Lasem Cultural Heritage: Klenteng Cu An Kiong
Part 1: Klenteng Cu An Kiong
Kunjungan Ke Lasem, Rembang. Kota dengan pengaruh kebudayaan Pecinan yang berada di pesisir Utara Pulau Jawa.
Kota Lasem berada di sebelah Timur Kota Semarang berjarak kurang lebih 129 km (80 miles).
Dengan mobil bisa ditempuh kurang lebin 3 jam.
Salah satu lokasi yang wajib dikunjungi adalah Klenteng Cu An Kiong.
Kleteng yang konon sejarahnya telah berusia lebih dari 5 abad.
Recorded by #EOSM6
DOP: Tantra Arjunanto / Editor: Jakarta Escape Team
Terima kasih kepada teman-teman Escape Photography yang sudah bergabung pada trip Lasem, Cultural Heritage kali ini.
Note: Foto-foto hasil hunting bisa dilihat di link berikut:
#Canon #PhotoHunt #JakartaEscape #StreetPhoto #jalanjalan #traveling #LasemCulturalHeritage #Lasem #StreetPhotography #CanonIndonesia #CanonAsia
Klenteng Cu An Kiong Lasem Central Java Indonesia
Klenteng tertua di lasem
Klenteng tua yang bersejarah tepatnya di galangan lasem Klenteng Cu An Kiong menjadi sebuah bukti sejarah bahwa masyarakat Tionghoa dapat berbaur dan melebur bersama budaya dan masyarakat Jawa.
Teaser Klenteng Kidul Rembang - Hok Tik Bio
HUT AKBAR KLENTENG HOK TIK BIO
ke 161 TAHUN 2016
START MULAI JAM 10 PAGI
KELILING KOTA REMBANG
Klenteng Mak Co Rembang
Klenteng Mak Co adalah klenteng yang terdapat di Kabupaten Rembang dengan pujaan utama Dewi Tian Shang Sheng Mu.
Klenteng Mak CoInformasi umumLokasi Desa Tasikagung, Rembang, Rembang, Jawa TengahAlamatJalan Pelabuhan No.1 RembangMulai dibangun1841Desain dan konstruksiArsitekKapiten Lie
SejarahSunting
Pada saat terjadi pemberontakan Tionghoa pada tahun 1740 yang dimulai di Batavia dan meluas ke daerah lain termasuk Jawa Tengah (dikenal dengan nama Perang Kuning), terjadi persatuan antara masyarakat pribumi dengan Tionghoa. Belanda menganggap hal tersebut membahayakan kejayaan Kompeni sehingga mereka mengadu domba kedua kelompok ini. Kompeni kemudian mengeluarkan perintah untuk memindahkan pemukiman orang-orang Tionghoa di Dresi (Wetan dan Kulon) serta Jangkungan ke sebelah timur atau masuk ke dalam Kota Rembang yang sekarang.
Dengan dipindahkannya pemukiman warga Tionghoa, Kelenteng Dewi Samudra Mak Co Poo Thian Siang Sing Bo Nio-Nio yang semula berada di Jangkungan juga dipindahkan ke Rembang. Awalnya, bangunan klenteng menempati lokasi di Jalan K.S. Tubun No.3, ditandai batu peringatan pemugaran kelenteng yang masih ada hingga sekarang. Tidak diperoleh data yang pasti kapan dan berapa lama klenteng Dewi Samudra berada di lokasi tersebut. Klenteng kemudian dipindahkan ke Desa Tasikagung di lokasi yang sekarang, setelah warga Tionghoa membangun kelenteng Tjoe Hwie Kiong di Rembang pada tahun 1841.
#wisatarembang
#rembang
#makco
#klenteng
#wisatareligi
#eksplorerembang
#
Kota Lasem “The little Beijing old town” 日本人 #lasem
Lasem is believed to be the site where the Chinese made their first settlement on Java over 200 years ago. An uncorroborated account even suggests that Lasem was named after the number 63 (Lak-sam in the southern Chinese dialect) that refers to the fleet of the legendary Admiral Cheng He from the Zu Di empire of the Ming Dynasty. The story goes that 63 of the fleet‘s Jung ships were washed ashore by a heavy storm to this coast. The location where they landed and settled was henceforth called: Lasem.
