A Sacred Place Of Sri Aji Joyoboyo - Kediri
Petilasan Sri Aji Joyoboyo
Petilasan Joyoboyo Sri Aji is a meditation or place for the king. In this case, this was the place of Kadiri King, the King Joyoboyo. In addition to be the King Kediri in the twelfth century, Joyoboyo was also known in the Javanese sacred book Jongko Joyoboyo which contains predictions about future events that will come. This place is include of historic site and it located at 15 Km from the center of Karachi.
As a sacred place, this petilasan is always visited by those who want to see some relics such as, Sendang Tirto Kamandanu spring, Palinggihan Mpu Mharadah and Arca Totok Kerot. In addition, many of them visiting for the pilgrimage, with the peak of visits occurred at 1 Suro, the Javanese calendar.
indonesia-tourism.com
Petilasan Sri Aji Joyoboyo - Kediri - East Java
This place is located in countryside of Menang district of Pagu, around ± 8 km eastwards from Kediri city. it was a place of where Sri Aji Joyoboyo Loka Mukso lose his power. Sri Aji Joyoboyo was a Kediri king at century XII and became famous with his book of JONGKO JOYOBOYO which was containing about forecast of cases of the future. Every first of Suro is being performed by Yayasan Hontodento - Yogyakarta together with government of sub-province Kediri. At this tourism Object the visitors can enjoy the empire omission building of Kediri, like place of mukso, hall building - hall and kuluk as high + 4 metre.
Meditasi Indonesia No 1 - Rahayu Adiluhung Tanah Jawa - Lianto Tjahjoputro
Wahai Para Shakti, Para Gaib Tanah Jawa, Bali, Sunda , Dayak Kalimantan,Sumatra, Sulawesi, Irian jaya, Lombok, Komodo, Sumba, Flores, Alor, Banda, Halmahera. Bersatulah memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Indonesia Tetap Jaya mempertahankan KEMERDEKAAN , PANCASILA, UUD 45 dan BHINNEKA TUNGGAL IKA.
Meditasi Indonesia - Musik : Rahayu Adiluhung Tanah Jawa - Lianto Tjahjoputro
Tepat di hari ulang tahunku, 14 Januari 2013, di tengah malam aku mendapat intuisi syair mantra untuk Indonesia yang amat pendek. Mungkin timbulnya intuisi ini gara - gara beberapa berita di televisi yang memprihatinkan. Intuisi mantra ini dimulai dari syair lagu kebangsaan Indonesia Raya, maka kutulis, kubaca dan kurekam detik malam itu juga. Dan syair mantra Indonesia ini kugandeng dengan medley senandung melodius yang amat memikat warisan luhur tanah Jawa yang paling kusukai. Tanggal 16 Februari video ini selesai kubuat. Ilustrasi gambar kuambil dari tempat yang dianggap dongeng, yaitu tempat salah seorang raja Jawa, Prabu Joyoboyo, melakukan Moksa dan menghilang bersama jasad dan kerajaannya. Artinya, sebagian rakyat meyakini bahwa pada zaman dahulu kala ada salah seorang raja Jawa beserta kerajaannya menghilang dari pandangan mata manusia hidup abadi selamanya. Percaya atau tidak, tempat dimana saya duduk itulah tempat yang diyakini oleh rakyat Jawa sebagai Pamuksan Sang Prabu Joyoboyo. Dibangunnya monumen di tempat pamuksan bukanlah hal yang mudah. Sudah berapa kali orang gagal melakukannya. Orang yang terakhir akan membangun monumen melakukannya melalui proses dialog supranatural, lalu akhirnya tercapailah bentuk monumen yang dikehendaki Penguasa Gaib setempat. Sehari setelah bulan Sura, tepatnya November 2013, aku kebetulan datang ketempat ini untuk menginap semalam. Bila Anda tertarik dan ingin ketempat ini, hal itu mudah saja. Silakan ke Surabaya, Jawa Timur, ambil jurusan Mojokerto dan Jombang lalu ikuti arah menuju Kediri, maka di desa Ngasem ada jalan Pamenang. Di Pamenang inilah tempat pamuksan Sri Aji Joyoboyo. Siapa tahu dengan syair Indonesia Raya dan video Joyoboyo ini, serta dibantu para pemirsa, para shakti tanah Jawa yang manunggaling kawula lan gusti, Indonesia dapat berubah menjadi kian baik kian suci.... Mudah - mudahan yang jahat di bumi pertiwi ini bosan sendiri dalam melakukan kejahatan, tak perlu dibasmi, namun kian luntur sendiri oleh tangan Tuhan Yang Maha Kuasa. Semua ini hanya harapan seorang rakyat yang bernama Lianto Tjahjoputro. Berikut inilah isi intuisi syair mantraku meditasi untuk tanah tumpah darahku yang terlihat amat pendek. Bila Anda ingin bergabung, silakan tekuk lidah keatas dan menahan nafas detik anda mendengarkan mantra singkat ini.
