Pura Ponjok Batu Buleleng Bali
Pura Ponjok Batu terletak di desa Pacung kecamatan Tejakula Buleleng Bali. Pura Ponjok Batu merupakan sebuah tempat pemujaan untuk meminta berkah atau keselamatan, selain itu di Pura ini juga sebagai tempat penyucian diri bagi umat hindu. Apabila dari singaraja, jarak Pura ini kira-kira mencapai 24 Kilometer. Namun apabila di tinjau dari denpasar jaraknya mencapai 110 Kilometer.
Ponjok Batu Temple - Buleleng Bali
Ponjok Batu Temple is a unique and sacred Hindu temple where all temple buildings are made from stone situated in Banjar Alasari, Pacung countryside, Tejakula sub district and Buleleng regency, Singaraja Bali. This temple is also known as Bali Stone Temple located 24 km east side of Singaraja town or north part of Bali. This temple area own the wide area about 35 acre in form of black stones bank. The position of this temple is rather sticking out to the sea as a small peninsula or in Balinese word caaled by Ponjok. Base on the position and condition then this place is named by Ponjok Batu so that the temple is standing above foreland petrify and it is referred as Ponjok Batu Temple.
Melukat di Pura Ponjok Batu - Tejakula - Buleleng - Bali
Pura Ponjok Batu, Penyeimbang Bali Utara
Pura Ponjok Batu merupakan salah satu Penyungsungan Jagat atau Pura Dang Kahyangan, selain Pura Pulaki di Desa Banyupoh, Gerokgak. Pura ini terletak di Desa Bangkah, Kecamatan Tejakula, Buleleng. Memang tidak ada data pasti mengenai awal keberadaan pura ini. Namun yang diketahui, keberadaan pura ini tak bisa lepas dari sejarah kedatangan Pendeta Siwa Sidanta yaitu Danghyang Nirartha (Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke-15, saat masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali.
Pura ini memiliki rekaman sejarah yang panjang dan unik. Hal tersebut ditelusuri lewat temuan arkeologi, efigrafi dan folklore (cerita rakyat) yang hidup di tengah masyarakat kecamatan tejakula dan sekitarnya.
Berdasarkan kajian arkeologis, saat penggalian di lokasi perbaikan pura tahun 1995 ditemukan sarkopah/sarkopagus. Kini sarkopah itu disimpan bersama sarkopah lainnya di halaman depan Pura Duhur Desa Kayuputih, Banjar. Sarkopah (peti mayat) terbuat dari batu cadas, banyak ditemukan di beberapa daerah di Bali.
Sistem penguburan menggunakan sarkopah berlangsung sejak zaman perundagian di Bali tahun 2500-3000 SM, atau sekitar 5.000 tahun lalu. Berarti di sekitar kawasan Pura Ponjok Batu pernah dihuni masyarakat yang mendukung budaya sarkopah. Sarkopah merupakan tempat disemayamkannya jasad orang yang dihormati masyarakat. Pada zaman perundagian, masyarakat percaya pemujaan roh nenek moyang dan orang-orang yang dihormati, seperti kepala suku atau ketua adat. Seperti halnya tradisi pembuatan mumi di Mesir, Babilonia, Siria dan lainnya.
Sementara menurut kajian efigrafi atau prasasti, Desa Julah sebagai pemukiman sangat ramai. Ini diketahui dari prasasti yang dikeluarkan raja-raja dari Dinasti Warmadewa, masing-masing masa pemerintahan Raja Sang Sri Aji Ugrasena (tahun 923 M), Raja Sri Aji Tabanendra Warmadewa (955 M), Raja Sri Janasadhu Warmadewa (975 M), Raja Sri Dharma Udayana Warmadewa (1011 M), Raja Putri Sang Adnyadewi, Prabu Marakatta (1022-1026 M), Raja Sri Paduka Anak Wungsu dan Raja Sri Prabu Jayapangus (1181 M).
Raja-raja yang pernah berkuasa itu hampir semuanya pernah mengeluarkan prasasti tentang keberadaan Desa Julah. Di sana disebutkan pula bahwa tugasnya menjaga sebaik-baiknya semua pura yang ada di wilayah Desa Julah. Kendati tidak disebutkan dengan jelas tentang Pura Ponjok Batu, tetapi dipastikan Pura Ponjok Batu merupakan salah satu pura yang ikut dirawat. Di pura itu juga ditemukan beberapa patung, di antaranya patung Dewa Siwa, Nandini dan Ganesa. Ini merupakan petunjuk bahwa perhatian raja Dinasti Warmadewa terhadap Pura Ponjok Batu sangat besar.