Another historic record mentions the arrival of the first Chinese in Lasem in the fifteenth century (1411-1416.) He was a Hanafi Chinese Muslim by the name of Bi Nang Un, whopioneered the establishment of the Chinese settlement in Lasem. He was later followed by more Chinese Hokkien immigrants who embraced Confucianism.
The influence of Chinese culture on Lasem can still be strongly felt until today in the city’s architecture and daily life of the people. Once known as “The little Beijing old town” by European researchers during Dutch the colonial days, Lasem was, however, dubbed the town “le petit Chinois” or Little China by the French. Through the centuries Lasem today exemplifies the peaceful assimilation of Chinese and Javanese cultural traits that have become part of the Peranakan Chinese, descendents of mixed marriages.
Today, one can still observe the maze of high walls and distinctively oriental designed gates. Inside these walls and gates are huge houses with Javanese-style porches and Chinese-style roofs. Distinct Chinese architecture is also found in several other buildings all across the town. These exceptional buildings are found in the Babagan village, Gedong Mulyo, Karang Turi, Soditan, Sumber Girang and Ngemplak, that are today designated as protected cultural heritage buildings by the local government.
Another outstanding feature of Lasem are three unique Chinese temples. The first is the brightly-hued and intricately-designed Chinese Cu An Kiong Temple in Dasun Street. Built in the 16th century, the temple is regarded as the oldest temple in Lasem, and is even believed to be the oldest on Java. Next is the Gi Yong Bio Temple in Babagan Street, which is also a monument to the time when the Chinese of Lasem together with local Javanese compatriots waged war against the Dutch colonial rule in 1745-1752. The third temple is the Poo An Bio which was built around 1740, when the Lasem Chinese population increased rapidly with the arrival of Chinese refugees from Batavia fleeing the slaughter of the Chinese by the Dutch. The three temples in Lasem are incorporated into the Trinity Foundation, where each shows diverse rituals.
The most outstanding Chinese legacy in Lasem is probably the Reclining Buddha Statue which is housed in the Vihara Ratanavana Arama. The Reclining Buddha measures 14 Meters in length and is done in bright gold color. Inside the vihara is also a miniature Borobudur Temple.
Another legacy of Chinese culture –and its welding with the local Javanese culture- are painted in the colorful patterns of the Batik fabric commonly known as Batik Lasem. The Batik of Lasem features vibrant designs such as the phoenix and butterflies with a combination of geometrical Javanese patterns such as parang, kawung, and udan liris. What makes the Batik Lasem special is the domination of a particular red color that is here known as “getih pithik” – the Javanese language for Chicken Blood-, which is said be only made here. Lasem's hand drawn batik centers can be found in the subdistricts of Gedongmulyo, Babagan, Karangsuri, Sumbergirang and Karanggede. Tuesday, 23 Feb 2016
RENTAL MOBIL PLUS SUPIR PALING MURAH DI INDONESIA
DALAM KOTA : RP 300.000/HARI
LUAR KOTA DALAM PROVINSI : RP 350.000/HARI
WEEKEND (JUMAT,SABTU,MINGGU)
DALAM KOTA : RP 350.000/24jam
LUAR KOTA DALAM PROVINSI:RP 400.000/24jam
ANNAEKATRANS
Layanan Transportasi Nyaman, Murah dan Terpercaya.
MELAYANI :
1. SEWA MOBIL + SUPIR
~ AVANZA / XENIA
~ INNOVA
~ ERTIGA
~ ELF (LONG / SHORT)
~ HIACE
~ BUS (MEDIUM / BIG)
2. SEWA SKUTER / MOTOR
3. PAKET WISATA DALAM & LUAR NEGERI
4. AGEN TRAVEL (RESERVASI BOOKING ONLINE)
5. MENERIMA TITIPAN PAKET
JL.GEBANG BLOK D NO.4 GAMER KOTA PEKALONGAN
Call/WA : 085868788968 / 085200181358 / 082227594993
惠榮宮天上聖母寶誕出廟巡游 KIRAB MADIUN
印尼東爪哇茉莉芬市惠榮宮天上聖母寶誕出廟巡游
Kirab Ritual dan Budaya Kelenteng Hwie Ing Kiong Madiun Jawa Timur tanggal 14 - 15 April 2012 / 24 - 25 Sha Gwee 2563. dalam rangka HUT. YM. Ma Zu Tian Shang Sheng Mu ke - 1053 dan hari jadi ke - 125 tahun berdirinya TITD. Hwie Ing Kiong Madiun .
