A Trip to Djuanda Grand Forest Park - Dago - Bandung
Djuanda grand forest park (Taman hutan raya - Tahura) is a conservation area in Bandung. this place is for you if you like to expirience forest natural sorrounding inside Bandung city. feel fresh and recharge your body and soul by tracking this wonderful landscape.
Wisata alam yang berlokasi di dekat Dago pakar- kota bandung.
tempat yang indah cocok untuk retreat dan bersantai sambil menghirup udara segar alam yang hijau dan asri.
di lokasi taman hutan raya ini (TAHURA) Ir juanda ini terdapat juga beberapa tempat menarik yang dapat dikunjungi seperti curug yang indah dan penakaran rusa. di tahura ini juga anda dapat mengunjungi goa belanda dan goa jepang yang cukup besar dan sangat menarik di eksplorasi.
Tags:
#tahura
#forestpark
#bandung
#dago
Wonderful Indonesia | Having great time at Taman Hutan Raya Bandung (Forest Park Ir. H. Djuanda )
Forest Park Ir. H. Djuanda is an integrated conservation area between secondary natures with plantation forest located in Bandung, Indonesia. The area reaches 590 hectares from Dago Pakar area to Maribaya.
The location of Forest Park Ir. H. Djuanda is in Kampung Pakar, Ciburial Village, Cimenyan District, at an altitude of 770 mdpl to 1330 masl. On its fertile land, there are about 2500 species of plants consisting of 40 families and 112 species. Currently the management of the park is done by the Forest Service of West Java Provincial Government.
The area is usually quite crowded on weekends, especially on Sunday morning when many people come to have recreation, enjoying the atmosphere or doing cross-country exercise with the route of Tahura-Maribaya along the 6 kilometers. This distance can usually be reached walk about 2-3 hours (depending on conditions). A definite walk through Ir Forest Park Ir. H. Djuanda is very fun because in addition to great environment, it also provides freshness because the air is relatively clean.
Apart from its natural forest and for cross-country exercise, THR Djuanda also has other attractions: Monument Ir. H. Djuanda, Japanese Cave, Dutch Cave, Expert Pool, Waterfall Curug Omas, Waterfall Curug Lalay, Waterfalls Curug Dago, Museum Ir. H. Djuanda, Ancient cultural artifacts ever found in Dago Pakar area, The King of Thailand inscription, playground, and Keraton Cliff (Separate Ticket Plane & Valid Ticket to Tahura for 1 day)
Jalan Senja di Taman Hutan Raya Djuanda Dago, Bandung Indonesia (Binaural Ambience Experience)
#hutanrayadjuanda #nuansans #walking #relaxing #binaural #3d #audio #ASMR #spatial #sound
NuanSans-Tahura Dago
Melakukan perjalanan santai di Taman Hutan Raya Djuanda berbekal kopi di dalam tumbler, menikmati senja yang mendung berangin, mendengarkan suara alam natural dan kicauan burung-burung yang kembali ke rumahnya
Semoga anda menikmatinya semua (Relaxing spatial sound 3d audio ASMR ambience)
Tonton trus video kita yaa di :
(
Untuk kerjasama bisa ke : pipeul19@gmail.com
Jangan lupa tekan tombol subs,like,comment dan share ya
Thanks pipeul for watching our video!
Keep support ????????????
Liburan Murah di Taman Hutan Raya (TAHURA) Ir. H.Djuanda Dago Bandung | Free Backsound No Copyright
Taman terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda ini pada awalnya merupakan hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Pulosari dengan luas 590 ha. Perintisannya dimulai tahun 1912 bersamaan dengan pembangunan terowongan penyadapan air Sungai Cikapundung, sekarang dikenal sebagai “Gua Belanda”, yang peresmiannya dilakukan tahun 1922.
Sejak Indonesia merdeka, kawasan Hutan Lindung Pulosari ini otomatis menjadi asset pemerintahan Republik Indonesia yang dikelola oleh Djawatan Kehutanan.