INDONESIA
Lianto tjahjoputro
Intuisi mantra tanggal 14 Januari 2013
Senin pon 1434 Hijrah
Sudut Kota eps. Ke Makam Aulia
Melanjutkan kisahnya di kota Gresik. Kali ini Rudi, pakde Noot dan KH Muchtar Djamil, datang mengunjungi beberapa makam para tokoh yang memulai penyebvaran Islam di Gresik. Sebagai kota santri, Gresik merupakan salah satu gerbang terpenting penyebaran Islam di pulau Jawa. Tak lupa disini sekalian Rudi ikut dalam iring-iringan musik Kedundangan yang merupakan seni musik asal Gresik.
Sudut Kota adalah program serial televisi yang memberikan informasi tentang keragaman kebudayaan Indonesia. Pemirsa program ini adalah anak muda urban, khususnya di kota besar seperti Jakarta. Program Sudut Kota ini merupakan trendsetter dari program-program traveling sejenis yang lahir kemudian dan marak hingga kini. Pernah ditayangkan tahun 2002 - 2004 di Anteve dan Garuda TV (Belanda), program ini kemudian diadaptasi oleh beberapa program traveling yang ditayangakan di beragam TV Station, seperti Nikmatnya Dunia /. Nikmatnya Ramadhan yang ditayangkan di SCTV (host Fauzi Baadila, Denis Ardhiswara & Mario Irwinsyah) Keliling Betawi di LaTV (host Olivia Zalianty) dan sebagainya.
Upacara sakral SRI AJI JAYABAYA 2019
Upacara ini diadakan setiap tahun sekali tepatnya tanggal 1 muharam (suro)
Lokasinya ada di desa menang kecamatan pagu kabupaten kediri
Jangan lupakan adat jawa gaes
IG : #mikko_mikko97
FB : #mikko
WA : #081299445587
Jangan lupa share, like, komen, dan subpret gaes
IKLAN : Bumper BURUNGNEWS Kabar burung Paling Nyuss
#globalkicau #duniakicau #duniaburung #trendkicau
Globalkicau.com - Sebuah portal media burung yang di dedikasikan untuk para kicau mania nusantara.
Channel Pendukung Global Kicau :
Video Dunia Burung :
Video Suara Burung :
Video Burung Populer :
STUDIO BRANDY WATCH
Follow My IG : Brandy Watch
Request Order SMS/WA 08211303866
__
Kicaumania, Hobi Burung, Bird Contest, Dunia burung, Sangkar burung, Lomba Burung, Kicau Burung, pakan burung, burung gacor, panji wiguna, panji dimakan komodo, panji stand up comedy, Dunia burung, Sangkar burung, Lomba Burung, Kicau Burung, pakan burung, burung gacor, lovebird kusumo, lovebird opium, lovebird jalal, lovebird ngekek panjang, lovebird ngekek, lovebird gacor, ternak lovebird, lovebird jantan, lovebird betina, lovebird juara, Lovebird Piala Presiden, Lovebird Piala Raja, Valentine Jogja, Piala Pakualam, Piala Ngapak, kusumo ngamuk, lovebied nyeklek, lovebird ngekek panjang, lovebird suka-suka, lovebird klaten
History of Hinduism | Wikipedia audio article
This is an audio version of the Wikipedia Article:
History of Hinduism
00:02:39 1 Roots of Hinduism
00:04:47 2 Periodisation
00:07:07 3 Prevedic religions (until c. 1750 BCE)
00:07:14 3.1 Prehistory
00:07:55 3.2 Indus Valley Civilization (c. 3300–1700 BCE)
00:09:47 4 Vedic period (c. 1750–500 BCE)
00:10:19 4.1 Origins
00:12:43 4.2 Rigvedic religion
00:15:13 4.2.1 Vedas
00:18:16 4.2.2 Cosmic order
00:18:45 4.2.3 Upanishads
00:19:57 4.3 Brahmanism
00:20:49 5 Second Urbanisation (c. 600–200 BCE)
00:21:32 5.1 Upanishads and shramana movements
00:21:39 5.2 Survival of Vedic ritual
00:23:15 5.3 Mauryan empire
00:24:09 5.4 Sanskritization
00:24:39 6 Classical Hinduism (c. 200 BCE-1200 CE)
00:25:08 6.1 Pre-classical Hinduism (c. 200 BCE-320 CE)
00:25:15 6.1.1 Hindu synthesis
00:25:24 6.1.2 Smriti
00:26:35 6.1.3 Schools of Hindu philosophy
00:28:30 6.1.4 Sangam literature
00:28:51 6.2 Golden Age (Gupta and Pallava period) (c. 320-650 CE)
00:29:29 6.2.1 Gupta and Pallava Empires
00:30:56 6.2.2 Bhakti
00:32:25 6.2.3 Expansion in South-East Asia
00:32:54 6.3 Late-Classical Hinduism - Puranic Hinduism (c. 650-1200 CE)
00:36:21 6.3.1 Puranic Hinduism
