Bukit Teletubies Bombana Sulawesi Tenggara
Perbukitan indah yang berada dalam kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Terletak di Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Banyak orang menyebutnya dengan Bukit Modus, terlihat seperti bukit teletubies. Keindahannya dan proses perjalanan yang super seru menjadi magnet tersendiri bagi orang-orang yang sudah pernah berdiri di puncaknya.
masih di Indonesia :)
pecinta alam bnc bukit pampaea/modus 1 januari -2015 taman nasional rawa aopa watumohai
sambut tahun baru di alam bebas di taman nasional rawa aopa watumohai
Bertamasya di Bukit Modus Bombana
Bertamasya di Bukit Modus Bombana di kabupaten bombana sulawesi tenggara. Jarak tempuh +200km atau sekitar 4 jam dari kota Kendari. Sebelum memasuki area konservasi teman2 harus melapor dikantor konservasi taman nasional rawa aopa watumohai. Kantor ini terletak disebelah kanan jalan sebelum memasuki gerbang 1. Untuk biayanya perorang membayar 5000 rupiah, dan untuk biaya pemandunya 150.000 rupiah. Selama berapa dikawasan ini teman2 akan dipandu dengan pemandu yg disediakan. Sangat disarankan menggunakan motor trail atau motor yg medannya jalan berpasir bebatuan dan lumpur. Jarak dari kantor konservasi menuju kaki bukiit sekitar 1jam lebih. Teman2 akan melewati hutan padang dan perumahan warga. Disini uniknya masih ada warga asli kabupaten bombana yaitu suku mornene. Dan dipemukiman ini tidak ada listrik yang langsung dari PLN yang ada hanya tenaga solar. Sekian dari sy terima kasih????????
Temukan saya di
Instagram
pecinta alam bnc camping pinanggotu air terjun rawa aopa watumohai national park masa lalu
air terjun taman nasional rawa aopa watumohai
TRADISI BERBURU SUKU MORONENE
Pada awalnya, Suku Moronene adalah bangsa nomaden, yang selalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, hingga akhirnya mereka menetap di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Sebuah peta yang dibuat oleh pemerintah Belanda pada tahun 1820 sudah tercantum nama Kampung Hukaea sebagai kampung terbesar suku Moronene, yang saat ini wilayah pemukiman mereka ini masuk dalam areal Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Kampung pemukiman suku Moronene ini tersebar di beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara termasuk Kota Kendari, mereka mengungsi dan bermigrasi akibat gangguan keamanan dari Darul Islam sekitar tahun 1952-1953. Kampung Hukaea, Laea, dan Lampopala, bagi orang Moronene disebut sebagai Tobu Waworaha atau perkampungan tua bekas tempat tinggal para leluhur mereka
Mengenal Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara
Mengenal Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara
info selengkapnya :
Explore South Konawe
Some nature view collected by drone in South Konawe (Southeast Sulawesi) shows potential paddyfield and Dam for irrigation system.
#VLOG Bukit Pajongang, Bombana, South East Sulawesi.
Bukit Modus Bombana-Sultra
Bukit Modus ini tetdapat di wilayah administrasi kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara juga masuk di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai. Didalam Kawasan tersebut terdapat sebuah desa adat suku Mornene bernama Desa Hukaea-Laea yang merupakan pintu masuk menuju Bukit Tersebut. Info lebih lanjut hubungi 082348445201.
Air Terjun Lalombundi & Wawondiku
Dokumentasi perjalanan kami ketika berkunjung ke salah satu air terjun yang terletak di daerah molawe, konawe utara, sulawesi tenggara. Air kapur yang mengalir dari hulu, dan kolam kolam kecil membuat kami ingin kembali kesana.
Bukit Pajongang (bukit teletubies) Bombana, Sulawesi Tenggara
Taufan lagi cover lagu
Taufan Lagi Iseng iseng cover lagu.
Di Bombana Matausu Sulawesi Tenggara.
Rumah diatas air!!! Wakatobi Part 1 || Cerita Febby 2 #vlog
ini vidio singkat libur di Wakatobi part 1, ada beberapa informasi semoga bermanfaat ya... nantikan part 2 nya dengan kegiatan yang lebih seru ! terimakasih sudah menonton. Jangan lupa like , subscribe, dan comment di bawah jika ada saran dan kritk :)
PUNCAK ST KENDARI (WISATA PUNCAK SAIFUL TAMBURAKA)
Puncak Safiul Tamburaka (ST) menjadi lokasi wisata hits terbaru bagi kalangan anak muda dan keluarga di Kota Kendari. Wisata ini dapat menjadi pilihan alternatif terbaru untuk mengisi liburan Anda di akhir pekan, selain lokasi terjangkau pemandangan alam yang indah dari ketinggian juga dapat menyejukkan mata.