Gubernur Jawa Barat Mashudi pada tahun 1960 menggagas Taman Hutan Wisata Alam yang sekaligus Kebun Raya.
Untuk mengenang jasa-jasa seorang tokoh Jawa Barat Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja, Perdana Menteri Indonesia ke-10 yang meninggal tahun 1963, maka Taman Hutan Kota tersebut pada tanggal 23 Agustus 1965 diresmikan oleh Gubernur Mashudi dan diberi nama menjadi Kebun Raya Rekreasi Ir. H. Djuanda, yang kemudian dikelola oleh Djawatan Kehutanan Provinsi Jawa Barat.
Tahun 1978 pengelolaan dari Djawatan Kehutanan Provinsi Jawa Barat diserahkan ke Perum Perhutani Jawa Barat.
Pada tahun 1980 Kebun Raya/Hutan Wisata yang merupakan bagian dari komplek Hutan Gunung Pulosari ini ditetapkan sebagai taman wisata, yaitu Taman Wisata Curug Dago seluas 590 ha yang ditetapkan oleh SK. Menteri Pertanian Nomor: 575/Kpts/Um/8/1980 tanggal 6 Agustus 1980.
Pada tahun 1985, Mashudi dan Ismail Saleh sebagai pribadi dan Soedjarwo selaku Menteri Kehutanan mengusulkan untuk mengubah status Taman Wisata Curug Dago menjadi Taman Hutan Raya.
Usulan tersebut kemudian diterima Presiden Soeharto yang kemudian dikukuhkan melalui Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1985 tertanggal 12 Januari 1985. Peresmian Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda dilakukan pada tanggal 14 Januari 1985 yang bertepatan dengan hari kelahiran Ir. H. Djuanda. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda sebagai Taman Hutan Raya pertama di Indonesia.
Untuk menjamin susksesnya pengelolaan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Menteri Kehutanan melalui Surat Keputusan Nomor: 192/Kpts-II/1985 membentuk Badan Pembina Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda yang diketuai oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam (PHPA) serta menunjuk Perum Perhutani sebagai Badan Pelaksana Pengelolaan dan Pembangunan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Taman Hutan Raya Juanda Bandung | Cinematic FPV Drone
Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Juanda adalah kawasan konservasi dan kebun raya di Bandung, Indonesia. Mencakup 590 hektar, membentang dari Dago Pakar ke Maribaya
Taman ini mengambil namanya setelah Djuanda Kartawidjaja, Perdana Menteri Indonesia terakhir . Terletak di Kampung Pakar, Desa Ciburial, di Distrik Cimenyan.
Ketinggiannya berkisar antara 770 dan 1330 meter di atas permukaan laut. Tanahnya yang subur menopang sekitar 2500 jenis tanaman, terdiri dari 40 familia dan 112 spesies
Pada tahun 1965 taman ini didirikan dengan luas sekitar 10 ha, tetapi pada saat ini telah berkembang menjadi 590 hektar yang membentang dari Dago Pakar ke Maribaya
Saat ini dikelola oleh Dinas Kehutanan Pemerintah Provinsi Jawa Barat (sebelumnya di bawah naungan Perum Perhutani)
Taman Hutan Raya Ir. H. Juanda is a conservation area and botanical garden in Bandung, Indonesia. It covers 590 hectares, stretching from Dago Pakar to Maribaya
The park takes its name after Djuanda Kartawidjaja, the last Prime Minister of Indonesia. It is located in Kampung Pakar, Ciburial Village, in the Cimenyan District
Its altitude ranges between 770 and 1330 meters above sea level. Its fertile soil sustains about 2500 types of plants, consisting of 40 familia and 112 species
In 1965 the park was established with an extent of around 10 ha, but this has expanded to 590 hectares stretching from Dago Pakar to Maribaya
It is currently managed by the Forestry Service of West Java Provincial Government
Jasa dokumentasi video drone (aerial) dan darat
*. Visit us for more info :
-
-
-
*. [Gravity Motions]
-- Aerial Photo & Videography --
- Phone : +62877 2277 4779
- gravitymotion79@gmail.com
- Bandung, Jawa Barat, Indonesia
.