00:37:47 6.3.2 Bhakti movement
00:41:12 6.3.3 Advaita Vedanta
00:42:32 6.3.4 Contact with Persia and Mesopotamia
00:44:47 7 Medieval and Early Modern Periods (c. 1200-1850 CE)
00:45:43 7.1 Muslim rule
00:45:51 7.2 Unifying Hinduism
00:47:30 7.3 Early Modern period (c. 1500-1850 CE)
00:48:31 7.3.1 Mughal Empire
00:49:04 7.3.2 Maratha Empire
00:52:18 7.3.3 Early colonialism
00:54:39 8 Modern Hinduism (after c. 1850 CE)
00:56:34 8.1 Hindu revivalism
00:57:55 8.2 Reception in the West
01:00:58 9 Contemporary Hinduism
01:03:10 9.1 Indian subcontinent
01:03:42 9.2 Southeast Asia
01:05:11 9.3 Neo-Hindu movements in the west
01:06:36 9.4 Hindutva
01:07:32 10 See also
01:08:18 11 Notes
01:08:43 12 References
Listening is a more natural way of learning, when compared to reading. Written language only began at around 3200 BC, but spoken language has existed long ago.
Learning by listening is a great way to:
- increases imagination and understanding
- improves your listening skills
- improves your own spoken accent
- learn while on the move
- reduce eye strain
Now learn the vast amount of general knowledge available on Wikipedia through audio (audio article). You could even learn subconsciously by playing the audio while you are sleeping! If you are planning to listen a lot, you could try using a bone conduction headphone, or a standard speaker instead of an earphone.
You can find other Wikipedia audio articles too at:
You can upload your own Wikipedia articles through:
The only true wisdom is in knowing you know nothing.
- Socrates
SUMMARY
=======
History of Hinduism denotes a wide variety of related religious traditions native to the Indian subcontinent. Its history overlaps or coincides with the development of religion in Indian subcontinent since the Iron Age, with some of its traditions tracing back to prehistoric religions such as those of the Bronze Age Indus Valley Civilization. It has thus been called the oldest religion in the world. Scholars regard Hinduism as a synthesis of various Indian cultures and traditions, with diverse roots and no single founder.The history of Hinduism is often divided into periods of development. The first period is the pre-Vedic period, which includes the Indus Valley Civilisation and local pre-historic religions, ending at about 1750 BCE. This period was followed in northern India by the Vedic period, which saw the introduction of the historical Vedic religion with the Indo-Aryan migrations, starting somewhere between 1900 BCE to 1400 BCE. The subsequent period, between 800 BCE and 200 BCE, is a turning point between the Vedic religion and Hindu religions, and a formative period for Hinduism, Jainism and Buddhism. The Epic and Early Puranic period, from c. 200 BCE to 500 CE, saw the classical Golden Age of Hinduism (c. 320-650 CE), which coincides with the Gupta Empire. In this period the six branches of Hindu philosophy evolved, namely Samkhya, Yoga, Nyaya, Vaisheshika, Mīmāṃsā, and Vedanta. Monotheistic sects like Shaivism and Vaishnavism developed during this same period through the Bhakti movement. The period from roughly 650 to 1100 CE forms the late Classical period or early Middle Ages, in which classical Puranic Hinduism is established, and Adi Shankara's Advaita Vedanta, which incorporated Buddhist thought into Vedanta, marking a shift from realistic to idealistic thought.
Hinduism under both Hindu and Islamic rulers from c. 1200 to 1750 CE, saw the increasing prominence of the Bhakti movement, which remains influential today. The colonial period saw the emergence of various Hindu reform movements partly inspired by western movements, such as Unitarianism and Theosophy. Th ...
Shaxing bio energi. Senam getar tercipta sehat jasmani rohani