also make up Sendang Wening, to the south of the petilasan or tomb.
Based on the existence, we can expect ancient wells and broken bricks that once stood a temple in this place. The well in the middle of the cupola is thought to be the core of the temple building.
In Betro Village, neighboring Pulungan Village, Sobhamerta Inscription was discovered from the time of King Mpu Sindok in 861 Saka or 939 AD. In Buncitan Village, east of Pulungan Village, there is also the Tawangalun Temple building which was built during the Mpu Sindok (929 - 947 AD).
We can conclude that Pulungan Village is a very old village. It is proper for the existence of this site to be observed and further investigated by the government.
Hopefully this video is useful and adds to our insight. Let's preserve our historical and cultural heritage.
Candi Sumur, (Telaga Jaya VIII) Komplek candi Batu Jaya, Karawang
Candi Tawangalun -Napak tilas hebatnya arsitektur leluhur
27/06/2018 Saya berkesempatan datang di sebuah candi di kawasan timur Kota Sidoarjo ,tepatnya di Buncitan (belakang Sekolah Perikanan).
Di sana saya bertemu dengan Pak Ipul sebagai juru kunci candi tersebut dan mendapatkan pengetahuan berharga dari sejarah yang beliau sampaikan.
Ketika saya pulang saat magrib tiba baru saya sadar bahwa ternyata lokasi ini sangat indah untuk berburu SUNSET.