#sewadronebandung #cinematicfpv #cinematicdrone
Dago Pakar Villa M2 - 19 - Bandung - Indonesia
Dago Pakar Villa M2 - 19 hotel city: Bandung - Country: Indonesia
Address: Jalan Dago Pakar Mawar II No. 19, Resor Dago Pakar; zip code: 40000
Just a 5-minute drive from Forest Park Conservation Area Tahura Ir. H. Juanda, Dago Pakar Villa M2 - 19 offers spacious and modern accommodation. The villa is equipped with a flat-screen cable TV, DVD player and a terrace.
-- Dago Pakar Villa M2 - 19别墅距离Forest Park Conservation Area Tahura Ir. H. Juanda森林公园保护区仅有5分钟车程,提供宽敞的现代化住处。 该别墅配备了平面有线电视、DVD播放机、露台、私人入口、休息区、衣柜、带微波炉、冰箱和独立用餐区的厨房(设备齐全)、带淋浴的私人浴室与均享有花园景致的客房。 别墅距离均供应印尼和西式美食的Valley Restaurant餐馆与Stone Cafe咖啡馆均仅有5分钟车程。 Dago...
-- Просторная и современная вилла Dago Pakar M2 - 19 находится всего в 5 минутах езды от лесного парка и заповедника Тахура Ир. Х. Джуанда.
-- تقع Dago Pakar Villa M2 - 19 على بعد 5 دقائق بالسيارة من منطقة محمية منتزه غابات Ir. H. Juanda وتوفر أماكن إقامة واسعة وحديثة. وقد تم تجهيز الفيلا بشاشة تلفزيون مسطحة وقنوات الكابل، ومشغل دي في دي وتراس. يتضمن مدخل خاص ومنطقة جلوس وخزانة الملابس.
--
TAHURA: Love, Preserve, Conserve
TAHURA: Love, Preserve, Conserve
Earth is in crisis. One of the problem is climate change or global warming. Every country around the world fight this crisis and so Indonesia. Indonesia has been releases carbon dioxide very high intensity because of deforestation. In fact about 1.1 million hectares forests or 2% shrinks each year and Indonesia is the highest deforestation number 2 in the world.
But we don’t give up, we still fight on it, as one form of management of nature conservation area, Forest Park Ir. H. Djuanda or Taman Hutan Raya that we called TAHURA. It preserved more than 200 trees species from around the world also animal species diversity such as deers, birds, and monkeys that have the function to protect the ecosystem. In the other side, each year we plant many kind of trees for enrichment and also to absorb the carbon to reduce global warming. Beside that TAHURA also has geological conservation and historical heritage.
TAHURA also collaborated with NGO called Eco Camp that provides a range of activities and facilities for children and youth to get education about ecological awareness. Not only educational activities, but also young people learn about simplicity life to conserve the nature.
We only need to aware to LOVE the nature, we can PRESERVE it with only plant a tree, and finally we can CONSERVE it with both of them. So, we can make changes, and make it happens from the small steps.
What do you think is the potential of film to raise awareness on biodiversity conservation?
I think the potential of film to raise awareness on biodiversity conservation is because that we have a powerful message to conserve the nature from what we can do right now, from the small steps and from what we have, we can plant the tree, that’s very simpliest way, if we have forest park in the city we can preserve it, if we have knowledge, we can share it, this small steps, but very meaningful to the world.
Director and Editor: Handra Agniawan
Cameraman and Cinematography: Aditya Fardiana
Script Writer: Moh. Fajar Sugiharto
Music: Reach by Roary
Thanks to:
Mr. Ganjar as Conservationist
Mr. Matthew Boms as keynote from Climate Reality Project
ECO Camp
and also all crews