Lasem Heritage : Journey to 3 Ancient Chinese Temples in Lasem
Indonesian Heritage : Based on the search of various museums in Den Hag, the Netherlands, it was recorded that the An Kiong Cu Temple was established in 1477. When referring to the data, the age of this temple reaches more than 540 years or 5 centuries. From the courtyard of the temple, Chinese carvings, two dragons at the gate, the roof of the swallow's tail building were seen. An iron pole resembled a ship's deck pole which still stood towering on the temple's courtyard.The pillar with a small triangular flag is a marker of the god associated with the sea, namely Dewi Ma Zu (often called Mak Co), or in Hokkian known as Thian Siang Sing Bo which means the Goddess of the Ocean or the Goddess of the Sea from Fujian.
The other temple in Lasem is Gie Yong Bio. This temple is located on Jalan Babagan No 7, Babagan Village, Lasem District.In the Gie Yong Bio Temple, it contains an altar containing statues of Fude Zhengshen and Confucius. This temple also has an architecture with Fujian, South China.
Poo An Bio Temple is located on Jalan Karangturi VII / 13, Karangturi Village, Lasem District.This temple is referred to as an offering to Kwee Sing On (Guo Shen Wang). Kwee Sing Ong is an original god in the temple in Baijiao Village, Zhangzhou District, Fujian Province, South China.
Sejit kongco Hian Thian Siang Tee 2016 I
Klenteng Hian Thian Siang Tee, Welahan
保安殿神農大帝出廟巡游 { 16 }
Kirab Ritual dan Budaya 5 Tahun sekali - Klenteng Po An Thian
保安殿神農大帝出廟巡游。
4 Juni pukul 6:00 sampai 9 Juni pukul 23:00
Dalam rangka Sejit/Wan So Yang Mulia KongCo Sin Long Tay Tee kami segenap pengurus Kelenteng Po An Thian Pekalongan mengundang Bapak/Ibu /Saudara /Saudari atau Kelenteng/Bio/Cetya/Vihara se-Jawa dan sekitarnya sekalian untuk menyaksikan dan mengikuti serta berpartisipasi dalam rangkaian acara sebagai berikut :
- 4-6 Juni 2013 / 26-28 Sie Gwee 2564, Menaikkan sesaji masakan dari umat dan Kelenteng Po An Thian kepada YM. Kongco Sin Long Tay Tee.
- 6 Juni 2013 / 28 Sie Gwee 2564, Sembahyang Kebesaran menyambut hari Sejit / Wansho YM. Kongco Sin Long Tay Tee.
- 7 Juni 2013 / 29 Sie Gwee 2564, Pelayanan dan Pengobatan Umat dengan ritual Lothang yang dipimpin oleh Taysengbio Manado .
- 8 Juni 2013 / 1 Go Gwee2564, Penerimaan Kimsin tamu dari Klenteng/Bio/Cetya/Vihara se-Jawa dan sekitarnya ; Ramah Tamah dan Lelang di Gedung Serbaguna Lung Fung Thang (Wisma Liong Hong), Jl. Blimbing no. 3-5-7
- 9 Juni 2013 / 2 Go Gwee 2564, Kirab Ritual & Budaya keliling Kota Pekalongan bersama Kelenteng/Bio/Cetya/Vihara se-Jawa dan sekitarnya menyambut datangnya Wansho YM. Kongco Sin Long Tay Tee
Ekspedisi Lasem
Lasem kota di mana sejarah panjang Indonesia. Kota harmoni antar budaya.
Sedekah Bumi Klenteng Tjong Hok Bio Juwana Pati
Wartapati.com #info_pati Juwana – Klenteng adalah sebutan untuk tempat berkumpul, silaturahmi untuk warga Tionghoa di Indonesia pada umumnya. Perayaan sedekah bumi untuk Dewa Bumi masyarakat Thionghoa di seluruh dunia dilaksanakan hari ini (15/9). Sedekah bumi ini dilakukan setiap tahun setiap tgl 15 bulan imlek pada kalender China. Jika imlek yang dilakukan pada bulan Februari merupakan pergantian tahun, sedangkan yang ini untuk menghormati Dewa Bumi. Sedekah Bumi ini di Klenteng Tjong Hok Bio, Juwana, Pati. selengkapnya
Kirab Ritual dan Budaya HUT ke-191 Kelenteng Eng An Kiong Malang
Malang - MInggu, 17 Juli 2016
Kisah Tragis Catatan Sejarah Klenteng Tertua di Jawa Justru Ada di Belanda
Klenteng Cu An Kiong diyakini tertua di Pulau Jawa. Namun sayang, tidak ada catatan sejarah tertinggal. Semua bukti sejarah telah dirampas oleh tentara Belanda dan kini terkumpul di Museum di Den Haag, Belanda. Tragis! Tentu, ada banyak benda budaya kita yang dirampas dan ada di sana.