Puncak ST berada tepat diantara perbatasan Kota Kendari dan Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) yakni di Desa Langgea, Kecamatan Ranomeeto dan Kelurahan Watubangga, Kecamatan Baruga. Sebut saja Safiul Tamburaka salah satu guru di SMA Negeri 1 Kendari ini tidak pernah membanyangkan jika wisata yang dibangunnya bersama tetangga akan diminati dan dipenuhi pengunjung setiap harinya.
Bermodalkan Rp. 250 juta ia membangun sejumlah fasilitas seperti kamar mandi, pondok sederhana berserta kantinnya, pagar, kursi dan meja terbuat dari karet ban serta pengerjaan awal untuk membersihkan lahan. (ZONASULTRA.COM)
*Tonton Juga Video Lainnya :*
PUNCAK SOROMBIPI (PESONA HUTAN PINUS KOLAKA TIMUR)
PULAU BOKORI (KEINDAHAN ALAM SULAWESI TENGGARA)
RUMAH PUCUK KENDARI (BERBURU SUNSET DI PERKOTAAN)
MASJID AL-ALAM KENDARI (MASJID TERAPUNG DIATAS LAUT)
KEBUN RAYA KENDARI (WISATA BARU KOTA KENDARI)
#puncakstkendari, syaifultamburaka, wisatakotakendari, pariwisata sulawesi tenggara, pariwisata kota kendari, wisata alam di kota kendari, wisata pegunungan, wisata alam kota kendari, wisata sulawesi tenggara, wisata berkonsep bogor, wisata kota kendari, travel, traveling, puncak st, puncak syaiful tamburaka, syaiful s tamburaka, Puncak st kendari, alamat puncak st kendari, puncak st ranomeeto kendari, biaya masuk puncak st kendari, puncak st kendari-sulawesi tenggara kendari city south east sulawesi, puncak st kendari-sulawesi tenggara kendari city southeast sulawesi, puncak st kota kendari sulawesi tenggara, lokasi puncak st kendari, puncak st kendari sulawesi tenggara, Travelling wisata kendari, travel wisata di kendari, agen perjalanan wisata di kendari, paket wisata ke kendari, Travelling wisata, travelling wisata indonesia, wisata travelling, travelling wisata, paket wisata wakatobi dari kendari, travel wisata di kendari, travelling wisata kendari, puncak st kendari sulawesi tenggara, lokasi puncak st kendari, puncak st kota kendari sulawesi tenggara, puncak st kendari-sulawesi tenggara kendari city southeast sulawesi, puncak st kendari-sulawesi tenggara kendari city south east sulawesi, biaya masuk puncak st kendari, puncak st ranomeeto kendari, alamat puncak st kendari, puncak st kendari, Tempat wisata kota Kendari Sulawesi tenggara, tempat wisata Sulawesi Tenggara, tempat wisata terindah di dunia #wisata Puncak #tempatwisatadiSultra
Kada Sastra Lisan Orang Moronene -04
KADA, adalah salah satu dari lima sastra lisan orang ToKotua, di pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Kada berbentuk epos yang berisi kisah perjalanan hidup, kedamaian, upaya perdamaian, tentang para raja, kepahlawanan, hubungan dengan sang Pencipta, diplomasi dan berbagai hal khas yang terjadi pada orang-orang ToKotua dan ToMoronene. Kada merupakan pohon kisah yang terdiri dari 1700-an bait dengan percabangan kisah yang dapat berdiri sendiri. Pekada (orang yang menceritakan Kada) dapat memulai Kada dari permulaan kisah, atau dari percabangan kisah, dan dapat mengakhirinya di bagian manapun dari cerita tersebut. Aslinya, tradisi lisan ini dikisahkan di saat tertentu (seusai panen atau disaat senggang). Pekada Perempuan, biasanya mengisahkan Kada dari dalam kelambu. Sedangkan Pekada Lelaki, mengisahkan Kada dalam kondisi apapun, baik berbaring atau duduk bersila. Para pendengar Kada akan berkerumun di sekitar mereka dan ikut menyahuti bagian-bagian tertentu dalam kisah.
Pekada tidak sembarang orang, sebab tidak mudah menghapalkan bait yang jumlahnya hampir 2000-an itu. Pelaku memang memiliki kekuatan tertentu yang konon diturunkan melalui semacam ritual. Kerasukan, kadang menjadi alasan paling klenik dalam kesastraan lisan ini. Namun begitu pesan-pesan moral dan perilaku yang mencerminkan sikap damai dan upaya-upaya perdamaian begitu kental dalam keseluruhan Kada.
Prosesi ini didokumentasikan di desa adat HukaEa - LaEa, di Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai (TNRAW), dan merupakan bagian dari program pendokumentasian Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. Publikasi ini merupakan upaya menyebarluaskan informasi kebudayaan dan sastra, dan tidak bersifat komersial.