Masa kekuasaan Warmadewa berlangsung sampai 1343, ditandai dengan jatuhnya Kerajaan Bedahulu oleh Majapahit. Selanjutnya pemerintahan di Bali dipegang Dinasti Kepakisan yang berpusat di Samprangan, lalu pindah ke Gelgel. Sampai kekuasaan Dalem Waturenggong, mulai ada perhatian terhadap Pura-pura di Bali Utara/ Denbukit. Diawali dengan kedatangan Danghyang Nirartha. Saat itu Pura-pura yang ada di Bali Utara mendapat kunjungan kembali dalam bentuk dharma yatra, mulai dari Pura Pulaki dan pura lainnya, termasuk Ponjok Batu.
Danghyang Nirartha kemudian melanjutkan perjalanannya ke Lombok, setelah menolong seorang bendega atau awak perahu asal Lombok, yang sedang karam di sekitar pantai Ponjok Batu. Dikisahkan, awak perahu itu melihat batu bersinar di tengah laut. Batu didatangi, dibelah. Tetapi kemudian mereka tidak bisa berangkat sampai datang pertolongan dari Danghyang Nirartha. Batu itu hingga kini masih ada di pantai Ponjok Batu.
Sejak kedatangan Danghyang Nirartha, nilai spiritual tempat suci kembali bangkit. Pura Ponjok Batu mulai memancarkan sinar secara terus-menerus, walaupun Danghyang Nirartha telah meninggalkan tempat itu menuju ke Lombok, seperti terungkap dalam lontar Dwijendra Tattwa.
Sementara berdasarkan folklore, Pura Ponjok Batu berasal dari cerita Ida Batara di Bali yang menimbang beratnya Bali Utara dari Pura Penimbangan di Desa Panji. Ternyata Bali Utara bagian timur lebih ringan. Maka Ida Batara menambah tumpukan batu di bagian timur Bali Utara sehingga timbangan itu menjadi seimbang.
Pura Ponjok Batu, Tejakula Buleleng - Bali
29 Desember 2011. Tirta Yatra di Akhir tahun 2011. Pura Puncak Penulisan, Pura Bukit Sinunggal, Pura Poncok Batu, Pura Kerta Kawat, Pura Pemuteran dan Pura Melanting.
Pantai ponjok batu Buleleng bali/kawasan pura ponjok batu/kawasan bersejarah(1)
SPNF SKB KOTA TIRTA YATRA KE PURA PONJOK BATU BULELENG BALI 3
SPNF SKB KOTA TIRTA YATRA KE PURA PONJOK BATU BULELENG BALI 3
TIRTA YATRA
BERSAMA PAUD HARAPAN BANGSA
SPNF SKB KOTA DENPASAR
TIRTA YATRA
DILAKSANAKAN PADA HARI SELASA 26 JUNI 2018.
BERANGKAT PK. 07.30 DAN KEMBALI PK. 19.30 WITA
PURA YANG DITUJU:
PURA ULUN DANU BATUR KITAMANI, PURA
BALINGKANG DS. PINDAN KINTAMANI DAN PURA
PONJOK BATU TEJAKULA BULELENG TIMUR.
Catatan Penjelajah Muda: Kunjungan ke Pura Ponjok Batu
Pantai ponjok batu Buleleng bali/kawasan pura ponjok batu/kawasan bersejarah(4)
Pura Ponjok Batu, Desa Tejakula, Singaraja Bali
19 Mei 2017, Gratitdadi berkesempatan mengunjungi Pura yang terletak di Bali Utara. Pemandangan laut yang bgitu indah dan suasana sakral yang sangat kental.
Ikuti terus perjalanan kami di channel ini.
Follow juga instagram kami : gratitdadi.selatan
Pura Ponjok Batu
Sunrise Ponjok Batu temple
Tari Baris Desa Tejakula - Melasti Pura Ponjok Batu 2017
Pura Pondok Batu temple (north-east Bali)
Along the north-east coastal road is another lovely temple, with a charming seaside location
Olivier de Lapeyrouse - Bali Toussaint 2012 - Temple Hindouiste de Ponjok Batu
Jimmy touring karangasem 20des2014- video ponjok batu
Pulaki Temple Bali Pemuteran
Pura Pulaki is the main temple for Pemuteran. It backs up against the hills and is home to a troop of non-threatening monkeys.
The Pulaki Temple commemorates the arrival of the Javanese saint-priest Nirartha to Bali in the early 16th centuries. It is said that when Nirartha entered the forest of Pulaki he was escorted by monkeys. As his respect to those monkeys he established the Pulaki temple and the monkeys became its guardian. Legend said that Nirartha had a beautiful daughter, who he later forced to hide at the temple to prevent her abduction by the king. The temple is only 25 meters from the sea with spectacular views. The Cliffs tower behind the temple which is surrounded by jungle.
Thanks for the music tracks to: AMAZING Lounge MUSIC COLLECTION
I have more videos on my Youtube chanel
Pesona Pura Batu Kursi Singaraja
The Beauty Sea in Bali (Ponjok Batu Beach)
Holiday 2018
Bali, Feiertag in Bondalem im Tempel Ponjok Batu
BlaueLagunen, Indonesien, Bali, Bondalem