Menurut catatan, Klenteng Cu An Kiong sudah ada di peta Lasem buatan 1477. Maka tidak heran, ada sumber yang menyebut Klenteng dibangun pada 1335.
Warga Tionghoa di Lasem adalah mereka yang pergi meninggalkan tanah leluhurnya di Tiongkok Selatan. Tak heran, Cu An Kiong mengadopsi arsitektur khas Tiongkok bagian selatan,
karena atapnya berbentuk “Ying Shan,” menyerupai ekor walet.
Kehadiran Klenteng Cu An Kiong sejak awal menandakan guyub-rukun masyarakat Tionghoa dan Jawa. Bersama-sama mereka memerangi Belanda dan Jepang. Bahkan sampai kini, untuk menghormati dua budaya yang berbeda ini selalu dilakukan pagelaran wayang kulit, klonengan, dan gamelan setiap hari ulang Thian Siang Seng, yang juga jatuh sebagai hari ulang tahun klenteng, yakni pada tanggal 23 bulan 3 penanggalan Cina.
#WisataLasem #KlentengCuAnKiong #TravelBlogger
runner running at klenteng lasem
klenteng dasun lasem jateng
Kirab YM sampo tay djien HTB 2019
Kirab Akbar - Jombang
Kirab Akbar - Jombang - Berbagai atraksi seni dan kebudayaan ikut meramaikan jalanya acara kirab ritual yang di selenggarakan di kota jombang.
kirab budaya & Ritual ruwat bumi KONG MIAO 孔 廟 (TMII ) { 1 }
MINGGU, 9 Oktober 2016. Kegiatan Peringatan Hari Kelahiran Nabi Kong Zi 2567 Nasional serta kirab budaya & Ritual ruwat bumi yang dihadiri Klenteng-Klenteng Miao (Bio) dari Pulau Jawa & Sumatera mengelilingi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ... Kegiatan yang diselenggarakan MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia) Bertepatan hari besar Para Shen Ming (Sien Beng) tanggal 9 bulan 9 Imlek 2567 Kongzili Kongco Hian Tian Siang Tee, Kongco Lo Cia, Ma Co Tian Siang Seng Bo, Kongco Kwan Kong .. Hadir dalam kegiatan ini Ibu Sinta Nuriah Wahid istri Alm. Gus Dur dan keluarga serta Walikota Jakarta Timur mewakili Gubernur & Wakil Gubernur, Ketua FKUB Provinsi DKI Jakarta, pengelola Taman Mini Indonesia Indah (TMII) & Tokoh Khonghucu International asal Hongkong Dr. Tong Yun Kai serta pimpinan Matakin ... Luar biasa banyak umat yang hadir dan pengunjung di Kong Miao TMII .. Acara yang diliput banyak media termasuk Televisi Nasional .
Dalam rangka memperingati dan merayakan Hari Lahir Zhi Sheng Kong Zi, Khongcu, Confucius, MATAKIN dan Kelenteng Kong Miao Taman Mini Indonesia Indah akan menggelar Kirab Budaya pada hari Minggu, 09 Oktober 2016, mulai tepat pukul 15.00 WIB sampai selesai. Kirab ini diikuti 36 Kelenteng dari seluruh Indonesia, 38 Tandu, 12 Barongsai, 3 Naga, Barisan Bendera, Marching Band, dan aneka kesenian dari lintas agama : Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha.
Nezha San Tai Zi. 哪 吒三太子Birthday_Nacha Miao 哪 吒 廟 08.04.2566
哪 吒 廟
cetya nacha
perum.vila bukit tidar blok c1/501
Malang, Jawa Timur
Indonesia
Upacara Hut Yang Mulia Dewa Nezha San Tai Zi . 哪 吒 三太子 Tanggal 31 Mei 2015/lunar 14.04.2566
Rupane ra karuan gaes Grajen istimewa