Kada Sastra Lisan Orang Moronene - 02
KADA, adalah salah satu dari lima sastra lisan orang ToKotua, di pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Kada berbentuk epos yang berisi kisah perjalanan hidup, kedamaian, upaya perdamaian, tentang para raja, kepahlawanan, hubungan dengan sang Pencipta, diplomasi dan berbagai hal khas yang terjadi pada orang-orang ToKotua dan ToMoronene. Kada merupakan pohon kisah yang terdiri dari 1700-an bait dengan percabangan kisah yang dapat berdiri sendiri. Pekada (orang yang menceritakan Kada) dapat memulai Kada dari permulaan kisah, atau dari percabangan kisah, dan dapat mengakhirinya di bagian manapun dari cerita tersebut. Aslinya, tradisi lisan ini dikisahkan di saat tertentu (seusai panen atau disaat senggang). Pekada Perempuan, biasanya mengisahkan Kada dari dalam kelambu. Sedangkan Pekada Lelaki, mengisahkan Kada dalam kondisi apapun, baik berbaring atau duduk bersila. Para pendengar Kada akan berkerumun di sekitar mereka dan ikut menyahuti bagian-bagian tertentu dalam kisah.
Pekada tidak sembarang orang, sebab tidak mudah menghapalkan bait yang jumlahnya hampir 2000-an itu. Pelaku memang memiliki kekuatan tertentu yang konon diturunkan melalui semacam ritual. Kerasukan, kadang menjadi alasan paling klenik dalam kesastraan lisan ini. Namun begitu pesan-pesan moral dan perilaku yang mencerminkan sikap damai dan upaya-upaya perdamaian begitu kental dalam keseluruhan Kada.
Prosesi ini didokumentasikan di desa adat HukaEa - LaEa, di Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai (TNRAW), dan merupakan bagian dari program pendokumentasian Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. Publikasi ini merupakan upaya menyebarluaskan informasi kebudayaan dan sastra, dan tidak bersifat komersial.
TRAVEL LABENGKI & SAMBORI ( PART 1 )
Summer Vibes by Simon More (Royalty Free Music)
Exploring Indonesia: Wakatobi, Sulawesi Tenggara
Simple Trip Kendari-Punggaluku ft Brokuy Channel (Motovlog)
perjalanan dari Kota Kendari - Kel.Punggaluku kabupaten konawe Selatan
dalam perjalanan ini kita akan melewati gunung wolasi yang terkenal dengan tikungannya yang tajam , tidak jarang kecelakaan terjadi di jalur ini, oleh karena itu bagi teman-teman yang akan melakukan perjalanan dari Kota kendari menuju Andoolo atau ke kabupaten Bombana harap berhati-hati ...
keep safety my friend , and c u later...
Subscribe Brokuy Channel :
Music by :
Track: Elektronomia - Summersong 2018 [NCS Release]
Music provided by NoCopyrightSounds.
Watch:
Free Download / Stream:
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Joakim Karud - Classic -
Kada Sastra Lisan Orang Moronene 03
KADA, adalah salah satu dari lima sastra lisan orang ToKotua, di pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Kada berbentuk epos yang berisi kisah perjalanan hidup, kedamaian, upaya perdamaian, tentang para raja, kepahlawanan, hubungan dengan sang Pencipta, diplomasi dan berbagai hal khas yang terjadi pada orang-orang ToKotua dan ToMoronene. Kada merupakan pohon kisah yang terdiri dari 1700-an bait dengan percabangan kisah yang dapat berdiri sendiri. Pekada (orang yang menceritakan Kada) dapat memulai Kada dari permulaan kisah, atau dari percabangan kisah, dan dapat mengakhirinya di bagian manapun dari cerita tersebut. Aslinya, tradisi lisan ini dikisahkan di saat tertentu (seusai panen atau disaat senggang). Pekada Perempuan, biasanya mengisahkan Kada dari dalam kelambu. Sedangkan Pekada Lelaki, mengisahkan Kada dalam kondisi apapun, baik berbaring atau duduk bersila. Para pendengar Kada akan berkerumun di sekitar mereka dan ikut menyahuti bagian-bagian tertentu dalam kisah.
Pekada tidak sembarang orang, sebab tidak mudah menghapalkan bait yang jumlahnya hampir 2000-an itu. Pelaku memang memiliki kekuatan tertentu yang konon diturunkan melalui semacam ritual. Kerasukan, kadang menjadi alasan paling klenik dalam kesastraan lisan ini. Namun begitu pesan-pesan moral dan perilaku yang mencerminkan sikap damai dan upaya-upaya perdamaian begitu kental dalam keseluruhan Kada.
Prosesi ini didokumentasikan di desa adat HukaEa - LaEa, di Taman Nasional Rawa Aopa - Watumohai (TNRAW), dan merupakan bagian dari program pendokumentasian Kantor Bahasa Sulawesi Tenggara. Publikasi ini merupakan upaya menyebarluaskan informasi kebudayaan dan sastra, dan tidak bersifat komersial.